Istana Buka Suara Trump Kirim Surat ke Prabowo Soal Perang Dagang

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
08 July 2025 15:38
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi buka suara mengenai polemik perebutan 4 pulau antara provinsi Aceh dan Sumatera Utara saat konferensi pers, Senin (16/6/2025). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)
Foto: Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi buka suara mengenai polemik perebutan 4 pulau antara provinsi Aceh dan Sumatera Utara saat konferensi pers, Senin (16/6/2025). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi buka suara mengenai surat khusus yang dikirim oleh Presiden AS Donald Trump kepada Presiden Prabowo Subianto, terkait kondisi perdagangan RI-AS. Surat itu diunggah Trump melalui akun sosial medianya Truth Social, Senin (7/7/2025).

Dari surat itu dituliskan bahwa Indonesia dikenakan tarif importasi sebesar 32% mulai 1 Agustus 2025 mendatang, karena defisit perdagangan yang dialami negeri Paman Sam.

Menurut Hasan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebagai ketua tim negosiasi tarif ini ke Amerika Serikat. Menurutnya terkait keterangan lebih detail masih harus menunggu Airlangga menyelesaikan negosiasi di Amerika Serikat.

Namun dari pandangannya, dari tenggat negosiasi yang diberikan oleh pemerintah AS itu berakhir besok, 9 Juli 2025. Sedangkan dari surat yang dibagikan juga tarif itu mulai berlaku 1 Agustus 2025.

"Itu artinya dia mundurkan waktu untuk memberikan ruang untuk perpanjangan diskusi dan negosiasi, dan dalam surat itu juga Presiden Trump juga menyatakan masih ada peluang untuk bicarakan ini, untuk diturunkan, itu yang pertama," kata Hasan, saat konferensi pers, Selasa (8/7/2025).

Kemudian, menurutnya tim negosiasi sudah berada di Washington DC hari ini untuk melanjutkan diskusi dengan pemerintah AS. Bahkan Menko Ekonomi Airlangga juga sudah dalam perjalanan ke Amerika Serikat dari Rio de Janeiro, Brasil untuk melanjutkan negosiasi.

Untuk itu, dari hal itu ia melihat hanya pemerintah AS memundurkan tanggal penerapan tarif, sehingga ada kesempatan Indonesia untuk melakukan negosiasi.

Menurutnya pemerintah RI optimis dengan negosiasi yang akan dilakukan. Menurutnya hubungan RI - AS sudah berjalan dengan sangat baik sehingga menjadi modal untuk melanjutkan diskusi dan negosiasi.

Dalam kesempatan itu, Hasan juga mengatakan bahwa tidak ada pembicaraan terkait keanggotaan RI di BRICS yang memberikan dampak pada negosiasi itu.

"Sampai sekarang tidak ada informasi soal itu," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas! Guru Besar Ini Warning Efek Perang Dagang Trump ke Ekonomi RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular