Ambil Alih Rokan, Pertamina Dapat Kredit Positif dari Moody's

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
06 August 2018 10:31
Moody's berikan kredit positif untuk pengambilalihan blok Rokan
Foto: REUTERS/Darren Whiteside
Jakarta, CNBC Indonesia- Lembaga pemeringkat Moody's memberikan kredit positif kepada PT Pertamina (Persero) karena telah dipercaya pemerintah Indonesia untuk mengelola Blok Rokan hingga 20 tahun terhitung sejak 2021 mendatang.

"Pemberian blok Rokan adalah kredit positif untuk Pertamina karena akan meningkatkan basis cadangan dan produksi hidrokarbon perusahaan setelah 2021," ujar analis Moody's Investor Service Rachel Chua melalui keterangan resmi yang diterima CNBC Indonesia, Senin (6/8/2018).

Lebih lanjut, melalui analisisnya, Rachel mengatakan, perusahaan migas dengan rating Baa2 stable tersebut mengharapkan untuk mempertahankan produksi minyak di blok Rokan pada 200 ribu barel per hari yang signifikan karena setara dengan sekitar seperlima dari total proyeksi produksi untuk 2018. 



Kendati demikian, Pertamina belum mengungkapkan bessran cadangan blok tersebut. Namun, Moody's memperkirakan cadangan yang dapat dipulihkan menjadi 900 juta barel dengan asumsi produksi tahunan rata-rata 120 kbpd selama periode kontrak 20 tahun sebagai usia blok. 

"Sebagai perbandingan, cadangan terbukti Pertamina pada 2018 akan menjadi sekitar 3,7 miliar barel setara minyak," tutur Rachel.

Selain itu, Moody's menilai, penambahan blok Rokan ke portofolio Pertamina akan meningkatkan integrasi antara produksi hulu dan kebutuhan asupan kilang minyak hilir. Secara pro-forma, lembaga pemeringkat tersebut memperkirakan produksi minyak hulu (termasuk Rokan) akan mendekati 40% dari kapasitas pengilangan 1 juta bph, atau meningkat dari 35% di saat ini. 

Namun, Moody's mengakui, pada saat yang sama, terdapat ketidakpercayaan bahwa Pertamina memiliki kekuatan neraca untuk menanggung biaya investasi besar yang diperlukan untuk mempertahankan volume produksi di blok Rokan. Perusahaan memperkirakan total belanja modal sekitar US$ 70 miliar selama periode 20 tahun.

"Yang kami yakini sebagian besar akan menjadi front-loaded. Dengan demikian, kami berharap kemungkinan perusahaan tersebut harus membawa mitra ekuitas untuk berbagi biaya investasi dan juga harus bergantung pada pembiayaan utang luar negeri," imbuh Rachel.

"Tidak ada dampak langsung terhadap metrik kreditnya karena kami mengharapkan kejelasan yang lebih besar tentang rencana pendanaannya lebih dekat ke 2021," tambahnya.

Sejauh ini, sudah ada dua aset minyak dan gas di Mahakam dan lepas pantai Utara Jawa Barat (ONWJ) telah disuntikkan ke dalam portofolio Pertamina tanpa pembayaran berarti yang dilakukan oleh perusahaan. Blok Mahakam adalah ladang penghasil gas terbesar di Indonesia dan diberikan kepada Pertamina, tanpa melalui proses lelang atau penawaran, setelah kontrak pembagian produksi dengan Total SA (Aa3 positif) berakhir pada akhir 2017.
(gus) Next Article Mulai Besok, 'Harta Karun' Ini Resmi Jadi Milik Pertamina!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular