Tarik Devisa Ekspor, RI Harus Konkret Seperti Thailand

Arys Aditya, CNBC Indonesia
27 July 2018 16:16
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta eksportir untuk memulangkan devisa hasil ekspor ke Indonesia.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta eksportir untuk memulangkan devisa hasil ekspor ke Indonesia. Permintaan ini disampaikan bersama seruan agar pengusaha juga turut menjaga nilai tukar rupiah.

Namun, imbauan tersebut dinilai tidak akan efektif. Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengungkapkan Pemerintah perlu mengambil langkah konkret.

Ia memaparkan devisa hasil ekspor memang selama ini banyak diparkir di bank luar negeri dengan berbagai alasan. Bhima menilai apabila devisa tersebut berhasil dipulangkan, maka akan berdampak signifikan bagi ketahanan rupiah.

"DHE yang masuk sifatnya ke net capital inflow masuk ke likuiditas perbankan. Bank juga bisa gunakan DHE untuk salurkan pembiayaan lebih besar ke sektor riil," ujarnya, Jumat (27/7/2018).

"Masalahnya DHE ini hanya muter-muter di urusan himbauan dan insentif. Kalau sekedar seruan efeknya hampir dipastikan kecil."

Ia menyebut Bank Indonesia bahkan pernah melahirkan kebijakan untuk memberikan insentif bagi pengusaha yang memulangkan devisa hasil ekspor. Tetapi, hal ini juga tidak berhasil.

Untuk itu, Bhima menyarankan agar Pemerintah bersama Parlemen merevisi UU No. 24/1999 tentang Lalu Lintas Devisa. Dalam revisi itu, Pemerintah bisa memasukkan pasal mengenai kewajiban untuk memulangkan DHE dalam kurun waktu tertentu.

"Idealnya untuk memulangkan devisa hasil ekspor kita harus belajar ke Thailand. Di Thailand ada kewajiban eksportir untuk menahan DHE 6-9 bulan dibank dalam negeri. Jadi devisa Thailand lebih stabil terutama di tengah gejolak ekonomi global seperti saat ini."



(dru) Next Article Aturan Wajib Devisa Hasil Ekspor Dirombak, Ini Lengkapnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular