Internasional
Kadin Uni Eropa: Reformasi Ekonomi China Kurang Ambisius
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
10 July 2018 16:57

Meski Presiden EUCCC Mats Harborn mengakui ada benarnya AS berupaya mengubah dinamika relasi perdagangan dengan China, dia menekankan bahwa pengenaan tarif bukanlah solusi.
"Hal terpenting adalah kita beralih dari menggunakan tarif sebagai alat. Itu sangat bahaya untuk perekonomian dunia, bahaya untuk operasional kita," katanya kepada CNBC International.
Dia menambahkan skenario terburuknya adalah ketegangan yang meningkat bisa memicu akhir dari siklus bisnis.
"Kita tidak perlu berbicara tentang keberpihakan. Kita hanya perlu berkomitmen terhadap globalisasi perekonomian," kata Harborn.
Organisasi itu mengimbau agar Beijing ke depannya mengadopsi "reformasi pasar yang mendalam dan meluas", menunjukkan pendekatan pemerintahan Trump yang lebih agresif ke China dan upaya Uni Eropa untuk mempersulit transfer teknologi yang tidak adil sebagai contoh dari menipisnya kesabaran para pemangku kepentingan.
Namun, pada akhirnya para anggota EUCCC "ingin perekonomian China sesukses negara itu sendiri," tulis laporan tersebut.
Laporan itu muncul ketika Perdana Menteri China Le Keqiang berkunjung ke Bulgaria dan Jerman menjelang pertemuan tingkat tinggi China-Eropa yang dimulai tanggal 16 Juli.
Reuters melaporkan pada hari Senin (9/7/2018) bahwa Jerman dan China sudah menandatangani kesepakatan senilai lebih dari 20 miliar euro (Rp 337,5 triliun) dalam kunjungan Li.
China dan Uni Eropa (UE) telah mengambil langkah-langkah memperkuat ikatan-ikatan perdagangan terkini setelah AS mengguncang tatanan perdagangan dunia dan menerapkan bea impor terhadap beberapa mitra datang dan sekutu utamanya, termasuk UE. (prm)
"Hal terpenting adalah kita beralih dari menggunakan tarif sebagai alat. Itu sangat bahaya untuk perekonomian dunia, bahaya untuk operasional kita," katanya kepada CNBC International.
Dia menambahkan skenario terburuknya adalah ketegangan yang meningkat bisa memicu akhir dari siklus bisnis.
Organisasi itu mengimbau agar Beijing ke depannya mengadopsi "reformasi pasar yang mendalam dan meluas", menunjukkan pendekatan pemerintahan Trump yang lebih agresif ke China dan upaya Uni Eropa untuk mempersulit transfer teknologi yang tidak adil sebagai contoh dari menipisnya kesabaran para pemangku kepentingan.
Namun, pada akhirnya para anggota EUCCC "ingin perekonomian China sesukses negara itu sendiri," tulis laporan tersebut.
Laporan itu muncul ketika Perdana Menteri China Le Keqiang berkunjung ke Bulgaria dan Jerman menjelang pertemuan tingkat tinggi China-Eropa yang dimulai tanggal 16 Juli.
Reuters melaporkan pada hari Senin (9/7/2018) bahwa Jerman dan China sudah menandatangani kesepakatan senilai lebih dari 20 miliar euro (Rp 337,5 triliun) dalam kunjungan Li.
China dan Uni Eropa (UE) telah mengambil langkah-langkah memperkuat ikatan-ikatan perdagangan terkini setelah AS mengguncang tatanan perdagangan dunia dan menerapkan bea impor terhadap beberapa mitra datang dan sekutu utamanya, termasuk UE. (prm)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular