Data Tenaga Kerja AS Periode Juni Mengecewakan

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
05 July 2018 20:45
Data Tenaga Kerja AS Periode Juni Mengecewakan
Foto: REUTERS/Joshua Roberts
Jakarta, CNBC Indonesia - Tenaga kerja Amerika Serikat (AS) tumbuh dengan tingkat mengecewakan pada Juni 2018 seiring dengan kesulitan untuk merekrut karyawan baru, mengutip laporan dari ADP dan Moody Analytics hari ini.

Lapangan kerja non-pertanian AS bertambah 177.000 bulan lalu, masih di bawah konsensus Reuters yang mengestimasikan pertumbuhan sebesar 190.000. Sebagai tambahan, pertumbuhan lapangan kerja AS selama 4 bulan berturut-turut berada di bawah angka 200.000.

Meski demikian, sisi positifnya, penambahan lapangan kerja Mei 2018 direvisi naik 11.000 menjadi 189.000.
Data Tenaga Kerja AS Periode Juni MengecewakanSumber: ADP, LLC, Moody's Analytics
"Masalah nomor satu perusahaan adalah mencari pekerja yang berkualifikasi," ujar Mark Zandi, kepala ekonom Moody Analytics, seperti dikutip dari CNBC International.

"Dengan kecepatan pertumbuhan lapangan kerja saat ini, jika berlanjut, permasalahan ini akan bertambah buruk. Kelangkaan tenaga kerja ini akan meningkat di seluruh sektor industri dan ukuran perusahaan," tambahnya.

Berdasarkan sektor industrinya, lapangan kerja di sektor penyedia jasa bertambah signifikan, yakni sebanyak 148.000, disumbang pendidikan dan kesehatan (46.000), serta rekreasi dan perhotelan (33.000). Namun sektor informasi dan teknologi berkurang 2.000 lapangan kerja.

Sementara itu, sektor industri produsen barang menambah 29.000 lapangan kerja, dipimpin oleh sektor konstruksi dan industri pengolahan, masing-masing sebesar 13.000 dan 12.000 lapangan kerja.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Dari data lain yang dirilis di Negeri Paman Sam malam ini, jumlah warga AS yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran meningkat secara tidak terduga sebanyak 3.000 orang ke 231.000 pada pekan lalu, menurut dari Departemen Tenaga Kerja AS.

Nilai ini meleset jauh dari konsensus Reuters yang memperkirakan penurunan ke angka 225.000.

Rilis data klaim pengangguran, serta pertambahan lapangan kerja yang di bawah ekspektasi ini lantas memberikan persepsi bahwa ada kemungkinan bahwa The Federal Reserve (The Fed) belum akan meningkatkan suku bunga secara agresif pada tahun ini.

Hal ini jelas menjadi kabar tidak sedap bagi pergerakan dolar AS, dan sebaliknya menjadi peluang rupiah untuk menguat esok hari. Situasi pasar tenaga kerja memang menjadi salah satu pertimbangan utama The Fed dalam menentukan arah kebijakan moneter.

Berikutnya, pelaku pasar akan mewaspadai data pengangguran AS Juni 2018, yang akan dirilis Jumat (06/07/2018) pukul 19.30 WIB. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan angka pengangguran Mei sebesar 3,8%, tidak berubah dibandingkan bulan sebelumnya.  


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular