Pertamina Vs Chevron, Siapa Tersingkir Hari ini dari Rokan?
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
31 July 2018 09:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat terhembus kabar, pemerintah akan memutuskan siapa pemenang pengelola blok Rokan pada hari ini. Kabar tersebut tak lain disampaikan oleh Plt Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
"Blok Rokan kami sudah siap, kalau tidak salah besok (Selasa, 31 Juli 3018) akan diumumkan doain ya," ujar Nicke kepada media saat dijumpai di Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (30/7/2018).
Kendati demikian, Nicke masih enggan memberikan bocoran lebih lanjut mengenai penawaran Pertamina untuk merebut blok Rokan dari cengkeraman Chevron Pasific Indonesia (CPI). "Lagi bidding masa nanya bocoran, tidak ada, tunggu besok saja ya," pungkas Nicke.
Namun, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar hanya bungkam ketika ditanya soal blok Rokan. Dirinya masih enggan memberikan bocoran terkait kejelasan nasib blok tersubur di Indonesia.
"Nanti, ditunggu saja," ujar Arcandra kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (30/7/2018).
Sebagaimana diketahui, blok Rokan adalah blok tersubur di Indonesia. Berdasarkan data dari Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sampai pDa April 2018 tercatat produksi minyak di blok Rokan mencapai 210.280,60 BOPD, dan produksi gas-nya sebesar 24,26 MMSCFD.
Dengan potensi tersebut, syahdan, blok yang habis kontraknya pada 2021 mendatang, menjadi rebutan dua perusahaan migas besar, yakni Chevron Pasific Indonesia, yang saat ini merupakan kontraktor eksisting, dan PT Pertamina (Persero). Keduanya sudah memasukkan proposal lengkap terkait usulan pengelolaan blok Rokan.
Adapun, nilai investasi yang diajukan Chevron untuk bisa melanjutkan pengelolaan blok Rokan terungkap ke publik. Perusahaan migas asal Amerika ini disebut siap investasi hingga US$ 88 miliar atau setara Rp 1.266,4 triliun jika terpilih lagi untuk mengelola blok yang ada di Riau tersebut.
Merinci soal janji investasi yang disiapkan Chevron, Menko Maritim Luhut B Pandjaitan menyebutkan, investasi Chevron terdiri dari dua tahap. Pertama yakni untuk produksi total hingga 500 juta barel, nilai investasi yang dikucurkan senilai US$ 33 miliar. Masuk ke fase kedua, dengan produksi total 700 juta barel diperkirakan investasi bisa mencapai hingga US$ 55 miliar.
Lalu, bagaimana dengan Pertamina? Perusahaan migas pelat merah ini pun juga menyatakan keinginannya untuk 100% pengelolaan blok terbesar di Indonesia ini jatuh ke tangan BUMN.
Berdasarkan informasi yang diterima CNBC Indonesia, Pertamina melakukan pengajuan proposal atas Blok Rokan pada 28 Juni 2018. Dalam ajuannya itu Pertamina menyatakan siap melanjutkan pemanfaatan teknologi EOR seperti yang telah diterapkan saat ini oleh Chevron secara mandiri dan efisien.
Nilai investasi yang disiapkan Pertamina memang belum terungkap hingga saat ini, namun berkaca dari pengalaman Pertamina saat mendapat blok Mahakam, alokasi belanja modal yang disiapkan perusahaan untuk kelola blok gas raksasa itu juga terbilang besar. Yakni, sekitar US$ 700 juta dan dana operasi US$ 1 miliar di 2018 atau setara Rp 24 triliun.
(ray) Next Article Geser Chevron, Pertamina Bongkar Pipa-pipa Tua Blok Rokan
"Blok Rokan kami sudah siap, kalau tidak salah besok (Selasa, 31 Juli 3018) akan diumumkan doain ya," ujar Nicke kepada media saat dijumpai di Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (30/7/2018).
Kendati demikian, Nicke masih enggan memberikan bocoran lebih lanjut mengenai penawaran Pertamina untuk merebut blok Rokan dari cengkeraman Chevron Pasific Indonesia (CPI). "Lagi bidding masa nanya bocoran, tidak ada, tunggu besok saja ya," pungkas Nicke.
"Nanti, ditunggu saja," ujar Arcandra kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (30/7/2018).
Sebagaimana diketahui, blok Rokan adalah blok tersubur di Indonesia. Berdasarkan data dari Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sampai pDa April 2018 tercatat produksi minyak di blok Rokan mencapai 210.280,60 BOPD, dan produksi gas-nya sebesar 24,26 MMSCFD.
Dengan potensi tersebut, syahdan, blok yang habis kontraknya pada 2021 mendatang, menjadi rebutan dua perusahaan migas besar, yakni Chevron Pasific Indonesia, yang saat ini merupakan kontraktor eksisting, dan PT Pertamina (Persero). Keduanya sudah memasukkan proposal lengkap terkait usulan pengelolaan blok Rokan.
Adapun, nilai investasi yang diajukan Chevron untuk bisa melanjutkan pengelolaan blok Rokan terungkap ke publik. Perusahaan migas asal Amerika ini disebut siap investasi hingga US$ 88 miliar atau setara Rp 1.266,4 triliun jika terpilih lagi untuk mengelola blok yang ada di Riau tersebut.
Merinci soal janji investasi yang disiapkan Chevron, Menko Maritim Luhut B Pandjaitan menyebutkan, investasi Chevron terdiri dari dua tahap. Pertama yakni untuk produksi total hingga 500 juta barel, nilai investasi yang dikucurkan senilai US$ 33 miliar. Masuk ke fase kedua, dengan produksi total 700 juta barel diperkirakan investasi bisa mencapai hingga US$ 55 miliar.
Lalu, bagaimana dengan Pertamina? Perusahaan migas pelat merah ini pun juga menyatakan keinginannya untuk 100% pengelolaan blok terbesar di Indonesia ini jatuh ke tangan BUMN.
Berdasarkan informasi yang diterima CNBC Indonesia, Pertamina melakukan pengajuan proposal atas Blok Rokan pada 28 Juni 2018. Dalam ajuannya itu Pertamina menyatakan siap melanjutkan pemanfaatan teknologi EOR seperti yang telah diterapkan saat ini oleh Chevron secara mandiri dan efisien.
Nilai investasi yang disiapkan Pertamina memang belum terungkap hingga saat ini, namun berkaca dari pengalaman Pertamina saat mendapat blok Mahakam, alokasi belanja modal yang disiapkan perusahaan untuk kelola blok gas raksasa itu juga terbilang besar. Yakni, sekitar US$ 700 juta dan dana operasi US$ 1 miliar di 2018 atau setara Rp 24 triliun.
(ray) Next Article Geser Chevron, Pertamina Bongkar Pipa-pipa Tua Blok Rokan
Most Popular