
Internasional
Meski Melunak, Trump Masih Batasi Investasi China
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
28 June 2018 09:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Meskipun belakang ini pernyataan publik dari Pemerintahan Trump melunak, namun mereka masih keras pada investasi China di perusahaan teknologi AS.
Saat ini banyak pihak yang menunggu hasil keputusan kongres soal perombakan sistem pemerintah untuk meninjau dan menyetujui transaksi yang dapat menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional, termasuk transfer teknologi sensitif.
Pada Rabu (27/6/2018), AS mengambi langkah mundur dan memilih untuk memberlakukan larangan investasi baru untuk perusahaan China padahal beberapa bulan sebellumnya Gedung Putih membuat janji profil tinggi.
"Kami akan memperlakukan China sama dengan cara kami memperlakukan orang lain," kata Menteri Keuangan Steve Mnuchin pada wartawan. "Dan sejauh kami khawatir tentang transaksi, kami akan memblokirnya. Tapi kami tidak secara menyeluruh mendiskriminasi China sebagai bagian dari negosiasi."
Meskipun pernyataan ini tidak secara terbuka menkan China, pemerintah AS masih mengambil sikap keras pada transaksi China yang melibatkan perusahaan teknologi AS, menurut Derek Scissors, seorang pengamat dari Enterprise Institute yang melacak investasi China di seluruh dunia.
"Ini jelas diarahkan ke China," katanya. "Tentu ada negara lain yang kami tidak ingin mereka membeli teknologi kami. Tetapi merek punya uang. Kami tidak harus mencegah Korea Utara untuk membeli teknologi AS karena Anda tidak dapat membeli teknologi AS dengan beras."
Sebelum mengambil tindakan tegas dengan pembatasan investasi, pemerintah tampaknya menunggu apakah Kongres mengeluarkan aturan ketat sendiri untuk investasi asing di perusahaan AS.
Pada hari Selasa, Parlemen secara bulat menyetujui RUU yang akan meningkatkan tinjauan investasi asing yang saat ini ditangani oleh Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (Committee on Foreign Investment in the United States / CFIUS).
RUU Reformasi CFIUS sudah diajukan ke Senat, yang bertujuan untuk mengatasi kekhawatiran akan perusahaan-perusahaan China, yang banyak yang memiliki hubungan dengan pemerintah, telah mencoba membeli perusahaan pembuat semikonduktor AS dan perusahaan teknologi lainnya.
Mnuchin, yang memimpin komite peninjau CFIUS, pada hari Rabu mengatakan jika Kongres tidak menyetujui RUU Reformasi, Gedung Putih akan mengambil pandangan lain terhadapnya untuk melindungi teknologi AS yang sensitif.
Satu hal yang tidak diketahui adalah apakah pemerintahan Trump berencana untuk memperluas definisi keamanan nasional untuk memasukkan keamanan ekonomi, menurut Stefan Selig, seorang bankir investasi dan mantan pejabat Departemen Perdagangan. Pemerintah baru-baru ini membenarkan penggunaan tarif impor untuk membela industri baja dan aluminium AS atas dasar keamanan nasional.
"Kami masih belum melihat strategi yang jelas dari pemerintah, yang pasar dapat dijadikan pasar sebagai acuan untuk menentukan apa yang kami harapkan di masa depan, berubah menjadi agenda perdagangan," kata Selig seperti dikutip dari CNBC International.
(roy) Next Article Deteksi Corona, Jokowi: Jangan Sampai Indonesia Diragukan
Saat ini banyak pihak yang menunggu hasil keputusan kongres soal perombakan sistem pemerintah untuk meninjau dan menyetujui transaksi yang dapat menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional, termasuk transfer teknologi sensitif.
"Kami akan memperlakukan China sama dengan cara kami memperlakukan orang lain," kata Menteri Keuangan Steve Mnuchin pada wartawan. "Dan sejauh kami khawatir tentang transaksi, kami akan memblokirnya. Tapi kami tidak secara menyeluruh mendiskriminasi China sebagai bagian dari negosiasi."
Meskipun pernyataan ini tidak secara terbuka menkan China, pemerintah AS masih mengambil sikap keras pada transaksi China yang melibatkan perusahaan teknologi AS, menurut Derek Scissors, seorang pengamat dari Enterprise Institute yang melacak investasi China di seluruh dunia.
"Ini jelas diarahkan ke China," katanya. "Tentu ada negara lain yang kami tidak ingin mereka membeli teknologi kami. Tetapi merek punya uang. Kami tidak harus mencegah Korea Utara untuk membeli teknologi AS karena Anda tidak dapat membeli teknologi AS dengan beras."
Sebelum mengambil tindakan tegas dengan pembatasan investasi, pemerintah tampaknya menunggu apakah Kongres mengeluarkan aturan ketat sendiri untuk investasi asing di perusahaan AS.
Pada hari Selasa, Parlemen secara bulat menyetujui RUU yang akan meningkatkan tinjauan investasi asing yang saat ini ditangani oleh Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (Committee on Foreign Investment in the United States / CFIUS).
RUU Reformasi CFIUS sudah diajukan ke Senat, yang bertujuan untuk mengatasi kekhawatiran akan perusahaan-perusahaan China, yang banyak yang memiliki hubungan dengan pemerintah, telah mencoba membeli perusahaan pembuat semikonduktor AS dan perusahaan teknologi lainnya.
Mnuchin, yang memimpin komite peninjau CFIUS, pada hari Rabu mengatakan jika Kongres tidak menyetujui RUU Reformasi, Gedung Putih akan mengambil pandangan lain terhadapnya untuk melindungi teknologi AS yang sensitif.
Satu hal yang tidak diketahui adalah apakah pemerintahan Trump berencana untuk memperluas definisi keamanan nasional untuk memasukkan keamanan ekonomi, menurut Stefan Selig, seorang bankir investasi dan mantan pejabat Departemen Perdagangan. Pemerintah baru-baru ini membenarkan penggunaan tarif impor untuk membela industri baja dan aluminium AS atas dasar keamanan nasional.
"Kami masih belum melihat strategi yang jelas dari pemerintah, yang pasar dapat dijadikan pasar sebagai acuan untuk menentukan apa yang kami harapkan di masa depan, berubah menjadi agenda perdagangan," kata Selig seperti dikutip dari CNBC International.
(roy) Next Article Deteksi Corona, Jokowi: Jangan Sampai Indonesia Diragukan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular