Singapura Menguji Coba Scan Mata Di Pos Pemeriksaan Imigrasi

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
06 August 2018 14:23
Kebijakan ini dapat memicu kekhawatiran privasi di kalangan pendukung hak privasi.
Foto: REUTERS/Bobby Yip
Singapura, CNBC Indonesia - Singapura akan memindai mata wisatawan di beberapa pos pemeriksaan perbatasannya, media setempat melaporkan pada hari Senin (6/8/2018), dalam uji coba teknologi mahal yang suatu hari nanti dapat menggantikan verifikasi sidik jari.

Ini adalah inisiatif terbaru dalam serangkaian inisiatif teknologi tinggi di negara-kota tersebut, yang beberapa di antaranya telah memicu kekhawatiran privasi di kalangan pendukung hak, dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan karena ancaman militansi di wilayah tersebut telah meningkat.

Teknologi pemindaian iris, yang telah digunakan di negara lain seperti Amerika Serikat dan Inggris dengan berbagai tingkat keberhasilan, dapat menghabiskan biaya lima kali lebih banyak daripada sistem sidik jari yang ada, menurut para ahli.

"Uji coba akan membantu kami dalam pertimbangan apakah dan bagaimana kami harus menerapkan teknologi tersebut di pos pemeriksaan kami," kata juru bicara Immigration Checkpoint Authority (ICA) seperti dikutip oleh surat kabar Straits Times, melansir Reuters.

Langkah ini akan dilaksanakan di dua pos pemeriksaan di perbatasan utara dengan Malaysia dan satu di terminal feri yang menjalankan layanan ke pulau-pulau Indonesia di dekatnya.

Uji coba hanya akan berlaku pada warga negara Singapura dan penduduk tetap, kata Straits Times, dan ICA telah mengumpulkan gambar iris sejak Januari tahun lalu ketika orang-orang mendaftar untuk kartu identitas atau paspor.

Ketika dihubungi oleh Reuters, ICA mengkonfirmasi keakuratan laporan tetapi tidak segera berkomentar tentang rincian lebih lanjut dari skema tersebut.

Bandara Changi yang sangat diakui di Singapura sedang mempertimbangkan untuk menggunakan sistem pengenalan wajah untuk menemukan penumpang terlambat dan negara itu juga berencana untuk menggunakan kemampuan pengenalan wajah dalam sebuah proyek untuk menyesuaikan kamera dan sensor pada lebih dari 100.000 tiang lampu.

Pemerintah Singapura mengatakan langkah-langkah ini adalah cara-cara pragmatis untuk meningkatkan kehidupan dan keselamatan orang-orang dan telah berjanji untuk peka terhadap privasi.

Pusat keuangan kosmopolitan mengatakan negara itu telah menjadi target plot militan selama bertahun-tahun, beberapa berasal dari tetangga mayoritas Muslim, dan memperingatkan bahwa militan ada kemungkinan akan menyerang, hanya saja waktunya tidak ada yang tahu pasti kapan.



(roy/roy) Next Article Mastercard Siapkan Kartu Kredit dengan Sensor Sidik Jari

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular