
Menanti Era Harga Tiket Pesawat yang Lebih Mahal
Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
05 August 2018 12:48

Jakarta, CNBC Indonesia -Harga bahan bakar pesawat atau avtur telah melonjak sekitar 40% dibandingkan dengan tahun lalu. Hal ini membuat beban operasional maskapai semakin meningkat.
Direktur Komersial Sriwijaya Air, Toto Nursatyo, mengungkapkan harga avtur yang meningkat membuat pihaknya berharap Kementerian Perhubungan menaikkan tarif batas bawah sebesar 40% dari batas atas dari saat ini 30%.
Di samping itu, lanjutnya, harga tiket juga pastinya akan disesuaikan secara bertahap.
"Kita berharap tarif batas bawah Kemenhub dinaikkan, di mana saat ini sebesar 30% menjadi 40%. Untuk kenaikan tarif batas atas belum dianggap perlu sementara ini hingga batas rate US$ di atas Rp 15.000. Harga jual [tiket] sub class pastinya akan disesuaikan secara bertahap," katanya, Jumat (3/8/2018).
Adapun usulan agar tarif batas bawah yang dinaikkan, menurut Toto, agar maskapai tidak saling perang harga.
"Menaikkan batas bawah membuat tidak terjadi perang tarif [predatoris] sekaligus education penyesuaian travel spending untuk customer," ujar dia.
Sementara itu, Presiden Direktur Lion Air, Edward Sirait, mengatakan peningkatan harga tiket di Indonesia memang harus mengikut peraturan yakni berkisar di batas atas dan batas bawah.
"Menurut Permenhub [Peraturan Menteri Perhubungan] kan kalau sudah melebihi sekian waktu, layak untuk diajukan [revisi]. Pertanyaannya, apakah kita punya data? Kalau lebih sudah berapa lebihnya, dan sudah berapa lama? Untuk menentukan apakah ini permanen atau fluktuatif," kata Edward.
Seperti diketahui, saat ini Kementerian Perhubungan masih mempelajari revisi tarif batas penerbangan.
Di satu sisi, maskapai meminta adanya kenaikan batasan tarif karena biaya operasional yang membengkak akibat avtur mahal dan rupiah melemah terhadap dolar AS.
Namun di sisi lain, kenaikan tarif ditakutkan membuat permintaan melemah padahal Indonesia tengah gencar meningkatkan industri pariwisata.
(ray/ray) Next Article Avtur Pertamina Mahal, AirAsia: Kami Harap Bisa Kompetitif
Direktur Komersial Sriwijaya Air, Toto Nursatyo, mengungkapkan harga avtur yang meningkat membuat pihaknya berharap Kementerian Perhubungan menaikkan tarif batas bawah sebesar 40% dari batas atas dari saat ini 30%.
Di samping itu, lanjutnya, harga tiket juga pastinya akan disesuaikan secara bertahap.
Adapun usulan agar tarif batas bawah yang dinaikkan, menurut Toto, agar maskapai tidak saling perang harga.
"Menaikkan batas bawah membuat tidak terjadi perang tarif [predatoris] sekaligus education penyesuaian travel spending untuk customer," ujar dia.
Sementara itu, Presiden Direktur Lion Air, Edward Sirait, mengatakan peningkatan harga tiket di Indonesia memang harus mengikut peraturan yakni berkisar di batas atas dan batas bawah.
"Menurut Permenhub [Peraturan Menteri Perhubungan] kan kalau sudah melebihi sekian waktu, layak untuk diajukan [revisi]. Pertanyaannya, apakah kita punya data? Kalau lebih sudah berapa lebihnya, dan sudah berapa lama? Untuk menentukan apakah ini permanen atau fluktuatif," kata Edward.
Seperti diketahui, saat ini Kementerian Perhubungan masih mempelajari revisi tarif batas penerbangan.
Di satu sisi, maskapai meminta adanya kenaikan batasan tarif karena biaya operasional yang membengkak akibat avtur mahal dan rupiah melemah terhadap dolar AS.
Namun di sisi lain, kenaikan tarif ditakutkan membuat permintaan melemah padahal Indonesia tengah gencar meningkatkan industri pariwisata.
(ray/ray) Next Article Avtur Pertamina Mahal, AirAsia: Kami Harap Bisa Kompetitif
Most Popular