
Sri Mulyani Dicurhati Eksportir Soal Nanas dan Pisang
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
07 August 2018 16:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai ada penerapan tarif diskriminatif atas produk Indonesia ke China. Hal itu dia sampaikan setelah seorang eksportir menceritakan perbedaan tarif bea masuk produk nanas dan pisang dalam negeri ke beberapa negara.
Direktur Hubungan Pemerintah Great Giant Food (GGF) Welly Soegiono menyampaikan keluhan itu. Sudah cukup lama, dia sebut ada perbedaan tarif bea masuk ke negara-negara seperti Korea Selatan, Jepang, dan China.
"Kami mengalami masalah, terutama untuk pengenaan bea masuk. Contohnya ke Korea, pisang kita 30%, tapi Vietnam ke Korea beda. [Tarif] pisang kita ke Jepang 3% lebih mahal dari pada Filipina, lalu ke Eropa 15%, padahal Filipina nol persen," kata Welly di Kantor Bea Cukai, Selasa (7/8/2018).
"Selain itu, nanas ke China kita tidak bisa masuk karena belum ada perundingan pemerintah Indonesia dengan China. China ambil dari Meksiko yang jauh dari dia," ujarnya.
Welly pun berjanji, bila produk nanasnya sudah bisa masuk ke China, pada tahun pertama bisa meningkat hingga US$ 50 juta.
Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani mengatakan akan menyampaikan keluhan tersebut kepada kementerian dan lembaga terkait. Menurut dia, seharusnya hubungan dagang Indonesia dengan negara-negara tersebut yang notabene masih dalam satu regional tidak bersifat diskriminatif.
"Seharusnya Indonesia bisa melakukan lobi, terutama negara sesama ASEAN, serta Asia. Apalagi kalau dari sesama ASEAN, seharusnya tidak boleh ada diskriminasi," jelas Sri Mulyani.
(dru) Next Article Ada Eksportir Kepentok Modal, Sri Mulyani Kena Tegur Jokowi
Direktur Hubungan Pemerintah Great Giant Food (GGF) Welly Soegiono menyampaikan keluhan itu. Sudah cukup lama, dia sebut ada perbedaan tarif bea masuk ke negara-negara seperti Korea Selatan, Jepang, dan China.
"Kami mengalami masalah, terutama untuk pengenaan bea masuk. Contohnya ke Korea, pisang kita 30%, tapi Vietnam ke Korea beda. [Tarif] pisang kita ke Jepang 3% lebih mahal dari pada Filipina, lalu ke Eropa 15%, padahal Filipina nol persen," kata Welly di Kantor Bea Cukai, Selasa (7/8/2018).
Welly pun berjanji, bila produk nanasnya sudah bisa masuk ke China, pada tahun pertama bisa meningkat hingga US$ 50 juta.
Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani mengatakan akan menyampaikan keluhan tersebut kepada kementerian dan lembaga terkait. Menurut dia, seharusnya hubungan dagang Indonesia dengan negara-negara tersebut yang notabene masih dalam satu regional tidak bersifat diskriminatif.
"Seharusnya Indonesia bisa melakukan lobi, terutama negara sesama ASEAN, serta Asia. Apalagi kalau dari sesama ASEAN, seharusnya tidak boleh ada diskriminasi," jelas Sri Mulyani.
(dru) Next Article Ada Eksportir Kepentok Modal, Sri Mulyani Kena Tegur Jokowi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular