RI Akuisisi Freeport, Himbara Siap Utangi Inalum Rp 21,5 T
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
13 July 2018 07:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) siap menggelontorkan pinjaman kurang lebih US$1,5 miliar atau sekitar Rp 21,5 triliun kepada PT. Indonesia Asahan Alumunium (Inalum). Dana ini akan digunakan untuk mengakuisisi 51% saham PT. Freeport Indonesia (PTFI).
Direktur Corporate Banking PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Putrama Wahju Setyawan menjelaskan kredit yang akan diberikan ke Inalum berupa kredit sindikasi. Selain BNI, ada dua bank Himbara lain yang ikut, yakni PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
"BRI dan Mandiri juga ikut, masing-masing kurang lebih US$500 juta," jelasnya kepada CNBC Indonesia, yang dikutip Jumat (13/7/2018).
Sementara itu, selain Himbara, menurut Putrama masih ada beberapa bank yang akan ikut dalam sindikasi tersebut. Namun, dia tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai jumlah bank yang akan berpartisipasi.
"Nanti kita lihat hasil diskusinya," terangnya.
Sampai saat ini, syarat dan ketentuan mengenai pemberian pinjaman tersebut masih terus dibicarakan sehingga Putrama belum dapat memberikan informasi mengenai suku bunga dan tenor pembiayaan. Namun, dia menyebutkan total pembiayaan yang dibutuhkan Inalum mencapai US$4 miliar.
Menanggapi hal ini, Direktur PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Mohammad Irfan mengungkapkan pihaknya belum bisa memastikan mengenai rencana tersebut.
Sebelumnya, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pembiayaan yang diterima bank akan digunakan untuk mengakuisisi 51% saham PTFI. Sampai sejauh ini, sudah ada 11 bank yang siap memberikan pembiayaan.
Namun demikian, pihaknya masih mendiskusikan berapa besaran porsi pinjaman yang akan diberikan oleh 11 bank tersebut.
Tawaran dari 11 bank itu mencapai US$ 5,2 miliar atau setara Rp 74 triliun, berdatangan dari luar maupun dalam negeri. Jumlah ini lebih banyak dari yang dibutuhkan Inalum untuk akuisisi Freeport, yakni US$3,85 miliar.
(prm) Next Article Sinergi Pemerintah, BI & Himbara Akselerasi Pemulihan Ekonomi
Direktur Corporate Banking PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Putrama Wahju Setyawan menjelaskan kredit yang akan diberikan ke Inalum berupa kredit sindikasi. Selain BNI, ada dua bank Himbara lain yang ikut, yakni PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
"BRI dan Mandiri juga ikut, masing-masing kurang lebih US$500 juta," jelasnya kepada CNBC Indonesia, yang dikutip Jumat (13/7/2018).
"Nanti kita lihat hasil diskusinya," terangnya.
Sampai saat ini, syarat dan ketentuan mengenai pemberian pinjaman tersebut masih terus dibicarakan sehingga Putrama belum dapat memberikan informasi mengenai suku bunga dan tenor pembiayaan. Namun, dia menyebutkan total pembiayaan yang dibutuhkan Inalum mencapai US$4 miliar.
Menanggapi hal ini, Direktur PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Mohammad Irfan mengungkapkan pihaknya belum bisa memastikan mengenai rencana tersebut.
"Belum dibahas," ucap dia.
Sebelumnya, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pembiayaan yang diterima bank akan digunakan untuk mengakuisisi 51% saham PTFI. Sampai sejauh ini, sudah ada 11 bank yang siap memberikan pembiayaan.
Namun demikian, pihaknya masih mendiskusikan berapa besaran porsi pinjaman yang akan diberikan oleh 11 bank tersebut.
"Masih kami diskusikan dengan banknya, tetapi Inalum sendiri kan punya posisi cash mendekati US$1,5 miliar," ujar mantan Dirut Bank Mandiri ini.
Tawaran dari 11 bank itu mencapai US$ 5,2 miliar atau setara Rp 74 triliun, berdatangan dari luar maupun dalam negeri. Jumlah ini lebih banyak dari yang dibutuhkan Inalum untuk akuisisi Freeport, yakni US$3,85 miliar.
(prm) Next Article Sinergi Pemerintah, BI & Himbara Akselerasi Pemulihan Ekonomi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular