Tingkat Pengangguran RI Terendah Sejak Sebelum Krisis 1998
Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
07 May 2018 13:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis tingkat pengangguran Indonesia pada Februari 2018 sebesar 5,13%. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan Februari 2017 yang mencapai 5,33%.
"Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2018 mencapai 5,13% menurun dibandingkan Februari 2017 yang sebesar 5,33%," kata Kepala BPS, Suhariyanto dalam konferensi persnya di Gedung BPS, Senin (7/5/2018).
Capaian tersebut seolah menjadi pelipur lara saat sebelumnya data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2018 diumumkan lebih rendah dari ekspektasi. Sebagai catatan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 3 bulan awal tahun ini hanya sebesar 5,06%, masih lebih rendah dari konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia di angka 5,18%.
Terlebih, apabila ditinjau secara historis, tingkat pengangguran RI pada Februari 2018 tersebut merupakan level terendah sejak tahun 1997, sebelum krisis ekonomi Asia 1997/1998 melanda tanah air. Sebagai informasi, pasca krisis, tingkat pengangguran di Indonesia terus menanjak, hingga mencapai titik tertingginya di 11,24% pada Agustus 2005.
Dilihat dari daerah tempat tinggalnya, tingkat pengangguran di perkotaan tercatat lebih tinggi dibanding di perdesaan. Pada Februari 2018, TPT di perkotaan tercatat sebesar 6,34%, sedangkan TPT di wilayah perdesaan hanya sebesar 3,72%. Dibandingkan setahun yang lalu, TPT di perkotaan dan TPT di perdesaan mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,16% poin dan 0,28% poin.
Penurunan tingkat pengangguran di perdesaan yang lebih besar tersebut didukung oleh musim panen raya yang tiba pada awal tahun 2018 ini. Di beberapa lokasi di Jawa Tengah, panen raya bahkan sudah dimulai sejak Desember 2017.
Dilihat dari tingkat pendidikan, pada Februari 2018, TPT untuk lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tercatat paling tinggi di antara tingkat pendidikan lain yaitu sebesar 8,92%. TPT tertinggi berikutnya terdapat pada Diploma I/II/III sebesar 7,92%. Dengan kata lain, ada penawaran tenaga kerja yang tidak terserap terutama pada tingkat pendidikan SMK dan Diploma I/II/III.
Catatan di atas tentu perlu menjadi perhatian pemerintah, pasalnya tenaga kerja yang disumbangkan oleh pendidikan vokasi merupakan sumber daya manusia utama yang menjadi penggerak sektor industri di suatu negara. Jika memang Indonesia ingin menghapuskan statusnya sebagai negara yang sedang mengalami deindustrialisasi, tentunya permasalahan ini harus diselesaikan sedini mungkin.
(RHG/RHG) Next Article Rapor Hijau Angka Pengangguran Q1-2019
"Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2018 mencapai 5,13% menurun dibandingkan Februari 2017 yang sebesar 5,33%," kata Kepala BPS, Suhariyanto dalam konferensi persnya di Gedung BPS, Senin (7/5/2018).
Capaian tersebut seolah menjadi pelipur lara saat sebelumnya data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2018 diumumkan lebih rendah dari ekspektasi. Sebagai catatan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 3 bulan awal tahun ini hanya sebesar 5,06%, masih lebih rendah dari konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia di angka 5,18%.
![]() |
Dilihat dari daerah tempat tinggalnya, tingkat pengangguran di perkotaan tercatat lebih tinggi dibanding di perdesaan. Pada Februari 2018, TPT di perkotaan tercatat sebesar 6,34%, sedangkan TPT di wilayah perdesaan hanya sebesar 3,72%. Dibandingkan setahun yang lalu, TPT di perkotaan dan TPT di perdesaan mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,16% poin dan 0,28% poin.
Penurunan tingkat pengangguran di perdesaan yang lebih besar tersebut didukung oleh musim panen raya yang tiba pada awal tahun 2018 ini. Di beberapa lokasi di Jawa Tengah, panen raya bahkan sudah dimulai sejak Desember 2017.
Dilihat dari tingkat pendidikan, pada Februari 2018, TPT untuk lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tercatat paling tinggi di antara tingkat pendidikan lain yaitu sebesar 8,92%. TPT tertinggi berikutnya terdapat pada Diploma I/II/III sebesar 7,92%. Dengan kata lain, ada penawaran tenaga kerja yang tidak terserap terutama pada tingkat pendidikan SMK dan Diploma I/II/III.
![]() |
Catatan di atas tentu perlu menjadi perhatian pemerintah, pasalnya tenaga kerja yang disumbangkan oleh pendidikan vokasi merupakan sumber daya manusia utama yang menjadi penggerak sektor industri di suatu negara. Jika memang Indonesia ingin menghapuskan statusnya sebagai negara yang sedang mengalami deindustrialisasi, tentunya permasalahan ini harus diselesaikan sedini mungkin.
Sisi baiknya, dibandingkan kondisi setahun lalu, TPT pada tingkat pendidikan SMK tercatat menurun. Hanya saja TPT pada tingkat pendidikan Universitas, Diploma I/II/III, dan SMA tercatat malah bertambah.
Meningkatnya TPT pada tingkat pendidikan Universitas sebenarnya senada dengan persentase pekerja formal di Indonesia yang cenderung stagnan di angka 41,78% pada bulan Februari 2018. Capaian itu hanya naik sedikit dibandingkan setahun sebelumnya sebesar 41,65%, atau turun dari capaian Agustus 2017 sebesar 42,97%.
Meningkatnya TPT pada tingkat pendidikan Universitas sebenarnya senada dengan persentase pekerja formal di Indonesia yang cenderung stagnan di angka 41,78% pada bulan Februari 2018. Capaian itu hanya naik sedikit dibandingkan setahun sebelumnya sebesar 41,65%, atau turun dari capaian Agustus 2017 sebesar 42,97%.
(RHG/RHG) Next Article Rapor Hijau Angka Pengangguran Q1-2019
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular