AS dan UE Sepakat Turunkan Tarif, Perang Dagang Mereda
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
26 July 2018 13:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari Rabu (25/7/2018) mengatakan AS dan Uni Eropa (UE) telah memasuki "fase baru" dalam hubungan mereka. Kedua negara dengan perekonomian utama di dunia itu akan segera memulai negosiasi dijumlah area, termasuk mengupayakan "tarif nol" di barang-barang industri dan kerja sama lebih lanjut di isu energi.
"Hari ini kami sepakat, pertama-tama, untuk bekerja sama menuju tarif nol, hambatan non-tarif nol dan subsidi nol untuk barang-barang industri non otomotif," kata Trump dalam konferensi pers bersama di Rose Garden Gedung Putih bersama Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker.
Trump tidak membahas apakah kedua pemimpin sudah mencapai sebuah kesepakatan tentang tarif mobil, meski Juncker berkata tidak ada tarif baru yang akan dibicarakan dalam negosiasi. Para ekonom telah mengatakan, di antara isu-isu besar yang didiskusikan, tarif mobil bisa menjadi ancaman terbesar bagi perekonomian AS.
Juncker berkata kedua pemimpin juga sepakat selama negosiasi berlangsung, "kami akan menahan tarif lebih lanjut dan menilai kembali tarif yang sudah ada untuk baja dan aluminium" dari pemerintahan Trump. "Ini adalah pertemuan yang bagus dan membangun," tambahnya.
Rincian utama dari kesepakatan itu masih belum jelas sampai Rabu sore, tetapi perjanjian untuk tidak menerapkan tarif lebih lanjut selama negosiasi berlangsung akan meredam perang dagang antara AS dan UE. Perjanjian itu juga menggambarkan kemenangan untuk UE yang telah mempersiapkan diri untuk tarif mobil terbaru sebesar 25%.
"Semua hal yang dipertimbangkan bisa membuat keadaan lebih buruk. Mereka sepakat untuk terus berdiskusi. Menimbang betapa kerasnya Trump saat dia berkata 'tarif itu luar biasa'. Menurut saya ini adalah hasil terbaik yang bisa diharapkan," kata Greg Valliere, global strategist di Horizon Investments. "Reaksi dari fraksi Republik di Capitol Hill sudah sangat bergejolak terhadap usulan tarif Trump, yang mungkin menjadi faktor mereka sepakat untuk terus berdiskusi."
Valliere berkata kesepakatan itu menunjukkan tarif otomotif tidak dibahas secara spesifik. Para analis berkata nampaknya ada pertentangan di Eropa terkait topik tersebut, dan pemerintah Trump ingin Eropa menurunkan tarif sebesar 10% terhadap mobil AS.
Rata-rata bursa saham utama mengalami reli pada Rabu siang setelah tersiar kabar kesepakatan dagang tersebut. Dow Jones Industrial Average naik lebih dari setengah persen menjadi sesi tertinggi pada Rabu siang, sementara NASDAQ meningkat sekitar 1%. Nilai tukar euro juga naik dan menyentuk sesi tertinggi terhadap dolar.
Kesepakatan itu mengejutkan para pakar kebijakan di Washington dan Brussels, pasalnya banyak dari mereka yang memantau ketat peningkatan retorika dagang Trump.
Sebab, pada hari Selasa (24/7/2018) Trump menulis sebuah cuitan di Twitter yang nampaknya menyingkirkan kemungkinan penyelesaian bahkan sebelum pertemuan itu dimulai.
"Uni Eropa akan datang ke Washington besok untuk menegosiasikan perjanjian Dagang," cuitnya. "Saya memiliki satu gagasan untuk mereka. Baik AS maupun UE mencabut semua Tarif, Hambatan dan Subsidi! Akhirnya itu akan disebut sebagai Pasar Bebas dan Perdagangan Adil! Semoga mereka melakukannya, kami siap - tetapi mereka tidak!"
Kunjungan Juncker adalah titik terang dari semakin suramnya proyeksi relasi AS-Eropa akibat gesekan perang dagang Trump, kemesraannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan kecurigaannya terhadap institusi multilateral seperti Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) dan Uni Eropa.
Saat mengumumkan kunjungan Juncker, Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan tertanggal 17 Juli 2018 bahwa kedua pemimpin akan membahas "berbagai macam prioritas, termasuk kebijakan luar negeri dan keamanan, perlawanan terorisme, keamanan energi, dan pertumbuhan ekonomi, [dengan] fokus pada peningkatan perdagangan transatlantik dan mendorong kermitraan ekonomi yang lebih kuat".
Meskipun begitu, komentar Trump tentang Eropa seringkali sangat kontras dengan pesan dari Gedung Putih.
"Uni Eropa, kecuali China dan beberapa lainnya, memperlakukan kami, dalam perdagangan, dengan seburuk-buruknya," kata Trump saat menerima kunjungan dari Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg di bulan Mei. "Mereka punya hambatan dagang. Petani kami tidak diperbolehkan, sebagian besar, untuk menjual produk mereka ke Uni Eropa."
Namun, menurut Kementerian Pertanian (United States Department of Agriculture/USDA) hal itu tidak benar. Justru, USDA melaporkan bahwa di tahun 2017 total ekspor pertanian AS ke UE adalah $11,2 miliar (Rp 161,8 triliun) sehingga membuat Eropa menjadi pasar ekspor terbesar kelima di dunia bagi para petani AS.
(roy/roy) Next Article Perang Dagang Dengan AS, Ekonomi Eropa pun Lesu
"Hari ini kami sepakat, pertama-tama, untuk bekerja sama menuju tarif nol, hambatan non-tarif nol dan subsidi nol untuk barang-barang industri non otomotif," kata Trump dalam konferensi pers bersama di Rose Garden Gedung Putih bersama Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker.
Trump tidak membahas apakah kedua pemimpin sudah mencapai sebuah kesepakatan tentang tarif mobil, meski Juncker berkata tidak ada tarif baru yang akan dibicarakan dalam negosiasi. Para ekonom telah mengatakan, di antara isu-isu besar yang didiskusikan, tarif mobil bisa menjadi ancaman terbesar bagi perekonomian AS.
"Semua hal yang dipertimbangkan bisa membuat keadaan lebih buruk. Mereka sepakat untuk terus berdiskusi. Menimbang betapa kerasnya Trump saat dia berkata 'tarif itu luar biasa'. Menurut saya ini adalah hasil terbaik yang bisa diharapkan," kata Greg Valliere, global strategist di Horizon Investments. "Reaksi dari fraksi Republik di Capitol Hill sudah sangat bergejolak terhadap usulan tarif Trump, yang mungkin menjadi faktor mereka sepakat untuk terus berdiskusi."
Valliere berkata kesepakatan itu menunjukkan tarif otomotif tidak dibahas secara spesifik. Para analis berkata nampaknya ada pertentangan di Eropa terkait topik tersebut, dan pemerintah Trump ingin Eropa menurunkan tarif sebesar 10% terhadap mobil AS.
Rata-rata bursa saham utama mengalami reli pada Rabu siang setelah tersiar kabar kesepakatan dagang tersebut. Dow Jones Industrial Average naik lebih dari setengah persen menjadi sesi tertinggi pada Rabu siang, sementara NASDAQ meningkat sekitar 1%. Nilai tukar euro juga naik dan menyentuk sesi tertinggi terhadap dolar.
Kesepakatan itu mengejutkan para pakar kebijakan di Washington dan Brussels, pasalnya banyak dari mereka yang memantau ketat peningkatan retorika dagang Trump.
Sebab, pada hari Selasa (24/7/2018) Trump menulis sebuah cuitan di Twitter yang nampaknya menyingkirkan kemungkinan penyelesaian bahkan sebelum pertemuan itu dimulai.
"Uni Eropa akan datang ke Washington besok untuk menegosiasikan perjanjian Dagang," cuitnya. "Saya memiliki satu gagasan untuk mereka. Baik AS maupun UE mencabut semua Tarif, Hambatan dan Subsidi! Akhirnya itu akan disebut sebagai Pasar Bebas dan Perdagangan Adil! Semoga mereka melakukannya, kami siap - tetapi mereka tidak!"
![]() |
Kunjungan Juncker adalah titik terang dari semakin suramnya proyeksi relasi AS-Eropa akibat gesekan perang dagang Trump, kemesraannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan kecurigaannya terhadap institusi multilateral seperti Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) dan Uni Eropa.
Saat mengumumkan kunjungan Juncker, Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan tertanggal 17 Juli 2018 bahwa kedua pemimpin akan membahas "berbagai macam prioritas, termasuk kebijakan luar negeri dan keamanan, perlawanan terorisme, keamanan energi, dan pertumbuhan ekonomi, [dengan] fokus pada peningkatan perdagangan transatlantik dan mendorong kermitraan ekonomi yang lebih kuat".
Meskipun begitu, komentar Trump tentang Eropa seringkali sangat kontras dengan pesan dari Gedung Putih.
"Uni Eropa, kecuali China dan beberapa lainnya, memperlakukan kami, dalam perdagangan, dengan seburuk-buruknya," kata Trump saat menerima kunjungan dari Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg di bulan Mei. "Mereka punya hambatan dagang. Petani kami tidak diperbolehkan, sebagian besar, untuk menjual produk mereka ke Uni Eropa."
Namun, menurut Kementerian Pertanian (United States Department of Agriculture/USDA) hal itu tidak benar. Justru, USDA melaporkan bahwa di tahun 2017 total ekspor pertanian AS ke UE adalah $11,2 miliar (Rp 161,8 triliun) sehingga membuat Eropa menjadi pasar ekspor terbesar kelima di dunia bagi para petani AS.
(roy/roy) Next Article Perang Dagang Dengan AS, Ekonomi Eropa pun Lesu
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular