
Internasional
PIala Dunia dan Panas Ekstrim Dorong Kinerja Ritel Inggris
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
07 August 2018 09:48

London, CNBC Indonesia- Masuknya Inggris ke semi-final Piala Dunia sepak bola dan teriknya cuaca panas menyebabkan konsumen Inggris boros berbelanja makanan, minuman, dan juga meningkatkan pengeluaran pada listrik pada bulan Juli, tetapi pengeluaran keseluruhan hanya naik tipis, menurut survei peritel.
British Retail Consortium (BRC) mengatakan total nilai penjualan ritel naik 1,6% dibandingkan dengan bulan Juli 2017, kenaikan terendah sejak Februari, tidak termasuk penurunan pada bulan April yang terdistorsi oleh waktu Paskah.
"Suhu terik bulan lalu membuat pembeli fokus pada makan, minum dan tidak banyak beraktivitas. Penjualan makanan di bulan Juli ini merupakan yang terbaik dalam lima tahun, sementara kipas angin dan peralatan pendingin ludes, terjual" kata Helen Dickinson, kepala eksekutif BRC.
"Namun, pertumbuhan penjualan total melambat karena suhu panas menyebabkan penurunan dalam belanja konsumen." Tambahnya.
Penjualan ritel non-makanan turun setelah naik dalam dua bulan sebelumnya, kata BRC, dilansir dari Reuters.
Konsumen Inggris, yang pengeluarannya menyumbang sekitar 80% dari ekonomi, telah melihat inflasi naik lebih cepat daripada gaji mereka untuk sebagian besar dekade terakhir, meskipun dalam beberapa bulan terakhir pertumbuhan pendapatan telah berubah positif dalam hal riil.
Secara terpisah pada hari Selasa, Barclaycard (divisi kartu kredit dan debit Barclays) mengatakan ukuran pengeluaran konsumen, yang mencakup bar dan restoran, naik sebesar 5% per tahun pada bulan Juli, didorong oleh tingginya belanja di supermarket dan kenaikan harga bahan bakar.
Pengeluaran publik meningkat hampir 17%, terbesar sejak April tahun lalu, dibantu oleh penyelenggaraan Piala Dunia.
"Akan menarik untuk melihat apakah tingkat pertumbuhan yang kuat ini berlanjut," kata direktur Barclaycard Esme Harwood.
"Sudah jelas bahwa beberapa konsumen tetap berhati-hati tentang apa yang akan terjadi selanjutnya, dimana kenaikan suku bunga dan kepercayaan keseluruhan dalam keuangan rumah tangga turun sedikit dari bulan Juni."
Bank of England pekan lalu menaikkan suku bunga acuannya untuk kedua kalinya sejak krisis keuangan melanda lebih dari satu dekade lalu, tetapi menekankan bahwa akan terus menaikkan biaya pinjaman secara bertahap.
(gus) Next Article Deteksi Corona, Jokowi: Jangan Sampai Indonesia Diragukan
British Retail Consortium (BRC) mengatakan total nilai penjualan ritel naik 1,6% dibandingkan dengan bulan Juli 2017, kenaikan terendah sejak Februari, tidak termasuk penurunan pada bulan April yang terdistorsi oleh waktu Paskah.
"Suhu terik bulan lalu membuat pembeli fokus pada makan, minum dan tidak banyak beraktivitas. Penjualan makanan di bulan Juli ini merupakan yang terbaik dalam lima tahun, sementara kipas angin dan peralatan pendingin ludes, terjual" kata Helen Dickinson, kepala eksekutif BRC.
"Namun, pertumbuhan penjualan total melambat karena suhu panas menyebabkan penurunan dalam belanja konsumen." Tambahnya.
Penjualan ritel non-makanan turun setelah naik dalam dua bulan sebelumnya, kata BRC, dilansir dari Reuters.
Konsumen Inggris, yang pengeluarannya menyumbang sekitar 80% dari ekonomi, telah melihat inflasi naik lebih cepat daripada gaji mereka untuk sebagian besar dekade terakhir, meskipun dalam beberapa bulan terakhir pertumbuhan pendapatan telah berubah positif dalam hal riil.
Secara terpisah pada hari Selasa, Barclaycard (divisi kartu kredit dan debit Barclays) mengatakan ukuran pengeluaran konsumen, yang mencakup bar dan restoran, naik sebesar 5% per tahun pada bulan Juli, didorong oleh tingginya belanja di supermarket dan kenaikan harga bahan bakar.
Pengeluaran publik meningkat hampir 17%, terbesar sejak April tahun lalu, dibantu oleh penyelenggaraan Piala Dunia.
"Akan menarik untuk melihat apakah tingkat pertumbuhan yang kuat ini berlanjut," kata direktur Barclaycard Esme Harwood.
"Sudah jelas bahwa beberapa konsumen tetap berhati-hati tentang apa yang akan terjadi selanjutnya, dimana kenaikan suku bunga dan kepercayaan keseluruhan dalam keuangan rumah tangga turun sedikit dari bulan Juni."
Bank of England pekan lalu menaikkan suku bunga acuannya untuk kedua kalinya sejak krisis keuangan melanda lebih dari satu dekade lalu, tetapi menekankan bahwa akan terus menaikkan biaya pinjaman secara bertahap.
(gus) Next Article Deteksi Corona, Jokowi: Jangan Sampai Indonesia Diragukan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular