Internasional

Pilot Ryanair Mogok, 55.000 Penumpang di Eropa Telantar

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
10 August 2018 18:28
Pilot Ryanair Mogok, 55.000 Penumpang di Eropa Telantar
Foto: REUTERS/Albert Gea
Dublin, CNBC Indonesia - Ryanair menghadapi mogok kerja satu hari yang terparah di hari Jumat (10/8/2018) setelah pilot-pilot di lima negara Eropa berhenti kerja dan mengganggu rencana perjalanan sekitar 55.000 penumpang maskapai terjangkau itu di tengah puncak liburan musim panas.

Ryanair sebelum hari Natal lalu menghindari mogok kerja yang lebih parah dengan sepakat mengakui serikat pekerja untuk pertama kalinya dalam sejarah 30 tahun beroperasi. Kali ini, maskapai tidak dapat memadamkan protes yang memanas atas lambatnya perkembangan negosiasi kesepakatan kolektif para buruh.

Merespons pemberitahuan mogok kerja layanan, Ryanair mengumumkan pembatalan penerbangan selama beberapa hari, yaitu sebanyak 250 penerbangan dari dan ke Jerman, 104 penerbangan dari dan ke Belgia, serta 42 penerbangan dari dan ke Swedia juga pasar domestiknya di Irlandia, di mana sekitar seperempat pilotnya melakukan mogok kerja 24 jam yang kelima, seperti dilansir dari Reuters.

Maskapai itu memperhitungkan rencana perjalanan 42.000 penumpang terdampak dari aksi yang dilakukan di Jerman, dengan mayoritas penumpang yang beralih ke penerbangan Ryanair lain, dan sisanya melakukan pengembalian uang tiket (refund) atau mengalihkan rute penerbangan.

"Yang menurut saya tidak adil adalah para pilot ketiban sial, karena orang-orang ingin terbang dengan murah," kata Daniel Flamman, salah satu dari beberapa penumpang yang dijumpai Reuters di Bandara Frankfurt, yang mengatakan mereka bersimpati kepada para pilot.

"Menjengkelkan karena itu terjadi di liburan musim panas, tapi itu satu-satunya cara yang mereka miliki."

Ingolf Schumacher, negosiator berbayar (pay negotiator) di serikat Vereinigung Cockpit (VC) Jerman, mengatakan para pilot harus bersiap untuk "pertempuran yang sangat panjang" dan bisa memakan waktu berbulan-bulan untuk mendorong perubahan di maskapai murah terbesar di Eropa itu.

Masalah ini adalah salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi CEO Michael O'Leary, yang pernah mengatakan dia lebih memilih memotong tangannya ketimbang mengakui serikat dan di lain kesempatan menerobos barisan penanganan bagasi untuk bantu memasukkan barang ke pesawat.

Dalam beberapa tahun belakangan ini, O'Leary telah berusaha memperhalus citra publik Ryanair yang kasar karena khawatir sikap itu bisa kontra-produktif untuk maskapai yang paling untung di Eropa itu. Aksi mogok kerja itu melampaui 300 penerbangan per hari yang harus Ryanair batalkan bulan lalu, ketika awak kabin di Belgia, Portugal, dan Spanyol melakukan mogok selama 48 jam.

Pengadilan Belanda juga menolak permohonan Ryanair yang mencoba memblokir pilot-pilot Belanda untuk mengikuti aksi mogok kerja hari Jumat. Namun, maskapai Irlandia itu mengatakan semua penerbangannya akan berjalan sesuai jadwal.

Saham maskapai tersebut turun 1,4% ke posisi 13,36 euro (Rp 222.295), dan sudah anjlok 18% sejak aksi mogok kerja meningkat di pertengahan Juli sehingga harga sahamnya tetap berada di bawah 14,21 euro. Sahamnya juga anjlok di bulan Desember ketika Ryanair mengejutkan pasar dengan mengakui serikat buruh.

Ryanair mengoperasikan lebih dari 2.000 penerbangan per hari, melayani 223 bandara di 37 negara Eropa dan Afrika Utara. Mereka berkukuh tidak akan mengubah model bisnis terjangkau yang sudah mengubah industri dan membuatnya menjadi maskapai paling untung di Eropa.

Di Charleroi Airport, bandara kedua terbesar di Belgia dan penghubung utama Ryanair di kawasan itu, karyawan yang mogok kerja berkumpul di area keberangkatan dan mengangkat spanduk bertuliskan "Ryanair harus berubah - Hormati kami".

"Ryanair adalah satu-satunya [perusahaan] multinasional di Belgia yang tidak menghormati hukum Belgia dan itu tidak normal," kata Didier Lebber, perwakilan serikat ACV-CSC, yang sejumlah permintaannya termasuk memastikan upah para pilot ketika mereka dalam keadaan siap (stand-by).

Dengan meminta maaf kepada para konsumen, Ryanair mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya mengambil setiap langkah untuk meminimalisir gangguan dan meminta serikat yang mogok kerja untuk meneruskan negosiasi ketimbang terus melakukan "mogok kerja yang tidak adil".

Pernyataan tersebut semakin menyulut kemarahan serikat yang mengancam akan memindahkan pekerjaan dari basis-basis yang terdampak dari mogok kerja, dan mulai membawanya ke Dublin di mana maskapai memangkas armada musim dingin sebesar 20% dan memberi surat peringatan kepada lebih dari 300 karyawan.

Ryanair mengatakan aksi mogok kerja akan memengaruhi rata-rata tarif karena mengambil kursi-kursi yang bisa mereka jual dengan harga mahal di menit-menit terakhir.
(prm) Next Article Dua Pilot Tertangkap Sabu, Kemenhub Kecolongan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular