
Baja Impor Banjiri Indonesia, Mungkinkah Harga Mobil Turun?
Exist In Exist, CNBC Indonesia
07 July 2018 18:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China dikhawatirkan akan membuat Indonesia kebanjiran baja impor.
Apakah harga mobil nantinya bisa lebih murah, jika baja sebagai bahan baku bisa lebih banyak tersedia di dalam negeri?
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohanes Nangoi menilai hal itu sulit terjadi.
Kendati demikian, dia mengatakan boleh saja eksportir baja asal China menawarkan produknya ke pabrikan mobil dalam negeri, namun tentunya ada standar yang harus dipenuhi.
"Kalau saya lihat, industri otomotif itu yang namanya pemakaian bahan baku itu sudah ada standarnya, jadi kayak bahan baku baja atau steel, itu kita ada yang pakai dari Korea, China steel, Nippon steel. Rasanya tidak segampang itu dibanjiri dari China," jelasnya kepada CNBC Indonesia, Sabtu (07/07/2018).
"Karena kita ini juga ada aturan mainnya, ada standard quality, dan kita punya hubungan yang baik dengan supplier. Jadi feeling kita sih tidak begitu, rasanya industri otomotif masih jauh dampaknya dari perang dagang ini," lanjutnya.
"Dia boleh menawarkan. Kalau dia lebih murah, baguslah. Tapi kan dia harus bersaing juga dengan produk-produk yang sudah kita pakai. Tidak bisa serta merta Amerika perang dagang dengan China, terus China oversupply semua dilempar ke kita, menurut saya tidak gitu," ujarnya.
Sebelumnya, Dirjen Ketahanan Industri dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan perang dagang dikhawatirkan membuat adanya limpahan barang impor ke RI.
"Kalau mereka saling tahan menanahan barang biarkan saja, memang ada kekhawatiran di industri baja dan keramik yang akan menjadi sasaran luberan perang dagang AS dan Tiongkok tersebut," ujar Putu di Jakarta, Sabtu (7/7/2018).
(ray) Next Article Perang Dagang dan Upaya RI Mengantisipasinya
Apakah harga mobil nantinya bisa lebih murah, jika baja sebagai bahan baku bisa lebih banyak tersedia di dalam negeri?
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohanes Nangoi menilai hal itu sulit terjadi.
"Kalau saya lihat, industri otomotif itu yang namanya pemakaian bahan baku itu sudah ada standarnya, jadi kayak bahan baku baja atau steel, itu kita ada yang pakai dari Korea, China steel, Nippon steel. Rasanya tidak segampang itu dibanjiri dari China," jelasnya kepada CNBC Indonesia, Sabtu (07/07/2018).
"Karena kita ini juga ada aturan mainnya, ada standard quality, dan kita punya hubungan yang baik dengan supplier. Jadi feeling kita sih tidak begitu, rasanya industri otomotif masih jauh dampaknya dari perang dagang ini," lanjutnya.
"Dia boleh menawarkan. Kalau dia lebih murah, baguslah. Tapi kan dia harus bersaing juga dengan produk-produk yang sudah kita pakai. Tidak bisa serta merta Amerika perang dagang dengan China, terus China oversupply semua dilempar ke kita, menurut saya tidak gitu," ujarnya.
Sebelumnya, Dirjen Ketahanan Industri dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan perang dagang dikhawatirkan membuat adanya limpahan barang impor ke RI.
"Kalau mereka saling tahan menanahan barang biarkan saja, memang ada kekhawatiran di industri baja dan keramik yang akan menjadi sasaran luberan perang dagang AS dan Tiongkok tersebut," ujar Putu di Jakarta, Sabtu (7/7/2018).
(ray) Next Article Perang Dagang dan Upaya RI Mengantisipasinya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular