
Soal Kenaikan Bunga The Fed, Darmin: BI Sudah Lebih Responsif
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
16 June 2018 12:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Bidang Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai Bank Indonesia (BI) saat ini lebih responsif dalam menanggapi kondisi pasar, khususnya global, seperti kenaikan The Fed, dan keputusan European Central Bank (ECB).
"Ya, kita lihat Gubernur BI kita yang sekarang ini kelihatannya lebih responsif terhadap situasi. Tapi biarkan BI melakukan kalkulasinya, tidak bagus pemerintah ngomentarin BI," tutur Darmin kepada media saat dijumpai dalam open house dalam rangka hari raya Idul Fitri di rumah dinasnya, Jakarta, Sabtu (16/6).
Darmin pun menegaskan, pemerintah tidak akan melakukan intervensi terhadap segala kebijakan yang diambil oleh BI, termasuk kebijakan suku bunga. Sebab, semua kebijakan BI pasti diambil dengan koordinasi dan diskusi bersama.
"Tentu kami (pemerintah) ada komunikasi dan koordinasi bersama dengan BI. Jadi, kebijakan BI itu bukan sesuatu yang dilakukan begitu saja, ada diskusi bersama," tutur mantan Dirjen Pajak ini.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan kenaikan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), tak akan memengaruhi nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS. BI memastikan, pergerakan mata uang Garuda akan tetap stabil.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, hal itu disebabkan pihaknya telah dan akan terus melakukan langkah-langkah pre-emptive, front loading, dan ahead the curve untuk menjaga stabilitas ekonomi, salah satunya seperti menaikkan suku bunga acuan pada Mei lalu sebanyak 50 basis poin menjadi 4,75%.
"Tentu saja langkah pre-emptive itu dapat berupa kebijakan suku bunga, demikian juga yang sudah kami sampaikan diikuti dengan relaksasi kebijakan makro, konkritnya nanti kami akan bahas dan sampaikan dalam RDG 27 dan 28 Juni mendatang," ujar Perry kepada media saat dijumpai ketika menggelar acara open house di rumah dinasnya, di Jakarta, Jumat (15/6/2018).
Perry juga mengatakan, pihaknya pasti terus mempertimbangkan sejumlah arah kebijakan bank sentral di negara lain, termasuk bank sentral Eropa (ECB) yang mempertahankan suku bunga acuannya hingga tahun depan. Perry menyampaikan, hal tersebut akan menjadi perhatian BI dalam rapat dewan gubernur (RDG) pada 27-28 Juni mendatang.
(roy) Next Article The Fed Belum Kembali Beri Sinyal Pemangkasan FFR
"Ya, kita lihat Gubernur BI kita yang sekarang ini kelihatannya lebih responsif terhadap situasi. Tapi biarkan BI melakukan kalkulasinya, tidak bagus pemerintah ngomentarin BI," tutur Darmin kepada media saat dijumpai dalam open house dalam rangka hari raya Idul Fitri di rumah dinasnya, Jakarta, Sabtu (16/6).
"Tentu kami (pemerintah) ada komunikasi dan koordinasi bersama dengan BI. Jadi, kebijakan BI itu bukan sesuatu yang dilakukan begitu saja, ada diskusi bersama," tutur mantan Dirjen Pajak ini.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan kenaikan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), tak akan memengaruhi nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS. BI memastikan, pergerakan mata uang Garuda akan tetap stabil.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, hal itu disebabkan pihaknya telah dan akan terus melakukan langkah-langkah pre-emptive, front loading, dan ahead the curve untuk menjaga stabilitas ekonomi, salah satunya seperti menaikkan suku bunga acuan pada Mei lalu sebanyak 50 basis poin menjadi 4,75%.
"Tentu saja langkah pre-emptive itu dapat berupa kebijakan suku bunga, demikian juga yang sudah kami sampaikan diikuti dengan relaksasi kebijakan makro, konkritnya nanti kami akan bahas dan sampaikan dalam RDG 27 dan 28 Juni mendatang," ujar Perry kepada media saat dijumpai ketika menggelar acara open house di rumah dinasnya, di Jakarta, Jumat (15/6/2018).
Perry juga mengatakan, pihaknya pasti terus mempertimbangkan sejumlah arah kebijakan bank sentral di negara lain, termasuk bank sentral Eropa (ECB) yang mempertahankan suku bunga acuannya hingga tahun depan. Perry menyampaikan, hal tersebut akan menjadi perhatian BI dalam rapat dewan gubernur (RDG) pada 27-28 Juni mendatang.
(roy) Next Article The Fed Belum Kembali Beri Sinyal Pemangkasan FFR
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular