
Sulsel Bakal Nikmati Listrik PLTB Hingga 284 MW
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
03 July 2018 15:56

Makassar, CNBC Indonesia - Sulawesi bakal jadi daerah dengan pemanfaatan listrik energi baru bertenaga angin terbesar di Indonesia. Setelah diresmikannya PLTB Sidrap, kini bersiap dengan kehadiran PLTB Sidrap II serta PLTB Tolo Jeneponto I dan II.
PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu) Sidrap yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo, Senin (2/7) kemarin, menjadi PLTB pertama yang dimiliki Sulawesi. Tapi tak lama lagi, bakal ada PLTB Tolo Jeneponto I yang ditargetkan bisa beroperasi di Agustus atau September tahun ini.
PLTB Tolo Jeneponto kini sudah mulai memasang turbin-turbinnya, dari 20 turbin yang diperlukan untuk menghantar 72 MW listrik, per Juli ini sudah terpasang 3 turbin.
Dua PLTB ini memasok listrik ke Sulawesi Bagian Selatan sebesar 147 MW, artinya 170 ribu rumah tangga bisa menikmati listrik dari energi yang ramah lingkungan ini (dengan asumsi rata-rata pemakaian rumah tangga 900 Va).
Sukses di dua pembangkit setrum angin ini, pemerintah dan investor berencana menghadirkan PLTB tahap II baik di Sidrap maupun Jeneponto.
"Tahap II sedang tahap negosiasi. Sekarang sedang bicara soal skala keekonomian proyeknya," ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno di Sidrap, Senin (2/7/2018).
Kapasitas PLTB Sidrap Tahap II
Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir mengatakan untuk Sidrap fase II, rencananya bakal bekerja sama dengan anak usaha PLN. Perseroan, lanjutnya, juga mengupayakan agar harga listrik yang dibeli dari kontraktor nantinya bisa lebih murah ketimbang fase I. "Lagi negosiasi," katanya.
Direktur Utama PT Binatek Reka Energi Erwin Jahja, selaku pengembang PLTB Sidrap, berharap negosiasi bisa diselesaikan dalam tahun ini agar PLTB Sidrap II bisa beroperasi di 2019.
Investasi yang disiapkan untuk PLTB Sidrap II diperkirakan mencapai sekitar US$ 100 juta untuk 30 turbin dengan total kapasitas 65 MW.
Sementara untuk PLTB Jeneponto II juga sedang disiapkan. Kapasitas produksi listrik di tahap dua ini sama dengan tahap I yakni 72 MW. Sehingga PLTB Jeneponto bisa mengaliri listrik untuk sistem kelistrikan Sulawesi bagian Selatan sebesar 144 MW.
Jika empat kapasitas listrik kincir angin itu dijumlah, PLTB Sidrap I dan II menyumbang sebesar 140 MW dan PLTB Tolo Jeneponto I dan II 144 MW. Artinya Sulawesi bagian Selatan bakal menikmati listrik dari tenaga bayu sebesar 284 MW.
Harga PLTB Lebih Murah
Berbeda dengan dua PLTB sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meyakinkan bahwa harga listrik yang dihasilkan PLTB Sidrap dan Jeneponto fase dua yang dibeli PLN akan lebih murah.
"Kan sudah ada Permen 50 tahun 2017, jadi ke depannya pasti murah," kata Jonan. Peraturan Menteri nomor 50 tahun 2017 ini mengatur agar harga listrik dari pembangkit energi baru dan terbarukan lebih rendang dibanding rata-rata biaya pokok produksi (BPP) listrik di wilayah tersebut.
Untuk Sidrap tahap II, Jonan menghitung harga jual ke PLN-nya bisa di bawah US$ 7 per Kwh. Lebih rendah ketimbang PLTB Sidrap I, yang berdasar kontrak jual beli listrik PLN dan pengembang, berada di angka US$ 11 per Kwh.
(dob) Next Article Jokowi akan Resmikan 6 Pembangkit di Sulawesi Hari Ini
PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu) Sidrap yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo, Senin (2/7) kemarin, menjadi PLTB pertama yang dimiliki Sulawesi. Tapi tak lama lagi, bakal ada PLTB Tolo Jeneponto I yang ditargetkan bisa beroperasi di Agustus atau September tahun ini.
PLTB Tolo Jeneponto kini sudah mulai memasang turbin-turbinnya, dari 20 turbin yang diperlukan untuk menghantar 72 MW listrik, per Juli ini sudah terpasang 3 turbin.
Sukses di dua pembangkit setrum angin ini, pemerintah dan investor berencana menghadirkan PLTB tahap II baik di Sidrap maupun Jeneponto.
"Tahap II sedang tahap negosiasi. Sekarang sedang bicara soal skala keekonomian proyeknya," ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno di Sidrap, Senin (2/7/2018).
Kapasitas PLTB Sidrap Tahap II
Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir mengatakan untuk Sidrap fase II, rencananya bakal bekerja sama dengan anak usaha PLN. Perseroan, lanjutnya, juga mengupayakan agar harga listrik yang dibeli dari kontraktor nantinya bisa lebih murah ketimbang fase I. "Lagi negosiasi," katanya.
Direktur Utama PT Binatek Reka Energi Erwin Jahja, selaku pengembang PLTB Sidrap, berharap negosiasi bisa diselesaikan dalam tahun ini agar PLTB Sidrap II bisa beroperasi di 2019.
Investasi yang disiapkan untuk PLTB Sidrap II diperkirakan mencapai sekitar US$ 100 juta untuk 30 turbin dengan total kapasitas 65 MW.
Sementara untuk PLTB Jeneponto II juga sedang disiapkan. Kapasitas produksi listrik di tahap dua ini sama dengan tahap I yakni 72 MW. Sehingga PLTB Jeneponto bisa mengaliri listrik untuk sistem kelistrikan Sulawesi bagian Selatan sebesar 144 MW.
Jika empat kapasitas listrik kincir angin itu dijumlah, PLTB Sidrap I dan II menyumbang sebesar 140 MW dan PLTB Tolo Jeneponto I dan II 144 MW. Artinya Sulawesi bagian Selatan bakal menikmati listrik dari tenaga bayu sebesar 284 MW.
Harga PLTB Lebih Murah
Berbeda dengan dua PLTB sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meyakinkan bahwa harga listrik yang dihasilkan PLTB Sidrap dan Jeneponto fase dua yang dibeli PLN akan lebih murah.
"Kan sudah ada Permen 50 tahun 2017, jadi ke depannya pasti murah," kata Jonan. Peraturan Menteri nomor 50 tahun 2017 ini mengatur agar harga listrik dari pembangkit energi baru dan terbarukan lebih rendang dibanding rata-rata biaya pokok produksi (BPP) listrik di wilayah tersebut.
Untuk Sidrap tahap II, Jonan menghitung harga jual ke PLN-nya bisa di bawah US$ 7 per Kwh. Lebih rendah ketimbang PLTB Sidrap I, yang berdasar kontrak jual beli listrik PLN dan pengembang, berada di angka US$ 11 per Kwh.
(dob) Next Article Jokowi akan Resmikan 6 Pembangkit di Sulawesi Hari Ini
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular