Menyerah Hadapi Mahalnya Avtur, Maskapai Naikkan Harga Tiket
Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
05 August 2018 09:50
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga bahan bakar pesawat atau avtur diketahui sudah melonjak 40%, sehingga membuat beban operasional maskapai semakin meningkat.
Hal ini membuat Scoot yang berada di bawah bendera Singapore Airlines Group memutuskan menaikkan harga tiket sekitar S$ 5 hingga S$ 30 di setiap rute bergantung dari durasi penerbangan.
Dikutip dari siaran pers, Minggu (5/8/2018), Scoot memaparkan alasan kenaikan harga tiket adalah karena kenaikan harga bahan bakar yang telah melonjak hampir 40% year on year dan mendekat US$ 90/barel.
"Kenaikan harga akan berlangsung mulai 1 September 2018. Dengan bahan bakar yang rata-rata membebani 32% dari biaya operasional Scoot, kenaikan harga bakar telah mendorong kenaikan belanja bahan bakar Scoot sebesar 31% year on year," tulis Scoot dalam pernyataan resminya.
Di samping menaikkan harga tiket, Scoot juga tengah meninjau upaya lain guna menekan biaya operasional.
Beberapa cara itu antara lain mengeksplorasi cara untuk mengurangi konsumsi bahan bakar, meninjau ulang kontrak dengan pemasok, serta meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Adapun Scoot asal Singapura saat ini tengah mencoba mendobrak dominasi AirAsia Group (Malaysia) dan Lion Air Group (Indonesia) sebagai dua maskapai penerbangan berbiaya hemat terbesar di ASEAN.
Sebelum Scoot secara terang-terangan mengumumkan kenaikan harga tiket, dua maskapai asal Amerika Serikat yakni Delta Airlines dan American Airlines juga sudah mengeluhkan kenaikan harga avtur di tahun ini.
Pada 12 Juli 2018, CNN memberitakan bahwa Delta Airlines memangkas perkiraan pendapatan pada tahun ini dan American Airlines menyebut penjualan akan lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Hal ini karena beban avtur yang meningkat.
Biaya avtur Delta lebih banyak US$ 654 juta pada Kuartal II-2018 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, American Airlines mengatakan biaya avtur akan lebih besar US$ 50 juta dari yang diperkirakan.
(ray/ray) Next Article Avtur Pertamina Mahal, AirAsia: Kami Harap Bisa Kompetitif
Hal ini membuat Scoot yang berada di bawah bendera Singapore Airlines Group memutuskan menaikkan harga tiket sekitar S$ 5 hingga S$ 30 di setiap rute bergantung dari durasi penerbangan.
Dikutip dari siaran pers, Minggu (5/8/2018), Scoot memaparkan alasan kenaikan harga tiket adalah karena kenaikan harga bahan bakar yang telah melonjak hampir 40% year on year dan mendekat US$ 90/barel.
Di samping menaikkan harga tiket, Scoot juga tengah meninjau upaya lain guna menekan biaya operasional.
Beberapa cara itu antara lain mengeksplorasi cara untuk mengurangi konsumsi bahan bakar, meninjau ulang kontrak dengan pemasok, serta meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Adapun Scoot asal Singapura saat ini tengah mencoba mendobrak dominasi AirAsia Group (Malaysia) dan Lion Air Group (Indonesia) sebagai dua maskapai penerbangan berbiaya hemat terbesar di ASEAN.
Sebelum Scoot secara terang-terangan mengumumkan kenaikan harga tiket, dua maskapai asal Amerika Serikat yakni Delta Airlines dan American Airlines juga sudah mengeluhkan kenaikan harga avtur di tahun ini.
Pada 12 Juli 2018, CNN memberitakan bahwa Delta Airlines memangkas perkiraan pendapatan pada tahun ini dan American Airlines menyebut penjualan akan lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Hal ini karena beban avtur yang meningkat.
Biaya avtur Delta lebih banyak US$ 654 juta pada Kuartal II-2018 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, American Airlines mengatakan biaya avtur akan lebih besar US$ 50 juta dari yang diperkirakan.
(ray/ray) Next Article Avtur Pertamina Mahal, AirAsia: Kami Harap Bisa Kompetitif
Most Popular