
Survei BI: Harga Properti Naik Tipis, Tertinggi di Medan
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
09 August 2018 16:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang dilakukan Bank Indonesia (BI) selama kuartal II-2018 mengindikasikan adanya kenaikan harga properti residensial di pasar primer.
Hal tersebut dikemukakan oleh Direktur Departemen Statistik BI Gantiah Wuryandani dalam konferensi pers di gedung bank sentral, Kamis (9/8/2018). Kenaikan harga rumah pada kuartal II-2018, terjadi pada semua tipe.
"Kalau secara yoy [year on year] naik. Tapi peningkatannya justru lebih rendah," kata Gantiah.
Berdasarkan data bank sentral. Indeks harga properti residensial pada kuartal II-2018 tumbuh 0,76%. Periode sebelumnya kenaikannya sebesar 1,42%.
"Kenaikan ini terjadi karena kenaikan harga bahan bangunan dan kenaikan upah pekerja bangunan," jelasnya.
Merinci lebih jauh, kenaikan harga tertinggi secara kuartalan terjadi di Medan sebesar 2,94% dan Batam sebesar 1,53%. Sementara terendah terjadi di wilayah Balikpapan minus 0,01% dan Pontianak 0,01%.
"Di Balikpapan ada keterpurukan harga batu bara. Jadi diperkirakan ada peningkatan pendapatan masyarakat," tegasnya.
Secara garis besar, pertumbuhan penjualan properti residensial turun sebesar 0,08% atau lebih rendah dibandingkan periode kuartal sebelumnya yang mencapai 10,55%.
Gantiah mengungkapkan, penurunan ini disebabkan oleh penurunan penjualan pada tipe rumah menengah dan besar. Sementara itu, tipe rumah kecil justru penjualannya meningkat.
"Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan penjualan properti residensial pada kuartal II-2018 adalah tingginya suku bunga kredit rumah dan masih adanya batasan DP kredit rumah," katanya.
(dru) Next Article Hore, 4.000 Tukang Cukur 'Asgar' Kini Bisa Punya Rumah
Hal tersebut dikemukakan oleh Direktur Departemen Statistik BI Gantiah Wuryandani dalam konferensi pers di gedung bank sentral, Kamis (9/8/2018). Kenaikan harga rumah pada kuartal II-2018, terjadi pada semua tipe.
"Kalau secara yoy [year on year] naik. Tapi peningkatannya justru lebih rendah," kata Gantiah.
"Kenaikan ini terjadi karena kenaikan harga bahan bangunan dan kenaikan upah pekerja bangunan," jelasnya.
Merinci lebih jauh, kenaikan harga tertinggi secara kuartalan terjadi di Medan sebesar 2,94% dan Batam sebesar 1,53%. Sementara terendah terjadi di wilayah Balikpapan minus 0,01% dan Pontianak 0,01%.
"Di Balikpapan ada keterpurukan harga batu bara. Jadi diperkirakan ada peningkatan pendapatan masyarakat," tegasnya.
Secara garis besar, pertumbuhan penjualan properti residensial turun sebesar 0,08% atau lebih rendah dibandingkan periode kuartal sebelumnya yang mencapai 10,55%.
Gantiah mengungkapkan, penurunan ini disebabkan oleh penurunan penjualan pada tipe rumah menengah dan besar. Sementara itu, tipe rumah kecil justru penjualannya meningkat.
"Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan penjualan properti residensial pada kuartal II-2018 adalah tingginya suku bunga kredit rumah dan masih adanya batasan DP kredit rumah," katanya.
(dru) Next Article Hore, 4.000 Tukang Cukur 'Asgar' Kini Bisa Punya Rumah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular