
Kejar Agenda IMF, Progres Underpass Ngurah Rai Capai 74%
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
24 June 2018 09:08

Jakarta, CNBC Indonesia- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kebut pengerjaan proyek Underpass Simpang Tugu Ngurai, Denpasar, Bali. Hingga 21 Juni kemarin, progres proyek sudah mencapai 74,23%, lebih cepat dari rencana kementerian.
Pembangunan underpass ini bertujuan untuk kurangi simpul kemacetan akibat pertemuan lalu lintas dari empat arah, yakni dari dan menuju Bandara Ngurah Rai, Tol Bali Mandara, dan Kota Denpasar menuju kawasan wisata Nusa Dua dan sekitarnya.
Simpang Tugu Ngurah Rai juga merupakan jalur utama dari dan menuju Bandara Internasional Ngurah Rai maupun Kawasan Wisata Nusa Dua, yang mesti dipastikan kelancarannya jelang pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dengan Bank Dunia yang berlangsung di Bali Oktober mendatang.
"Underpass ini dibangun bertujuan untuk mengurangi kemacetan di Kota Denpasar serta mendukung pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia (IMF-WB) tahun 2018," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dalam kunjungannya meninjau lokasi pembangunan underpass , Sabtu (23/06/2018)
Diperkirakan peserta pertemuan yang akan hadir 15 ribu orang sehingga diperlukan kelancaran mobilitas ke lokasi berlangsungnya acara.
Dengan progres yang lebih cepat, underpass ini ditargetkan selesai tepat waktu pada Agustus 2018, sedikit lebih cepat dari rencana semula September 2018.
"Salah satu tantangan dalam pembangunan underpass tersebut adalah lokasinya yang berdekatan dengan bandara, sehingga tidak dapat menggunakan peralatan konstruksi yang terlalu tinggi karena dikhawatirkan mengganggu pesawat yang hendak terbang dan mendarat," terang Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII, I Ketut Darmawahana
Selama masa pekerjaan, dilakukan rekayasa lalu lintas dan jalur alternatif yang akan menuju Nusa Dua, Uluwatu dan Jimbaran dapat melewati Tol Bali Mandara dan untuk Tujuan Bandara Ngurah Rai dapat melewati Jalan Raya Kuta (Tuban).
Underpass memiliki panjang 712 meter, lebar 17 meter, dan tinggi 5,1 meter. Dari hasil studi kelayakan (FS), kehadiran underpass dapat mengurangi kemacetan hingga 50%. Pembangunan dimulai sejak September 2017, dengan nilai Rp 168,3 miliar melalui anggaran Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII, Ditjen Bina Marga. Konstruksi dikerjakan oleh PT. Adhi Karya-PT. Nindya Karya-PT. Wira KSO. Sementara untuk konsultan supervisi oleh PT. Wira Widyatama, PT. Aria Jasa Reksatama, dan PT. Tata Guna Patria (Joint Operation).
(gus) Next Article Di Depan Jokowi, Basuki 'Pede' Lelang Dini PUPR Tuntas Maret
Pembangunan underpass ini bertujuan untuk kurangi simpul kemacetan akibat pertemuan lalu lintas dari empat arah, yakni dari dan menuju Bandara Ngurah Rai, Tol Bali Mandara, dan Kota Denpasar menuju kawasan wisata Nusa Dua dan sekitarnya.
"Underpass ini dibangun bertujuan untuk mengurangi kemacetan di Kota Denpasar serta mendukung pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia (IMF-WB) tahun 2018," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dalam kunjungannya meninjau lokasi pembangunan underpass , Sabtu (23/06/2018)
Diperkirakan peserta pertemuan yang akan hadir 15 ribu orang sehingga diperlukan kelancaran mobilitas ke lokasi berlangsungnya acara.
Dengan progres yang lebih cepat, underpass ini ditargetkan selesai tepat waktu pada Agustus 2018, sedikit lebih cepat dari rencana semula September 2018.
"Salah satu tantangan dalam pembangunan underpass tersebut adalah lokasinya yang berdekatan dengan bandara, sehingga tidak dapat menggunakan peralatan konstruksi yang terlalu tinggi karena dikhawatirkan mengganggu pesawat yang hendak terbang dan mendarat," terang Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII, I Ketut Darmawahana
Selama masa pekerjaan, dilakukan rekayasa lalu lintas dan jalur alternatif yang akan menuju Nusa Dua, Uluwatu dan Jimbaran dapat melewati Tol Bali Mandara dan untuk Tujuan Bandara Ngurah Rai dapat melewati Jalan Raya Kuta (Tuban).
Underpass memiliki panjang 712 meter, lebar 17 meter, dan tinggi 5,1 meter. Dari hasil studi kelayakan (FS), kehadiran underpass dapat mengurangi kemacetan hingga 50%. Pembangunan dimulai sejak September 2017, dengan nilai Rp 168,3 miliar melalui anggaran Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII, Ditjen Bina Marga. Konstruksi dikerjakan oleh PT. Adhi Karya-PT. Nindya Karya-PT. Wira KSO. Sementara untuk konsultan supervisi oleh PT. Wira Widyatama, PT. Aria Jasa Reksatama, dan PT. Tata Guna Patria (Joint Operation).
(gus) Next Article Di Depan Jokowi, Basuki 'Pede' Lelang Dini PUPR Tuntas Maret
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular