Proyek Terminal Kijing di Pelabuhan Pontianak Butuh Rp 14 T

Exist In Exist, CNBC Indonesia
12 July 2018 16:29
Terminal Kijing memiliki kapasitas 2 juta TEUs.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) siap membangun Terminal Kijing, Pelabuhan Pontianak, Kalimantan Barat dengan nilai investasi total mencapai Rp 14 triliun

Pembangunan ini dilakukan menyusul penandatanganan Perjanjian Konsesi Pembangunan dan Pengusahaan Jasa Kepelabuhanan antara Pelindo II dan Kementerian Perhubungan dengan jangka waktu perjanjian konsesi selama 69 tahun.

"Pencanangan pembangunan Terminal Kijing sudah dilakukan pada April 2018. Dengan ditandatanganinya perjanjian ini, selanjutnya akan dilakukan penerbitan izin pembangunan dari Kementerian Perhubungan," kata Direktur Utama Pelindo II Elvyn G Masassya di Kementerian Perhubungan, Kamis (12/07/2018).

"Dengan adanya izin ini, IPC dapat memulai pembangunan fisik berupa pemasangan tiang pancang baik di darat maupun di laut. Paralel menunggu waktu ditandatanganinya perjanjian konsesi, IPC juga telah melakukan pekerjaan pembersihan lahan dan melakukan soil investigation survey yang disiapkan untuk pemasangan tiang pancang tersebut." tambahnya.

Ruang lingkup perjanjian konsesi ini meliputi pemberian hak kepada IPC untuk melakukan pembangunan dan pengusahaan jasa kepelabuhanan, termasuk pengembangan terminal beserta fasilitas pendukungnya sesuai dengan tahapan pembangunan di area konsesi, penetapan segmen dan objek perjanjian konsesi, pelaksanaan penyusunan dan pungutan tarif jasa kepelabuhanan di Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak, pembayaran pendapatan konsesi dan penyerahan aset dari IPC kepada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Pontianak.

"Untuk pembangunan Terminal Kijing, IPC telah menunjuk PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sebagai pelaksana dengan nilai proyek sebesar Rp 2,74 Triliun. WIKA akan melaksanakan pembangunan terminal dari sisi konstruksi dermaga laut, port management area, jembatan penghubung, container yard serta fasilitas lainnya," paparnya.

Sebagai informasi, terminal Kijing ini memiliki empat terminal mulai dari multi-purpose, curah cair, curah kering, dan peti kemas. Untuk tahap awal pembangunan terminal ini akan dimulai dengan terminal multi-purpose dan ditargetkan dapat beroperasi akhir 2019.

"Seluruh terminal itu kapasitasnya sekitar 2 juta TEUs untuk yang peti kemas, dan kemudian yang curah cair dan curah kering itu sekitar 100 juta TEUs. Untuk fase pertama 500.000 TEUs," katanya.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pembangunan terminal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat.

"Harapan saya konektivitas logistik di Kalimantan Barat yang selama ini relatif agak stagnan ini akan tumbuh dan sekitar Kijing akan tumbuh kegiatan-kegiatan ekonomi yang bermanfaat bagi kemajuan ekonomi Indonesia," pungkasnya.
(ray/ray) Next Article Tambah Kapasitas, Pelindo Kembangkan Pelabuhan Priok Rp 20 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular