Internasional

Suhu Hingga 41,1 Derajat di Jepang dan Korea, Ini Penyebabnya

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
23 July 2018 20:02
Suhu tinggi itu memecahkan rekor sebelumnya yang mencapai 41,0 C di Ekawasaki di pulau Shikoku pada 12 Agustus 2013.
Foto: REUTERS/Issei Kato/File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Bencana cuaca panas sedang melanda Jepang, Senin (23/7/2018). Gelombang panas mematikan terus mencengkeram sebagian besar wilayah Negeri Sakura tesebut dan di beberapa daerah di Korea Selatan dan Utara.

Suhu panas tersebut mencapai 41,1 derajat Celcius (106 derajat Fahrenheit) terjadi Kumagaya, sebuah kota di prefektur Saitama yang berjarak sekitar 65 kilometer (40 mil) barat laut Tokyo, kata Badan Meteorologi Jepang. Suhu tinggi itu memecahkan rekor sebelumnya yang mencapai 41,0 C di Ekawasaki di pulau Shikoku pada 12 Agustus 2013.

Dua sistem tekanan tinggi yang melambat telah menjebak udara hangat dan lembab di atas kawasan itu, menghadirkan suhu tertinggi selama hampir dua minggu. Dilansir dari the ABC, lebih dari 40 orang tewas di Jepang dan sekitar 10 orang tewas di Korea Selatan.

"Hari ini sangat panas sehingga saya tidak dapat mengetahui apakah saya berada di Korea Selatan atau di Asia Tenggara," kata Kim Sung-hee, seorang siswa di pusat kota Seoul, di mana suhu naik menjadi 35,7 C (96 F).

Sepuluh orang tewas di Korea Selatan akibat serangan panas dan akibat beberapa penyebab terkait suhu panas lainnya di musim panas ini, yang tujuh di antaranya terjadi pekan lalu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea, Senin. Sekitar 1.040 orang jatuh sakit karena cuaca panas dari 20 Mei hingga 21 Juli, meningkat 61% dibanding periode yang sama tahun lalu, katanya.

Suhu pagi terendah Korea Selatan tertinggi pernah tercatat di kota Gangneung, di mana suhunya adalah 31 C (88 F) pada pukul 6:45 pagi. Suhu rendah pagi di Seoul adalah 29,2 C, rekor baru bagi ibu kota negara itu, menurut agen cuaca Korea Selatan.

Suhu terpanas mencapai 39,9 C (103,8 F) di kota tenggara Hayang, suhu tertinggi di negara itu sepanjang tahun ini.

Di Korea Utara, penduduk mengipasi diri mereka di kendaraan yang penuh sesak atau melindungi diri dari matahari dengan payung berwarna cerah ketika suhu di Pyongyang, ibu kotanya, mencapai 34 C. Laporan cuaca mengatakan temperatur yang lebih tinggi tercatat terjadi di pantai timur negara itu.

Ribuan orang di Jepang telah dilarikan ke rumah sakit dengan gejala stroke panas selama gelombang panas. Kantor Berita Kyodo telah menghitung ada lebih dari 40 kematian. Banyak dari korban adalah orang lanjut usia yang tidak menggunakan AC.

Pada hari Senin, sembilan orang meninggal karena cuaca panas di seluruh Jepang, kata Kyodo. Televisi nasional NHK melaporkan ada tujuh kematian.

Suhu mencapai 39 C (102 F) pada hari Senin di pusat Tokyo, suhu tertinggi tahun ini. Gelombang panas terburuk diperkirakan akan berakhir minggu ini.

Turis di distrik bersejarah Asakusa di Tokyo berjuang melawan panas. Cosett Romero dari Meksiko mengatakan dia dan keluarganya mulai merasakan sakit kepala.

"Sulit bagi kami karena kami tidak memiliki panas ini di Meksiko," katanya.

Pihak berwenang memperingatkan orang-orang untuk tetap di dalam ruangan dan menggunakan AC.

"Cuaca baru-baru ini di Jepang terasa seperti berada di sauna," kata Gubernur Tokyo Yuriko Koike dalam konferensi pers yang menyoroti Olimpiade Musim Panas 2020, yang dibuka di Tokyo dua tahunan pada hari Selasa.

Dia mengatakan bahwa kota telah bekerja untuk mengatasi kekhawatiran tentang suhu panas untuk penggemar dan atlet.

Maraton dan beberapa acara Olimpiade terbuka lainnya akan dimulai pada pagi hari. Langkah-langkah lain termasuk mengembangkan trotoar jalan yang memancarkan lebih sedikit panas permukaan, menyiapkan semprotan kabut dan menanam pohon-pohon pinggir jalan yang tinggi.

Koike juga mengutip cara tradisional pendinginan di Jepang, seperti menggantung layar jerami dan menyemprotkan air di permukaan jalan.

"Tetapi kearifan tradisional kita tidak cukup untuk mengalahkan panas seperti ini," akunya, "jadi kita akan menggunakan teknologi mutakhir."
(hps/hps) Next Article Perseteruan Dagang Jepang-Korsel Berlanjut

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular