Piala Dunia 2018
Apa Kabar Skuat Inggris di Italia 1990?
09 July 2018 13:05

Sementara di tengah, ada duet Chris Waddle (Olympique Marseille) dan Paul Gascoigne (Tottenham Hotspur). Waddle bermain untuk tim nasional selama 1985-1991 dengan 62 caps plus 6 gol.
Di level klub, Waddle sempat merasakan jadi pemain termahal dunia kala direkrut Marseille dari Spurs dengan nilai transfer 4,5 juta poundsterling pada 1989. Pendukung Marseille menjulukinya Magic Chris karena penampilan Waddle yang ciamik.
Selepas pensiun, Waddle sempat mencoba peruntungan menjadi manajer di Burnley. Namun hanya bertahan setahun. Kini, Waddle menekuni karier sebagai pandit.
Kompatriot Waddle adalah Gascoigne. Gazza. Banyak yang menilai Gascoigne adalah bakat terbaik yang dimiliki Inggris bahkan sampai saat ini. Pure talent at their best, bakat murni pemberian Tuhan.
Permainan Gascoigne membuatnya bukan seperti orang Inggris, tetapi Amerika Latin. Gascoigne bermain layaknya playmaker dari Brasil atau Argentina dengan umpan presisi, gocekan menawan, dan kecepatan luar biasa.
Namun bakat saja tidak cukup. Gascoigne merusak diri dan kariernya sendiri dengan ketergantungan alkohol sampai narkotika. Dia juga pernah melakukan percobaan bunuh diri akibat depressi.
Gascoigne muda begitu ambisius, bergairah, dan lugu kala mengantar Inggris ke semifinal Italia 1990. Fotonya yang menangis tersedu kala Inggris harus pulang lebih awal menjadi gambaran betapa murni hasratnya membela negara. Namun seiring jalan, hidupnya berubah kelam dan penuh noda.
Selama kariernya, Gascoigne mendapat kepercayaan 57 kali membela Tim Tiga Singa dengan kontribusi 10 gol. Meski hidupnya penuh huru-hara, Gascoigne masih dipercaya untuk membela Inggris sampai Piala Dunia 1998.
Hidup Gascoigne masih kacau sampai sekarang. Sejak tahun lalu, Gascoigne menghabiskan harinya di rehabilitasi untuk menghilangkan kecanduan alkohol.
Di level klub, Waddle sempat merasakan jadi pemain termahal dunia kala direkrut Marseille dari Spurs dengan nilai transfer 4,5 juta poundsterling pada 1989. Pendukung Marseille menjulukinya Magic Chris karena penampilan Waddle yang ciamik.
Selepas pensiun, Waddle sempat mencoba peruntungan menjadi manajer di Burnley. Namun hanya bertahan setahun. Kini, Waddle menekuni karier sebagai pandit.
Kompatriot Waddle adalah Gascoigne. Gazza. Banyak yang menilai Gascoigne adalah bakat terbaik yang dimiliki Inggris bahkan sampai saat ini. Pure talent at their best, bakat murni pemberian Tuhan.
Permainan Gascoigne membuatnya bukan seperti orang Inggris, tetapi Amerika Latin. Gascoigne bermain layaknya playmaker dari Brasil atau Argentina dengan umpan presisi, gocekan menawan, dan kecepatan luar biasa.
Namun bakat saja tidak cukup. Gascoigne merusak diri dan kariernya sendiri dengan ketergantungan alkohol sampai narkotika. Dia juga pernah melakukan percobaan bunuh diri akibat depressi.
Gascoigne muda begitu ambisius, bergairah, dan lugu kala mengantar Inggris ke semifinal Italia 1990. Fotonya yang menangis tersedu kala Inggris harus pulang lebih awal menjadi gambaran betapa murni hasratnya membela negara. Namun seiring jalan, hidupnya berubah kelam dan penuh noda.
Selama kariernya, Gascoigne mendapat kepercayaan 57 kali membela Tim Tiga Singa dengan kontribusi 10 gol. Meski hidupnya penuh huru-hara, Gascoigne masih dipercaya untuk membela Inggris sampai Piala Dunia 1998.
Hidup Gascoigne masih kacau sampai sekarang. Sejak tahun lalu, Gascoigne menghabiskan harinya di rehabilitasi untuk menghilangkan kecanduan alkohol.
Lini Depan Nan Tajam
BACA HALAMAN BERIKUTNYA