
Begini Ramalan Terbaru Harga Tiket Pesawat dan Penyebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tiket pesawat diproyeksikan tidak banyak berubah tahun 2023 ini meski harga avtur mengalami penurunan. Hal ini disebabkan masih terbatasnya jumlah pesawat.
Direktur Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati menjelaskan jumlah pesawat saat ini masih di bawah kebutuhan, sedangkan permintaan akan naik. keterbatasan jumlah tempat duduk pesawat ini akan yang membuat harga bertahan cukup tinggi.
"Harga nggak banyak berubah paling turun Rp 100 ribu - 120 ribu. Seperti Jakarta-Medan saja naik jadi sekitar Rp 800 ribu sekali jalan, Jakarta-Surabaya biasanya Rp 800 kini masih Rp 1,2 juta. Kalau harga seperti 2019 ke bawah belum banyak itu," kata Arista kepada CNBC Indonesia, Rabu (4/1/2023).
Arista menjelaskan harga minyak dunia kini sudah turun menjadi US$ 79 per barel dari US$ 120 per barel. Sehingga logikanya harusnya harga tiket pesawat ikut turun. Namun jumlah armada pada pra-pandemi mencapai 800 - 900 pesawat, kini berkurang hingga 60%.
Sedangkan daya beli masyarakat tengah pulih, juga adanya pencabutan aturan PPKM yang akan membuat pergerakan masyarakat akan meningkat. Arista memprediksikan permintaan penerbangan naik 15% dibandingkan 2022 lalu.
"Artinya demand nggak sesuai dengan fleet armada yang tersedia," kata Arista.
"Terlebih ketika mendekati waktu Pilkada dan Pilpres ini banyak pergerakan juga, ada caleg yang dipanggil partai ke Jakarta, juga dari IKN banyak pergerakan karena pembangunan tahun ini," tambahnya.
Selain itu menurut Arista, penambahan pesawat membutuhkan waktu panjang, paling cepat 2-3 bulan untuk mendatangkan 1 pesawat.
Dari catatannya, beberapa maskapai yang sudah mengumumkan untuk penambahan pesawat seperti Trans Nusa mencapai 30 pesawat merek Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC), beberapa pesawat Pelita Air, hingga Garuda Indonesia.
Mengutip laporan Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan per 2 Januari 2023, dampak pandemi membuat 40% armada pesawat udara berkurang dari kondisi pra-pandemi.
Banyak pesawat yang terpaksa diparkir dalam waktu yang lama dan belum dioperasikan kembali.
Ditambah lagi dengan kondisi armada yang masih dalam proses maintenance dan pengembalian ke lessor mengakibatkan semakin berkurangnya jumlah armada yang tersedia. Meski maskapai saat ini mulai melakukan penambahan jumlah pesawat.
Data pesawat yang teregistrasi dari Januari-Mei 2022 terdapat 559 pesawat dengan 10 perusahaan udara berjadwal yang teregistrasi, namun hanya 311 pesawat udara dengan 10 perusahaan angkutan udara yang beroperasi.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perhatian! Harga Tiket Pesawat JKT-Bali Murah, Cuma Rp685.000