'Hard-Brexit' Sangat Mungkin Terjadi, Wall Street Akan Turun

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
03 August 2018 18:06
Wall Street akan cenderung dibuka melemah pada perdagangan hari ini.
Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan cenderung dibuka melemah pada perdagangan hari ini. Hal ini terlihat dari kontrak futures tiga indeks saham utama AS: kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 mengimplikasikan penurunan masing-masing sebesar 24 dan 1 poin pada saat pembukaan, sementara Nasdaq diimplikasikan naik sebesar 2 poin.

Perkembangan mengenai proses perceraian antara Inggris dengan Uni Eropa alias Brexit yang tak positif membuat investor ragu untuk meyentuh instrumen berisiko seperti saham. Gubernur Bank of England (BoE) Mark Carney menyebut bahwa kemungkinan Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan adalah tinggi.

Keluarnya Inggris dari Uni Eropa tanpa diimbangi kesepakatan dikenal sebagai hard Brexit. Jika ini yang terjadi, maka perdagangan antara Inggris dengan Uni Eropa akan dikenakan bea masuk. Selama ini, Inggris masuk dalam wilayah kepabeanan Uni Eropa sehingga tidak ada pengenaan bea.

Selain itu, kesepakatan dagang yang selama ini sudah terjalin antara Uni Eropa dengan negara-negara lain tak akan bisa dinikmati Inggris jika scenario hard Brexit yang terjadi.

Belum juga masalah perang dagang selesai, kini pelaku pasar diharapkan dengan masalah lain yang tak kalah besar yakni perlambatan perekonomian Inggris.

Berbicara mengenai perang dagang, kabar terakhir adalah pemerintah China menyerang balik AS lantaran mereka tak berhenti memberikan tekanan terhadap kubu China.

"Kami menyarankan AS memperbaiki sikap mereka dan tidak lagi melakukan pemerasan. Itu tidak akan berhasil," tegas Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, dikutip dari Reuters.

"Kami berharap mereka yang terlibat dalam penyusunan kebijakan perdagangan di AS untuk tetap tenang. Dengarkanlah suara konsumen AS dan komunitas internasional," tutur Wang Yi, Anggota Dewan Negara China, masih mengutip Reuters.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah meminta pejabat tinggi bidang perdagangan untuk mempertimbangkan menaikkan bea masuk terhadap produk China senilai US$200 miliar (Rp 2.889 triliun) menjadi 25%, dari yang sebelumnya direncanakan hanya sebesar 10%, menurut pengumuman Kantor Perwakilan Perdagangan AS pada hari Rabu (1/8/2018).

Pada hari ini pukul 19:30 WIB, data penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian periode Juli akan diumumkan, berikut data tingkat pengangguran per akhir Juli. Sebagai catatan, data tenaga kerja merupakan salah satu indikator utama bagi the Fed dalam menentukan arah kebijakannya. Ketika pasar tenaga kerja bergairah, the Fed menjadi memiliki alasan untuk menaikkan suku bunga acuan.

Pada pukul 21:00 WIB, data ISM Non-Manufacturing PMI periode Juli akan diumumkan.

Tak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular