
Waspada, Peningkatan Aktivitas Terekam dari Anak Krakatau
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
22 June 2018 15:36

Jakarta, CNBC Indonesia- Kementerian ESDM mencatat terjadinya peningkatan aktivitas atas Gunung Anak Krakatau, Lampung. Sejak 18 Juni 2018, gunung tersebut mengalami peningkatan aktivitas. Hingga saat ini, tingkat aktivitasnya masih pada status Waspada (Level II), dengan rekomendasi masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 1 km dari kawah.
Berdasarkan keterangan resmi dari Kementerian ESDM, sejak 18 Juni 2018, selain gempa vulkanik dan tektonik, mulai terekam juga gempa Tremor menerus dengan amplitudo 1 - 21 mm (dominan 6 mm).
Pada 19 Juni 2018, gempa Hembusan mengalami peningkatan jumlah dari rata-rata 1 kejadian per hari menjadi 69 kejadian per hari. Selain itu, mulai terekam juga gempa Low Frekuensi sebanyak 12 kejadian per hari.
Adapun, terjadi juga Gempa Tremor menerus dengan amplitude 1 - 14 mm (dominan 4 mm). Sedangkan, pada 20 Juni 2018, terekam 88 kali gempa hembusan, 11 kali gempa Low Frequency dan 36 kali gempa Vulkanik Dangkal.
"Dari pengamatan visual Gunung Anak Krakatau dari 18 - 20 Juni 2018, pada umumnya gunung tertutup kabut. Sedangkan pada 21 Juni 2018, gunung tampak jelas hingga kabut, teramati asap kawah utama dengan ketinggian 100 - 200 meter dari puncak, bertekanan sedang berwarna kelabu dengan intensitas tipis," tulis pihak Kementerian ESDM dalam keterangan resminya, Kamis (22/6/2018)
Adapun, pada 21 Juni 2018, terekam 49 kali gempa Hembusan, 8 kali gempa Low Frekuensi, 50 kali gempa Vulkanik Dangkal, dan 4 kali gempa Vulkanik Dalam.
Selain itu, sebagai bentuk kewaspadaan dan siap siaga, sejak 18 Juni 2018, sudah dikoordinaskan dan diinformasikan kepada pihak BPBD Provinsi Banten, BPBD Provinsi Lampung, dan BKSDA Lampung agar meningkatkan kewaspadaan dan tidak mendekat ke pulau Anak Krakatau.
(gus) Next Article Asap Letusan Sampai 2,5 Km, Anak Krakatau Keluarkan Dentuman
Berdasarkan keterangan resmi dari Kementerian ESDM, sejak 18 Juni 2018, selain gempa vulkanik dan tektonik, mulai terekam juga gempa Tremor menerus dengan amplitudo 1 - 21 mm (dominan 6 mm).
Pada 19 Juni 2018, gempa Hembusan mengalami peningkatan jumlah dari rata-rata 1 kejadian per hari menjadi 69 kejadian per hari. Selain itu, mulai terekam juga gempa Low Frekuensi sebanyak 12 kejadian per hari.
Adapun, terjadi juga Gempa Tremor menerus dengan amplitude 1 - 14 mm (dominan 4 mm). Sedangkan, pada 20 Juni 2018, terekam 88 kali gempa hembusan, 11 kali gempa Low Frequency dan 36 kali gempa Vulkanik Dangkal.
"Dari pengamatan visual Gunung Anak Krakatau dari 18 - 20 Juni 2018, pada umumnya gunung tertutup kabut. Sedangkan pada 21 Juni 2018, gunung tampak jelas hingga kabut, teramati asap kawah utama dengan ketinggian 100 - 200 meter dari puncak, bertekanan sedang berwarna kelabu dengan intensitas tipis," tulis pihak Kementerian ESDM dalam keterangan resminya, Kamis (22/6/2018)
Adapun, pada 21 Juni 2018, terekam 49 kali gempa Hembusan, 8 kali gempa Low Frekuensi, 50 kali gempa Vulkanik Dangkal, dan 4 kali gempa Vulkanik Dalam.
Selain itu, sebagai bentuk kewaspadaan dan siap siaga, sejak 18 Juni 2018, sudah dikoordinaskan dan diinformasikan kepada pihak BPBD Provinsi Banten, BPBD Provinsi Lampung, dan BKSDA Lampung agar meningkatkan kewaspadaan dan tidak mendekat ke pulau Anak Krakatau.
(gus) Next Article Asap Letusan Sampai 2,5 Km, Anak Krakatau Keluarkan Dentuman
Most Popular