
Dari Staf Jokowi, Darmawan Prasodjo Jadi Komisaris PLN
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
09 August 2018 10:06

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Perusahaan Listrik Negara/PLN (Persero) memiliki komisaris baru dengan menunjuk Darmawan Prasodjo untuk masuk dalam jajaran komisaris BUMN setrum tersebut per Agustus 2018 ini.
(roy) Next Article Komisaris Utama PLN Hasan Bisri Meninggal Dunia
"Tanggung jawab sebagai komisaris PT PLN (Persero) adalah untuk mengawasi dan memberikan saran kepada dewan direksi dalam hal kebijakan kekuasaan, strategi, teknis dan operasi bisnis," ujar Darmawan seperti dikutip dari situs media sosial miliknya, Kamis (9/8/2018).
Darmawan Prasodjo seorang politikus anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang saat ini menjabat sebagai Deputi I Kantor Staf Presiden sejak 2 April 2015.
Pria ini merupakan lulusan dari Duke University, Amerika Serikat. Dia akrab disapa Darmo dan pernah bekerja di Gedung Putih Amerika Serikat.
Sebelum menjabat menjadi Deputi I Kepala Staf Kepresidenan, Darmawan Prasodjo sangat dikenal sebagai seorang ekonom di bidang energi dan lingkungan dengan pengalaman internasional.
Dalam perjalanan karirnya sebagai ekonom, Darmawan banyak melakukan analisis masalah migas dan merumuskan strategi dan kebijakan migas yang hasil rumusannya dinilai sebagai terobosan besar dalam sektor kebijakan energi, sehingga para senator, anggota kongres, dan bahkan Gedung Putih menggunakannya sebagai landasan untuk menyusun kebijakan energi di Amerika Serikat.
Beberapa perusahaan energi terkemuka di Amerika Serikat mengadopsi hasil karyanya untuk menyusun strategi pengembangan bisnis perusahaan.
Salah satu keahlian Darmawan adalah tata kelola dan sistem fiskal migas. Ia melakukan analisa fiskal migas melalui pendekatan perilaku (behavior and game theory) sehingga mampu memberikan jawaban yang dianggap tepat untuk memformulasikan atau mendesain strategi fiskal migas dalam berbagai kondisi. Sistem fiskal ini akan dituangkan dalam bukunya: Modeling Petroleum Fiscal System: Economic Behavior Analysis for Industry and State.
Setelah 20 tahun tinggal di luar negeri, pada akhir 2012 Darmawan memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Tidak lama setelah kepulangannya tersebut, Darmawan langsung mengabdi pada berbagai posisi penting seperti Chairman Millennium Development Goals 2012 UKP4 di Bali, Penasehat Kebijakan Fiskal Migas di Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Pengajar Global Executive Program PERTAMINA, Chief Economist di Millennium Challenge Account Indonesia (MCA-I), Kepala Program Studi Green Economy di Surya University, Presiden Komisaris Ametis Energi Nusantara, dan Penasihat Energi Gubernur Jawa Tengah.
Dengan rekam jejaknya, tak heran jika Darmawan dinilai sebagai anak kesayangan Presiden Joko Widodo, tidak hanya Presiden saja, pun Menko Kemaritiman Luhut B Pandjaitan. Luhut bahkan pernah memberikan tugas kepada Darmawan, kala ia menjadi Menko Polhukam, untuk mengkaji langkah yang terbaik yang harus diambil pemerintah terkait kelanjutan kontrak PT Freeport Indonesia.
Sebelum menjabat menjadi Deputi I Kepala Staf Kepresidenan, Darmawan Prasodjo sangat dikenal sebagai seorang ekonom di bidang energi dan lingkungan dengan pengalaman internasional.
Dalam perjalanan karirnya sebagai ekonom, Darmawan banyak melakukan analisis masalah migas dan merumuskan strategi dan kebijakan migas yang hasil rumusannya dinilai sebagai terobosan besar dalam sektor kebijakan energi, sehingga para senator, anggota kongres, dan bahkan Gedung Putih menggunakannya sebagai landasan untuk menyusun kebijakan energi di Amerika Serikat.
Beberapa perusahaan energi terkemuka di Amerika Serikat mengadopsi hasil karyanya untuk menyusun strategi pengembangan bisnis perusahaan.
Salah satu keahlian Darmawan adalah tata kelola dan sistem fiskal migas. Ia melakukan analisa fiskal migas melalui pendekatan perilaku (behavior and game theory) sehingga mampu memberikan jawaban yang dianggap tepat untuk memformulasikan atau mendesain strategi fiskal migas dalam berbagai kondisi. Sistem fiskal ini akan dituangkan dalam bukunya: Modeling Petroleum Fiscal System: Economic Behavior Analysis for Industry and State.
Setelah 20 tahun tinggal di luar negeri, pada akhir 2012 Darmawan memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Tidak lama setelah kepulangannya tersebut, Darmawan langsung mengabdi pada berbagai posisi penting seperti Chairman Millennium Development Goals 2012 UKP4 di Bali, Penasehat Kebijakan Fiskal Migas di Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Pengajar Global Executive Program PERTAMINA, Chief Economist di Millennium Challenge Account Indonesia (MCA-I), Kepala Program Studi Green Economy di Surya University, Presiden Komisaris Ametis Energi Nusantara, dan Penasihat Energi Gubernur Jawa Tengah.
Dengan rekam jejaknya, tak heran jika Darmawan dinilai sebagai anak kesayangan Presiden Joko Widodo, tidak hanya Presiden saja, pun Menko Kemaritiman Luhut B Pandjaitan. Luhut bahkan pernah memberikan tugas kepada Darmawan, kala ia menjadi Menko Polhukam, untuk mengkaji langkah yang terbaik yang harus diambil pemerintah terkait kelanjutan kontrak PT Freeport Indonesia.
(roy) Next Article Komisaris Utama PLN Hasan Bisri Meninggal Dunia
Most Popular