Di Tengah Ancaman Dagang Trump, RI Berupaya Dorong Ekspor
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
06 July 2018 15:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mulai mengidentifikasi sektor-sektor yang angka impornya dapat diperlambat. Hal ini sebagai upaya menekan defisit neraca perdagangan. Sejalan dengan itu, pemerintah juga mengidentifikasi sektor yang dapat mendorong kegiatan ekspor.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku tengah melakukan identifikasi tersebut bersama dengan kementerian dan lembaga terkait.
"Tadi kan fokus pada industri, mungkin minggu depan pertanian. Nanti sore malah kita mau rapat dengan Menteri ESDM," tutur Darmin di kantornya, Jumat (6/7/2018).
Terkait barang apa saja yang akan ditekan impornya, Darmin belum dapat memastikan karena proses identifikasi masih berjalan. Namun dia menjelaskan hasil identifikasi itu akan dilanjutkan oleh sebuah tim yang fokus menanganinya.
Dalam waktu cepat, Darmin mengatakan pemerintah ingin defisit neraca perdagangan mulai mengecil dan bergerak ke arah positif atau surplus.
"Tekanan terhadap mata uang kita selain karena perang dagang, dan selain karena kenaikan bunga di AS itu juga datang dari neraca perdagangan kita yang negatif. Kalau transaksi berjalan, banyak negara yang negatif, lihat saja Brasil, India, Afrika. Tapi neraca perdagangan enggak banyak negatif," jelas Darmin.
(ray/ray) Next Article Virus Corona Bikin Impor dari China Anjlok di Februari 2020
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku tengah melakukan identifikasi tersebut bersama dengan kementerian dan lembaga terkait.
"Tadi kan fokus pada industri, mungkin minggu depan pertanian. Nanti sore malah kita mau rapat dengan Menteri ESDM," tutur Darmin di kantornya, Jumat (6/7/2018).
Terkait barang apa saja yang akan ditekan impornya, Darmin belum dapat memastikan karena proses identifikasi masih berjalan. Namun dia menjelaskan hasil identifikasi itu akan dilanjutkan oleh sebuah tim yang fokus menanganinya.
Dalam waktu cepat, Darmin mengatakan pemerintah ingin defisit neraca perdagangan mulai mengecil dan bergerak ke arah positif atau surplus.
"Tekanan terhadap mata uang kita selain karena perang dagang, dan selain karena kenaikan bunga di AS itu juga datang dari neraca perdagangan kita yang negatif. Kalau transaksi berjalan, banyak negara yang negatif, lihat saja Brasil, India, Afrika. Tapi neraca perdagangan enggak banyak negatif," jelas Darmin.
Identifikasi yang dilakukan pemerintah ini di tengah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dan juga adanya ancaman perang dagang dari Amerika Serikat yang dipimpin Presiden Donald Trump.
Trump mengancam akan mengenakan tarif ke 124 produk asal Indonesia, dan saat ini proses evaluasi tengah berlangsung.
Adapun neracara perdagangan Indonesia sepanjang 2017 tercatat surplus sekitar US$ 9,59 miliar dengan AS.
Neraca yang surplus ini juga diyakini sebagai dasar dari AS mengevaluasi produk-produk asal Indonesia.
Trump mengancam akan mengenakan tarif ke 124 produk asal Indonesia, dan saat ini proses evaluasi tengah berlangsung.
Adapun neracara perdagangan Indonesia sepanjang 2017 tercatat surplus sekitar US$ 9,59 miliar dengan AS.
Neraca yang surplus ini juga diyakini sebagai dasar dari AS mengevaluasi produk-produk asal Indonesia.
(ray/ray) Next Article Virus Corona Bikin Impor dari China Anjlok di Februari 2020
Most Popular