Harga Mobil Listrik Lebih Mahal Dua Kali Lipat di Pasar RI

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
09 August 2018 15:17
Harga mobil listrik lebih mahal dua kali lipat karena RI belum memiliki industri baterai.
Foto: CNBC Indonesia/Samuel Pablo
Jakarta, CNBC Indonesia - Daya saing mobil listrik masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan mobil berbahan bakar minyak di pasar nasional.

Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian Harjanto mengatakan kisaran harga mobil listrik yang akan disalurkan di Indonesia lebih tinggi dua kali lipat.

Menurutnya, harga komponen utama yaitu baterai menjadi salah satu faktor mahalnya mobil tersebut. Mengingat Indonesia masih harus melakukan impor komponen baterai yang belum diproduksi oleh perusahaan dalam negeri.

"Sekarang kan belum ada di Indonesia, jadi kalau mau ngembangin satu trasnportasi (mobil listrik) itu harganya bisa dua kali lipat lebih mahal karena baterainya mahal," ujar Harjanto di ICE BSD City, Kamis (9/8/18).

Namun, harga dari mobil listrik yang tinggi tersebut setimpal dengan komitmen pemerintah untuk mendorong pemanfaatan teknologi otomotif yang ramah lingkungan melalui program LCEV (Low Carbon Emission Vehicle). Hal tersebut bagian dari komitmen pemerintah untuk dapat menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca sebesar 29% pada tahun 2030.


Pemerintah menargetkan bahwa pada tahun 2025, 20% dari total produksi Kendaraan Baru di Indonesia sudah berteknologi Electrified Vehicle.

"Intinya gini deh, semuanya dasarnya konsumen nanti yang bisa memilih mana yang paling efisisen buat mereka. Karena kan performance lebih baik daripada fossil fuel," tambah Harjanto.

Menurutnya, tantangan yang masih dicari solusinya oleh pemerintah dalam pengembangan mobil listrik tersebut diantaranya infrastruktur pengisian energi listrik, rantai pasok dalam negeri, adopsi teknologi dan regulasi serta dukungan kebijakan fiskal agar kendaraan electrified vehicle yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat tanpa harus dibebani biaya tambahan yang tinggi.

Selain itu, jarak tempuh sekali charging mobil listrik cukup rendah yaitu 160 kilometer dengan pengisian daya selama 8 jam.

Setidaknya, hingga saat ini telah melakukan program riset mobil listrik dengan lima perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia dalam mengelola tantangan pemakaian mobil tersebut kedepannya.

"Total investasi yang kami berikan dalam program tersebut Rp 89,97 miliar. Memang nilainya kecil menurut industri ya, namun secara pemerintah angka tersebut cukup besar dalam pengembangan mobil listrik," ujar Putu Juli Ardika, Direktur IMATAP Kemenperin dalam kesempatan yang sama.
(ray/ray) Next Article DP Kredit Mobil-Motor Listrik Bisa 0%, Apa Konsumen Happy?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular