Internasional

65 Tewas, Jepang Nyatakan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
24 July 2018 16:52
Lebih dari 22.000 orang dilarikan ke rumah sakit akibat serangan panas di Jepang.
Foto: REUTERS/Issei Kato
Jakarta, CNBC Indonesia - Kantor cuaca Jepang telah mendeklarasikan kondisi panas ekstrem yang melanda wilayah negara itu sebagai bencana alam. Setidaknya 65 orang dilaporkan meninggal dunia sepekan terakhir.

Seorang juru bicara lembaga tersebut menyatakan suhu panas yang tidak pernah terjadi sebelumnya ini terjadi di beberapa daerah.

Lebih dari 22.000 orang dilarikan ke rumah sakit akibat serangan panas. Sebagian besar dari mereka adalah warga lanjut usia, menurut pejabat kondisi gawat darurat yang dilansir dari BBC hari Selasa (24/7/2018).

Gelombang panas itu belum menunjukkan tanda-tanda akan segera mendingin, kata pejabat ramalan cuaca setempat.

Hari Senin, kota Kumagaya melaporkan suhu udara mencapai 41,1 derajat Celsius, suhu tertinggi yang pernah tercatat di Negeri Sakura. Di pusat kota Tokyo, suhu udara juga menembus 40 derajat Celsius untuk kali pertama sepanjang sejarah.

Kantor Meteorologi Jepang memperingatkan suhu antara 35 derajat Celsius ke atas akan terus berlanjut hingga awal Agustus.

"Kita sedang mengalami tingkat panas yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata juru bicara Motoaki Takekawa. Ia menambahkan bahwa gelombang panas itu adalah "ancaman terhadap kehidupan dan kami menyebutnya sebagai bencana alam."

Di prefektur Ibaraki di sebelah utara Tokyo, seorang nenek berusia 91 tahun ditemukan pingsan di lapangan dan kemudian dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit. Di dekat kota Saitama, dua nenek ditemukan meninggal dunia di rumah mereka.

Dengan kurang dari separuh sekolah di Jepang dilengkapi dengan pendingin ruangan, juru bicara pemerintah Yoshihide Suga mengatakan liburan musim panas dapat diperpanjang untuk melindungi para siswa.

"Karena gelombang panas ini berlanjut ke seluruh negeri, langkah segera diperlukan untuk melindungi nyawa para siswa," ujarnya kepada wartawan hari Selasa.

Masyarakat diimbau untuk minum banyak air, menggunakan pendingin udara, dan lebih sering beristirahat.

Warga di beberapa kota ambil bagian dalam uchimizu atau upacara air dengan cara menuangkan atau memercikkan air dingin ke atas trotoar atau halaman yang panas untuk mendinginkannya.

Gelombang panas itu terjadi segera setelah hujan deras yang menyebabkan banjir dan tanah longsor parah melanda wilayah barat Jepang.

(roy) Next Article Jepang Minta Warganya Kurangi Konsumsi Listrik, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular