Internasional
Jutawan Venezuela, Si Orang Miskin Baru
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
19 June 2018 14:44

Di sebuah toko hewan peliharaan, Olga Aviles (53), tengah kebingungan memutuskan antara membeli makanan untuk kucingnya atau sekilo daging untuk keluarganya.
"Selalu ada hal tertentu yang harus dikorbankan. Jika membeli satu hal, saya tidak membeli yang lain. Di Venezuela, kami tidak hidup, tapi kami bertahan hidup. Jika Anda membeli biji-bijian, Anda tidak membeli sereal," katanya.
Meskipun pemerintah menjual beberapa makanan bersubsidi di lingkungan yang lebih miskin, dan biaya listrik, air, dan gas sangat murah, namun banyak barang dan jasa dihargai dengan nilai 'dolar hitam' atau dolar pasar gelap, yang bernilai 30 kali lipat dari yang resmi.
Hanya sebagian kecil masyarakat yang memiliki akses ke dolar.
"Kami harus meminta anggota keluarga yang tinggal di luar negeri untuk mengirim sesuatu. Dengan apa yang kami peroleh di sini, kami tidak bisa makan," kata Aurora Gonzalez, 71, yang anaknya bermigrasi dan mengiriminya uang untuk biaya hidup keluarganya.
Presiden Nicolas Maduro, yang pemilihan ulang kontroversialnya pada bulan Mei membuatnya terus menjadi presiden hingga tahun 2025, berpendapat bahwa inflasi Venezuela adalah hasil dari spekulasi dan perang ekonomi yang dirancang untuk melumpuhkan negara itu dan memaksa transisi.
Namun, ekonom Venezuela, Luis Vicente Leon mengatakan krisis disebabkan oleh monopoli valas oleh negara dan harga dan kontrol kurs yang ketat. (prm)
"Selalu ada hal tertentu yang harus dikorbankan. Jika membeli satu hal, saya tidak membeli yang lain. Di Venezuela, kami tidak hidup, tapi kami bertahan hidup. Jika Anda membeli biji-bijian, Anda tidak membeli sereal," katanya.
Meskipun pemerintah menjual beberapa makanan bersubsidi di lingkungan yang lebih miskin, dan biaya listrik, air, dan gas sangat murah, namun banyak barang dan jasa dihargai dengan nilai 'dolar hitam' atau dolar pasar gelap, yang bernilai 30 kali lipat dari yang resmi.
"Kami harus meminta anggota keluarga yang tinggal di luar negeri untuk mengirim sesuatu. Dengan apa yang kami peroleh di sini, kami tidak bisa makan," kata Aurora Gonzalez, 71, yang anaknya bermigrasi dan mengiriminya uang untuk biaya hidup keluarganya.
Presiden Nicolas Maduro, yang pemilihan ulang kontroversialnya pada bulan Mei membuatnya terus menjadi presiden hingga tahun 2025, berpendapat bahwa inflasi Venezuela adalah hasil dari spekulasi dan perang ekonomi yang dirancang untuk melumpuhkan negara itu dan memaksa transisi.
Namun, ekonom Venezuela, Luis Vicente Leon mengatakan krisis disebabkan oleh monopoli valas oleh negara dan harga dan kontrol kurs yang ketat. (prm)
Next Page
Jutawan Palsu
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular