
Perang Dagang Trump Bikin Baja dan Keramik Impor Banjiri RI
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
07 July 2018 15:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang dagang antara Amerika Serikat dan China akan berdampak ke Indonesia. Diperkirakan, baja dan keramik impor akan membanjiri Tanah Air.
Dirjen Ketahanan Industri dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan perang dagang dikhawatirkan membuat adanya limpahan barang impor ke RI.
"Kalau mereka saling tahan menanahan barang biarkan saja, memang ada kekhawatiran di industri baja dan keramik yang akan menjadi sasaran luberan perang dagang AS dan Tiongkok tersebut," ujar Putu di Jakarta, Sabtu (7/7/2018).
Kendati demikian, bukan berarti pemerintah tidak bergerak dan diam saja.
Putu mengakui memang perlu langkah antisipasi untuk mengatasi rembetan perang dagang tersebut, apalagi ditambah dengan aksi Presiden AS Donald Trump yang tengah mengevaluasi sekitar 124 produk asal Indonesia, apakah masih pantas menerima manfaat skema generalized system of preferences (GSP) atau tidak.
"Untuk itu kami akan melalui pembahasan Minggu (8/7/2018) sore besok. Itu semua kan belum terjadi, ini baru mau dibahas dengan seluruh kementerian dan pihak yang terlibat, terkait apa strategi Indonesia menghadapi hal tersebut. Tapi kalau dari Kemenperin, kami akan perkuat dulu pelaku usahanya," tandas Putu.
Di sisi lain, dia menyebut bahwa Indonesia juga tidak perlu terlalu merisaukan perang dagang itu.
"Perang dagang tak jadi soal, sebab Indonesia memiliki potensi-potensi kemandirian di berbagai sektor industri, ini yang harus dielaborasi dan diperkuat, karena tidak semua industri kita ini bergantung pada AS maupun Tiongkok, dunia ini sangat luas dan kita tidak perlu terlalu merisaukan perang dagang," tutur Putu.
(ray/ray) Next Article Awas! Gara-Gara Trump, RI Bisa Banjir Produk China
Dirjen Ketahanan Industri dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan perang dagang dikhawatirkan membuat adanya limpahan barang impor ke RI.
"Kalau mereka saling tahan menanahan barang biarkan saja, memang ada kekhawatiran di industri baja dan keramik yang akan menjadi sasaran luberan perang dagang AS dan Tiongkok tersebut," ujar Putu di Jakarta, Sabtu (7/7/2018).
Putu mengakui memang perlu langkah antisipasi untuk mengatasi rembetan perang dagang tersebut, apalagi ditambah dengan aksi Presiden AS Donald Trump yang tengah mengevaluasi sekitar 124 produk asal Indonesia, apakah masih pantas menerima manfaat skema generalized system of preferences (GSP) atau tidak.
"Untuk itu kami akan melalui pembahasan Minggu (8/7/2018) sore besok. Itu semua kan belum terjadi, ini baru mau dibahas dengan seluruh kementerian dan pihak yang terlibat, terkait apa strategi Indonesia menghadapi hal tersebut. Tapi kalau dari Kemenperin, kami akan perkuat dulu pelaku usahanya," tandas Putu.
Di sisi lain, dia menyebut bahwa Indonesia juga tidak perlu terlalu merisaukan perang dagang itu.
"Perang dagang tak jadi soal, sebab Indonesia memiliki potensi-potensi kemandirian di berbagai sektor industri, ini yang harus dielaborasi dan diperkuat, karena tidak semua industri kita ini bergantung pada AS maupun Tiongkok, dunia ini sangat luas dan kita tidak perlu terlalu merisaukan perang dagang," tutur Putu.
(ray/ray) Next Article Awas! Gara-Gara Trump, RI Bisa Banjir Produk China
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular