Internasional

Maskapai Terbesar Eropa Warning Perjalanan Udara, Ada Apa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
25 July 2023 21:00
Ryanair
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Ryanair, maskapai penerbangan terbesar di Eropa berdasarkan jumlah penumpang, memberi peringatan. Ini terkait inflasi yang tinggi dan kenaikan suku bunga.

Hal tersebut dapat mengurangi minat warga untuk perjalanan udara. Dampaknya diyakini akan terasa di pada paruh kedua tahun ini.

"Kami prihatin dengan dampak tren ekonomi makro ini," kata CEO Michael O'Leary dalam video yang diposting di situs web perusahaan pada Senin seperti dikutip CNN International, Selasa (25/7/2023).

"Tren tersebut mungkin memengaruhi belanja konsumen pada paruh kedua tahun ini," katanya. 

Industri perjalanan udara telah bangkit kembali setelah pandemi berakhir. Orang-orang yang terjebak di rumah selama berbulan-bulan mulai menikmati kesempatan untuk melihat tempat-tempat baru dan berhubungan kembali dengan keluarga dan teman.

Situasi ini memungkinkan maskapai penerbangan seperti Ryanair mengenakan tarif lebih tinggi bahkan ketika pertumbuhan ekonomi terhenti di banyak pasar terbesarnya. Namun, hal ini kemudian tersandung dampak perkiraan penurunan ekonomi Eropa.

Sebelumnya Ryanair sempat melaporkan keuntungan sebesar 663 juta euro atau setara Rp11 triliun untuk tiga bulan yang berakhir pada Juni lalu. Jumlah ini hampir empat kali lebih tinggi daripada periode yang sama tahun lalu, ketika pemesanan sangat dipengaruhi oleh invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.

Tarif rata-rata penerbangan di Ryanair melonjak 42% pada kuartal terakhir, setelah diskon besar-besaran tahun lalu. Namun perusahaan tetap mencatat pelunakan tarif untuk pemesanan menit terakhir pada Juni dan awal Juli.

O'Leary mengatakan maskapai mungkin perlu menurunkan harga tiket untuk memenuhi target pertumbuhan penumpang yang ambisius, terutama karena inflasi dan kenaikan suku bunga hipotek membebani belanja konsumen. Meski begitu, dia mempertahankan nada optimisme yang menyoroti bahwa Ryanair cenderung tumbuh dalam resesi karena selebaran memburu tiket yang lebih murah.

Maskapai ini sekarang mengharapkan untuk mengangkut 183,5 juta penumpang dalam 12 bulan yang berakhir pada Maret 2024. Itu sedikit di bawah perkiraan sebelumnya untuk 185 juta penumpang, karena keterlambatan pengiriman pesawat Boeing 737 baru.

Ryanair setuju untuk membeli hingga 300 pesawat Boeing 737-10 awal tahun ini dalam kesepakatan senilai US$40 miliar. Maskapai yang berbasis di Dublin ini juga memperkirakan pertumbuhan laba sedang untuk setahun penuh.

Asosiasi Transportasi Udara Internasional sebelumnya mengatakan mereka mengharapkan maskapai penerbangan secara global menghasilkan laba bersih US$9,8 miliar pada tahun 2023, lebih dari dua kali lipat perkiraan yang dibuat pada Desember 2022. Angka terbaru menandai perubahan haluan yang signifikan bagi industri penerbangan, yang menderita kerugian bersih sebesar US$183 miliar antara tahun 2020 dan 2022 karena karantina wilayah akibat pandemi Covid-19 yang melanda rencana perjalanan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Maskapai Curhat Impor 3 Baut Pesawat Dibikin Sulit Birokrasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular