
Perang Dagang AS Vs China, Menko Darmin: Semuanya Rugi!
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
25 July 2018 15:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China menunjukkan tanda-tanda tidak akan mereda dalam beberapa waktu ke depan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku khawatir hal itu berdampak pada eskalasi perang dagang antara kedua negara.
Darmin sendiri berharap perang dagang bisa teredam, sehingga tidak terjadi eskalasi. Dengan begitu, kondisi perekonomian negara-negara yang ikut terdampak seperti Indonesia, bisa kembali pulih.
"China dalam menghadapi trade war itu mengambil langkah membiarkan mata uangnya melemah karena saya kira dia ingin supaya ekspornya lebih murah di mana-mana. Tapi kan negara lain ikut melemah kecuali Amerika Serikat," jelas Darmin di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Rabu (25/7/2018).
Bila sikap proteksionisme meningkat di berbagai negara, lanjut Darmin, dapat mengubah hubungan ekonomi global dari kesepakatan multilateral menjadi cenderung bilateral. "Dan kalau itu terjadi kita belum bisa hitung dengan baik seperti apa hasilnya. Pasti semuanya rugi," tambah Darmin.
Darmin melanjutkan, apa yang dilakukan China saat ini bukan hanya melemahkan mata uangnya. Melalui bank sentralnya, China juga menyalurkan dana ke dunia perbankan termasuk mengubah semacam giro wajib dalam jumlah yang cukup besar.
"Itu semua menunjukkan bahwa mereka memang secara sadar menginginkan mata uangnya melemah," ujar Darmin.
(dru) Next Article Lantik Dua Pejabat Eselon I, Ini Pesan Menko Darmin
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku khawatir hal itu berdampak pada eskalasi perang dagang antara kedua negara.
Darmin sendiri berharap perang dagang bisa teredam, sehingga tidak terjadi eskalasi. Dengan begitu, kondisi perekonomian negara-negara yang ikut terdampak seperti Indonesia, bisa kembali pulih.
Bila sikap proteksionisme meningkat di berbagai negara, lanjut Darmin, dapat mengubah hubungan ekonomi global dari kesepakatan multilateral menjadi cenderung bilateral. "Dan kalau itu terjadi kita belum bisa hitung dengan baik seperti apa hasilnya. Pasti semuanya rugi," tambah Darmin.
Darmin melanjutkan, apa yang dilakukan China saat ini bukan hanya melemahkan mata uangnya. Melalui bank sentralnya, China juga menyalurkan dana ke dunia perbankan termasuk mengubah semacam giro wajib dalam jumlah yang cukup besar.
"Itu semua menunjukkan bahwa mereka memang secara sadar menginginkan mata uangnya melemah," ujar Darmin.
(dru) Next Article Lantik Dua Pejabat Eselon I, Ini Pesan Menko Darmin
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular