
Internasional
Perang Dagang, China Incar Infrastruktur untuk Topang Ekonomi
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
27 July 2018 17:51

Ruang untuk mendorong pengeluaran fiskal cukup. Belanja pemerintah melampaui pendapatan sebesar 726 miliar yuan di semester pertama, yang mana hanya sekitar sepertiga dari defisit anggaran 2,38 triliun yuan di tahun 2018.
China telah memangkas target defisit anggaran tahunannya menjadi 2,6% terhadap PDB dari 3% di tahun 2017. Itu adalah pengurangan pertama sejak 2012, dan mendorong jumlah penerbitan obligasi khusus dari pemerintah daerah senilai 550 miliar yuan untuk mengimbangi penurunan.
"Belanja fiskal bisa dipercepat dan investasi di beberapa proyek yang dibangun akan dilancarkan. Ini akan memberi dukungan bagi perekonomian," kata narasumber Reuters secara anonim.
Narasumber lain berkata China bisa meningkatkan pengeluaran di fasilitas perkotaan yang paling dibutuhkan, misalnya lahan parkir dan rumah pensiunan, ketimbang mega proyek.
Kementerian Keuangan, Komisi Pembangunan, dan Reformasi Nasional dan bank sentral People's Bank of China (PBOC) tidak merespons permintaan Reuters untuk berkomentar tentang hal ini.
Pergerakan kebijakan kabinet mengisyaratkan kemenangan bagi PBOC menyusul perdebatan di antara para peneliti dari PBOC dan kementerian keuangan tentang apakah kebijakan fiskal harus lebih ditingkatkan untuk memacu pertumbuhan.
Langkah tersebut dapat mendinginkan PBOC karena bank sentral itu menghadapi kesulitan dalam menyalurkan utang ke perusahaan-perusahaan kecil, yang penting bagi pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, kata para narasumber.
Bank milik negara tetap enggan memberi pinjaman ke perusahaan kecil yang dinilai lebih berisiko dibanding perusahaan yang dikendalikan negara.
PBOC telah memangkas ketentuan cadangan wajib minimum (GWM) bank tiga kali tahun ini, dengan prediksi semakin banyak pengurangan ke depannya. Namun, pelonggaran kebijakan yang agresif dapat kembali mendatangkan risiko utang dan beban terhadap pelemahan yuan, sehingga memicu aliran modal keluar.
Sembari otoritas nampak terus mengurangi utang, ada juga beberapa tanda yang menunjukkan melunaknya sikap mereka.
Para pembuat kebijakan China belakangan ini mengganti penggunaan istilah "deleveraging" dengan "deleveraging struktural", perubahan yang menunjukkan pembatasan utang lebih renggang.
"Deleveraging harus mempertimbangkan perubahan eksternal dan intensitasnya bisa melemah untuk mengindari dampak besar ke perekonomian," kata seorang narasumber. (prm)
China telah memangkas target defisit anggaran tahunannya menjadi 2,6% terhadap PDB dari 3% di tahun 2017. Itu adalah pengurangan pertama sejak 2012, dan mendorong jumlah penerbitan obligasi khusus dari pemerintah daerah senilai 550 miliar yuan untuk mengimbangi penurunan.
"Belanja fiskal bisa dipercepat dan investasi di beberapa proyek yang dibangun akan dilancarkan. Ini akan memberi dukungan bagi perekonomian," kata narasumber Reuters secara anonim.
Kementerian Keuangan, Komisi Pembangunan, dan Reformasi Nasional dan bank sentral People's Bank of China (PBOC) tidak merespons permintaan Reuters untuk berkomentar tentang hal ini.
Pergerakan kebijakan kabinet mengisyaratkan kemenangan bagi PBOC menyusul perdebatan di antara para peneliti dari PBOC dan kementerian keuangan tentang apakah kebijakan fiskal harus lebih ditingkatkan untuk memacu pertumbuhan.
Langkah tersebut dapat mendinginkan PBOC karena bank sentral itu menghadapi kesulitan dalam menyalurkan utang ke perusahaan-perusahaan kecil, yang penting bagi pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, kata para narasumber.
Bank milik negara tetap enggan memberi pinjaman ke perusahaan kecil yang dinilai lebih berisiko dibanding perusahaan yang dikendalikan negara.
PBOC telah memangkas ketentuan cadangan wajib minimum (GWM) bank tiga kali tahun ini, dengan prediksi semakin banyak pengurangan ke depannya. Namun, pelonggaran kebijakan yang agresif dapat kembali mendatangkan risiko utang dan beban terhadap pelemahan yuan, sehingga memicu aliran modal keluar.
Sembari otoritas nampak terus mengurangi utang, ada juga beberapa tanda yang menunjukkan melunaknya sikap mereka.
Para pembuat kebijakan China belakangan ini mengganti penggunaan istilah "deleveraging" dengan "deleveraging struktural", perubahan yang menunjukkan pembatasan utang lebih renggang.
"Deleveraging harus mempertimbangkan perubahan eksternal dan intensitasnya bisa melemah untuk mengindari dampak besar ke perekonomian," kata seorang narasumber. (prm)
Pages
Most Popular