Ini Alasan Disney & Comcast Bersaing Memperebutkan Fox & Sky

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
11 July 2018 16:09
Selain menjual layanan broadband dan telepon seluler, Sky juga pemimpin bisnis TV berbayar di Inggris, serta pasar regional lainnya termasuk Jerman dan Italia.
Foto: REUTERS/Lucas Jackson
Jakarta, CNBC Indonesia - Hal yang dimulai sebagai penawaran sederhana di akhir tahun 2016 oleh 21st Century Fox Inc. milik Rupert Murdoch untuk untuk mendapatkan sebagian dari kepemilikan Sky Plc yang belum dimilikinya memicu persaingan penawaran sengit. Walt Disney Co. dan Comcast Corp. kemudian ikut mengejar kepemilikan Sky, sebuah stasiun penyiaran Inggris.

Kini, Fox terlibat dalam tarik-menarik dengan pesaingnya, Disney dan Comcast, karena lanskap media yang bergerak cepat mendorong terjadinya salah satu pertempuran media global yang menarik selama beberapa dekade.

Sky merupakan salah satu aset industri yang paling didambakan oleh perusahaan Amerika Serikat (AS) yang ingin memperluas bisnisnya ke Eropa untuk bersaing dengan perusahaan baru, seperti Netflix dan Amazon.

Selain menjual layanan broadband dan telepon seluler, Sky juga merupakan pemimpin untuk bisnis TV berbayar di Inggris, serta pasar regional lainnya termasuk Jerman dan Italia, dilansir dari CNBC International.


Saat AT&T Inc. memenangkan izin antimonopoli untuk membeli Time Warner Inc. dan regulator Inggris yang terakhir menandatangani penawaran Murdoch ke Sky (dengan satu persyaratan besar), permainan ini nampaknya akan segera berakhir. Namun, hasilnya masih belum jelas.

Berikut pembahasan lengkap tentang persaingan ini yang dikutip Washington Post dari Bloomberg.

1. Apa yang mendorong penawaran tinggi ini?
Dua raksasa hiburan, yakni Disney dan Comcast, bersaing memperebutkan Fox dan Sky untuk satu alasan besar: streaming internet. Film, acara televisi dan hiburan lain yang ditawarkan oleh Netflix Inc., Amazon.com Inc. dan Hulu sudah semakin populer sehingga warga Amerika meninggalkan langganan TV kabel dan mengurangi keuntungan perusahaan media.

Memiliki Fox akan memberi aset hiburan ikonik bagi Comcast maupun Disney, mulai dari " The Simpsons" sampai "X-Men", sehingga membuat layanan streaming TV mereka lebih menarik.

Kepemilikan saham Fox sebesar 30% di Hulu juga akan memberi Comcast atau Disney kepemilikan mayoritas di dalam satu dari beberapa pesaing Netflix karena masing-masing sudah memiliki 30% saham di Hulu.


2. Mengapa Sky dapat perhatian besar?
23 juta konsumen Sky di lima negara Eropa akan memberi Comcast atau Disney peluang langka untuk mendiversifikasi pasar dari Amerika Serikat (AS) dan menjangkau lebih banyak konsumen secara langsung.

Sky mengunggulkan platform yang memimpin di pasaran, yaitu Q box, yang disebut CEO Comcast Brian Roberts membuatnya "sangat terkesan".

Sky juga memiliki konten televisi yang dicari untuk menarik dan mempertahankan pelanggan, termasuk hak ke pertandingan sepakbola Liga Premier Inggris. Dari berbagai aset yang CEO Disney Bob Iger ingin akuisisi dari Fox, Sky disebutnya sebagai "permata mahkota".


3. Apa penawaran Murdoch yang terakhir?
Menteri Kebudayaan AS Matt Hancock pada tanggal 5 Juni menyetujui akuisisi Fox terhadap Sky, asalkan Fox menjual Sky News. Murdoch, 87 tahun, sudah mengusulkan penjualan Sky ke Disney sebagai bagian dari upaya keduanya untuk membeli 61% saham di Sky yang sudah dia miliki.

Awalnya, Fox mengestimasi penawaran Sky akan selesai di akhir tahun 2017. Namun, proses itu tertunda karena dugaan pelecehan ras dan seksual di Fox News. Investigasi perusahaan atas kasus ini sudah selesai.

Pada hari Rabu (11/7/2018), Fox, yang diperkirakan akan mendapatkan persetujuan dari regulator Inggris pekan ini setelah mencapai kesepakatan awal dengan Sky di Desember 2016, menaikkan tawarannya menjadi 14 poundsterling (Rp 267.390) per saham dari 10,75 pounds yang disampaikan sebelumnya.

Dengan angka seperti itu, Fox menilai kesepakatan ini hingga US$32,5 miliar (Rp 467 triliun).

Tawaran baru Fox ini menjadi serangan terbaru dalam kisah pertarungan pengambilalihan yang telah berlangsung selama 18 bulan untuk mendapatkan Sky.


4. Mengapa Fox sekarang ikut bermain?
Keluarga Murdoch ingin menjual beberapa kerajaan global yang dibangun selama tiga dekade.

Pada tanggal 20 Juni, Disney mempermanis tawarannya untuk aset Fox menjadi US$71,3 miliar (Rp 1.024 triliun) dalam bentuk uang tunai dan saham, naik dari $52,4 miliar. Penawaran yang sudah diterima Fox itu akan termasuk film-film 20th Century Fox dan rumah produksi TV, Star India, jajaran saluran kabel AS yang termasuk FX dan National Geographic, dan kepemilikan saham 39% di Sky.

Disney meningkatkan penawarannya dengan membayar utang Fox senilai hampir $14 miliar demi mengalahkan penawaran dari Comcast senilai $65 miliar. Fox lebih memilih Disney karena menganggap saham Disney lebih berharga dan khawatir kesepakatan dengan Comcast akan menemui hambatan peraturan.


5. Lalu apa yang akan terjadi dengan Sky?
Dengan persetujuan pemerintah Inggris kepada Fox untuk membeli Sky, direksi Fox harus memutuskan apakah akan membuat penawaran baru atau tidak.

Meskipun begitu, penawaran yang lebih tinggi akan muncul dengan kerumitan tersendiri. Sebagai bagian dari kesepakatan penggabungan Disney-Fox, Fox memerlukan persetujuan Disney untuk meningkatkan penawarannya.

Sederhananya, Disney mungkin tergoda untuk membuat penawaran langsung sendiri ke Sky.


6. Apa saja hambatan peraturannya?
Comcast menunggu untuk membuat penawaran formal sampai nasib kesepakatan vertikal, yang menggabungkan pemrograman dan distribusi pembangkit listrik, diputuskan: upaya AT&T untuk mengakuisisi Time Warner, yang Kementerian Kehakiman coba hentikan atas dasar antimonopoli.

Ketika hakim federal memihak ke AS, Comcast memiliki beberapa alasan untuk mencemaskan perlakuan serupa terhadap penawarannya ke Fox meski Kementerian Kehakiman masih bisa campur tangan.

7. Bagaimana akhir dari kemelut penawaran ini?
Comcast kemungkinan akan kembali merespons penawaran Disney, yang bisa semakin meningkatkan persaingan penawaran. Namun, jika Comcast mundur, kemungkinan perusahaan itu akan fokus ke upayanya untuk mengamankan Sky atau mengejar properti hiburan lain, seperti Sony Pictures Entertainment.


8. Bagaimana dengan dinasti Murdoch?
Keluarganya masih memimpin jaringan penyiaran, saluran olahraga, saluran berita bisnis dan Fox News. Keluara Murdoch secara terpisah juga mengendalikan News Corp., yang selain memiliki harian Inggris juga mempunyai Wall Street Journal dan penerbit buku HarperCollins.

Sebagai tambahan, keluarga Murdoch akan memiliki lebih dari 4% saham di Disney, menjadikan mereka sebagai salah satu pemegang saham terbesar.
(prm) Next Article Induk CNBC Siapkan Rp 910 T untuk Akuisisi Fox

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular