Jaga Rupiah Lewat Ekspor, Pemerintah Perlu Waktu Panjang

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
27 July 2018 12:54
Pemerintah tengah berupaya untuk menjaga nilai tukar Rupiah agar tidak semakin terpuruk.
Foto: strait times
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah tengah berupaya untuk menjaga nilai tukar Rupiah agar tidak semakin terpuruk. Berbagai strategi telah dilakukan, salah satunya dengan meminta bantuan pengusaha Indonesia agar bisa mendorong ekspor untuk memaksimalkan devisa.

Namun, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, dalam waktu dekat ini belum ada cara lain yang bisa dilakukan untuk meningkatkan ekspor.

"Peningkatan ekspor harus dilakukan melalui differensiasi produk dan perluasan pasar. Artinya peningkatan ekspor hanya bisa dilakukan dengan melakukan perbaikan struktur ekonomi yang sudah pasti memerlukan waktu yang relatif panjang," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Jakarta, Jumat (27/7/2018).

Selain itu, ia menyebutkan untuk meningkatkan ekspor ada tantangan lain yang perlu dihadapai oleh pemerintah seperti tantangan global. Di mana perang dagang yang terjadi sangat berdampak pada ekspor dan perekonomian dalam negeri. Oleh karenanya, untuk menyelamatkan Rupiah dengan devisa tidak bisa mengharapkan dari ekspor.

"Sebaiknya tidak fokus ke peningkatan ekspor, karena tidak akan efektif dalam jangka pendek. Perlu terobosan bagaimana mempertahankan pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan pasar domestik," kata dia.

Sementara itu, dia mengatakan ada opsi lain yang bisa dilakukan untuk menahan laju pelemahan Rupiah di tengah keterbatasan ekspor. Mengurangi dan memilah impor dinilai cukup efektif saat ini.

"Dengan menahan impor. Terutama untuk pembangunan infrastruktur dan pangan. Untuk ini pemerintah harus secara selektif memprioritaskan pembangunan infrastruktur yang tidak terlalu besar komponen impor-nya," tandas dia.

Di sisi lain, Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan untuk meningkatkan ekspor yang bisa mendatangkan devisa adalah dengan peningkatan daya saing, perluasan pasar dan produktivitas industri.

"Jadi pemerintah melalui atase perdagangan dan perwakilan Indonesia di luar negeri harus bantu cari pasar ekspor baru. Produktivitas terkait inovasi dan teknologi. Kalau mau diberi insentif usulnya yang spesifik misalnya insentif pembebasan bea masuk untuk pengadaan mesin tekstil baru. Kemudian pemotongan pajak bagi perusahaan yang meningkatkan research and developmentnya secara signifikan," kata dia.



(dru) Next Article Virus Corona Bikin Impor dari China Anjlok di Februari 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular