
Ini Dia 'Bintang' Produk Ekspor yang Diramal Berjaya di 2021

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai ekspor di bulan Januari meningkat cukup tinggi karena ditopang oleh komoditas yang menjadi andalan. Bagaimana dengan tahun ini, siapa yang akan jadi penopangnya?
Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno menjelaskan Indonesia memiliki beberapa komoditas yang tidak dimiliki negara lain. Seperti dari produk hortikultura atau buah tropis yang biasa disebut exotic fruit yang sedang naik daun permintaannya.
"Selain itu yang sedang naik daun seperti minyak nabati dari sawit juga produk turunannya kan dibutuhkan masyarakat luas. Juga dengan tren minum kopi di dunia komoditas kopi juga menjadi andalan begitu juga dengan coklat," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (16/2/2021).
Namun untuk produk unggulan ekspor sektor non migas di 2021 menurut Benny masih dari crude palm oil (CPO), batu bara serta produk turunan nikel. Melihat permintaan juga masih banyak dari China, Korea Selatan, Jepang, hingga Uni Eropa.
Selain itu produk hasil laut seperti perikanan budidaya dan rumput juga masih belum dieksplorasi lebih jauh. Benny menyebut satu komoditas yang potensial yaitu minyak atsiri yang menjadi bahan baku minyak wangi. Indonesia memiliki itu dalam jumlah yang banyak.
Perjanjian dagang dengan negara lain juga semakin mempermudah ekspor produk RI ke luar negeri. Saat ini sudah ada economic partnership dengan New Zealand, juga perjanjian dagang dengan China, Korea Selatan, India, Pakistan dan Jepang.
"Itu juga sudah ditunggu ratifikasi dari masing-masing parlemen. Akses pasar ini penting dalam usaha ekspor impor," katanya.
Ia bilang tugas di dalam negeri harus melihat celah produk apa yang sedang dibutuhkan oleh negara yang bekerja sama dalam perjanjian dagang. Para duta besar di luar negeri juga harus kerja keras menjual produk Indonesia.
Selain itu hilirisasi juga semakin penting untuk penambahan nilai tambah komoditas ekspor. Benny mencontohkan seperti produk turunan nikel yang saat ini di protes Uni Eropa, minta Indonesia tidak lagi mengekspor produk mentahnya saja, tapi harus dalam produk olahan.
"Saat ini sudah banyak protes ekspor mentah. Cuma kita sudah terbiasa menjadi VOC istilah saya mengekspor barang mentah. Kenapa tidak melakukan mulai mengolah bahan baku dalam negeri untuk ekspor, kalau kita tidak bisa, kita undang investor luar negeri," katanya.
Selain itu Benny ini mengatakan kinerja ekspor akan sangat tergantung dari kesuksesan vaksinasi Covid - 19 tidak hanya di Indonesia tapi secara global. Dengan vaksinasi penyebaran akan menurun dan memberikan confidence orang untuk melakukan mobilitas, sehingga tercipta permintaan pasar.
"Kita tidak bisa kemana mana eksportir juga tidak bisa ke luar negeri bawa sample jual barang nya kita hanya zooming aja. Kalau barang fisik tidak harus dipegang atau cicipi tapi misalnya makanan olahan buah segar atau produk maritim mereka harus liat barangnya. Di dalam bisnis ekspor/impor itu ada perkataan 'no sample no business' harus punya sampel yang bisa dilihat dan dipegang," katanya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waduh! Eksportir Pusing, Tiba-Tiba Kontainer Langka