Sepakbola Belum Populer di Negara Tuan Rumah Piala Dunia 2026
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 June 2018 11:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Meksiko resmi menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026. Tiga serangkai itu mengalahkan Maroko dalam persaingan menjadi shahibul bayt Piala Dunia delapan tahun mendatang.
"AS, bersama dengan Meksiko dan Kanada, mendapatkan (tuan rumah) Piala Dunia. Selamat, hasil yang luar biasa atas kerja keras!" cuit Presiden AS Donald Trump di melalui akun Twitter @realDonaldTrump.
"Sepakbola tahu bahwa Kanada, AS, dan Meksiko selalu bersama," ujar Enrique Pena Nieto, Presiden Meksiko, dikutip dari Reuters.
"Ini adalah kesempatan untuk menyatukan dunia dan mengabarkan baiknya hubungan Kanada, Meksiko, dan AS," tegas Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, masih mengutip Reuters.
Kalimat para pemimpin tersebut seolah mengesampingkan friksi yang terjadi di antara para tetangga itu, utamanya soal perdagangan. AS telah mengenakan bea masuk terhadap baja dan aluminium dari Kanada dan Meksiko, sebuah kebijakan yang memantik balas dendam dan membuat hubungan mereka agak tegang.
Namun mari sejenak kita lupakan perang dagang itu dan fokus ke sepakbola. Seberapa siap AS-Kanada-Meksiko untuk menggelar Piala Dunia?
Sepertinya tidak akan ada masalah. AS dan Meksiko sudah berpengalaman menjadi tuan rumah ajang empat tahunan ini. AS pada 1994 dan Meksiko pada 1970 dan 1986.
Kanada memang belum pernah menjadi tuan rumah, tetapi tentunya mereka punya modal besar. Soal infrastruktur, Kanada adalah salah satu yang terbaik di dunia. Dalam Global Competitiveness Index 2017-2018, infrastruktur Kanada menempati peringkat 16 dari 137 negara.
Negeri Daun Maple juga berpengalaman menggelar hajatan olahraga kelas dunia. Kanada pernah menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 1976, Olimpiade Musim Dingin 1988, dan Olimpiade Musim Dingin 2010.
Lagipula, nantinya sebagian besar pertandingan aka dimainkan di AS. Dari 80 pertandingan, 60 laga atau 75% digelar di Negeri Adidaya. Termasuk partai final yang rencananya dihelat di MetLife Stadium, New York.
Hasil kajian Boston Consulting Group (BCG) menyebutkan dampak ekonomi dari Piala Dunia 2026 akan lebih dari US$5 miliar (Rp 69,39 triliun). Masing-masing kota penyelenggara juga akan mendapat untung.
AS-Kanada-Meksiko mengajukan nama 16 kota yang akan menjadi tuan rumah. Sepuluh di antaranya ada di AS, tiga di Kanada, dan tiga di Meksiko.
Namun, bagaimana antusiasme masyarakat di sana terhadap sepakbola? Untuk meksiko mungkin tidak perlu dipertanyakan, tetapi bagaimana dengan AS dan Kanada?
Mengutip riset Nielsen, saat ini hanya ada 32% dari warga AS yang tertarik atau sangat tertarik sepakbola. Kebanyakan penggemar sepakbola adalah laki-laki (38% dari populasi).
Sementara dari sisi sebaran usia, terbanyak berasal dari generasi muda yaitu 16-24 tahun. Dari segi pendapatan, penyuka sepakbola di AS berasal dari golongan ekonomi mampu yaitu 40%.
Di Kanada, sepakbola pun berkembang meski popularitasnya masih di bawah hoki es. Laporan Canadian Soccer Association, pada akhir 2017 total ada 834.363 orang yang terlibat dalam sepakbola. Baik itu sebagai pemain, pelatih, sampai wasit. Naik 1,88% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun dibandingkan populasi Kanada yang 35,15 juta, angka tersebut hanya sekitar 2%.
Situasi yang kontras terjadi di Meksiko. Riset Nielsen mencatat, 73% dari populasi Meksiko adalah penggemar sepakbola. Sebanyak 81% populasi laki-laki menyukai sepakbola, sementara untuk perempuan adalah 66%.
Berdasarkan usia, mayoritas penggemar sepakbola di Negeri Sombrero adalah dewasa muda yaitu 25-34 tahun. Menurut kelompok penghasilan, mereka yang berpendapatan tinggi menjadi mayoritas yakni 84%.
AS dan Kanada masih punya waktu untuk terus mempopulerkan sepakbola. Jika sosialisasi dan promosi terus digenjot, maka jumlah penggemar the beautiful game bisa meningkat.
Greget Piala Dunia tentu lebih terasa ketika penggemar sepakbola di negara tuan rumah lebih banyak. The more is the merrier...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Punya Tim Seharga Anggaran Kementan, Mampukah Prancis Juara?
"AS, bersama dengan Meksiko dan Kanada, mendapatkan (tuan rumah) Piala Dunia. Selamat, hasil yang luar biasa atas kerja keras!" cuit Presiden AS Donald Trump di melalui akun Twitter @realDonaldTrump.
"Sepakbola tahu bahwa Kanada, AS, dan Meksiko selalu bersama," ujar Enrique Pena Nieto, Presiden Meksiko, dikutip dari Reuters.
Kalimat para pemimpin tersebut seolah mengesampingkan friksi yang terjadi di antara para tetangga itu, utamanya soal perdagangan. AS telah mengenakan bea masuk terhadap baja dan aluminium dari Kanada dan Meksiko, sebuah kebijakan yang memantik balas dendam dan membuat hubungan mereka agak tegang.
Namun mari sejenak kita lupakan perang dagang itu dan fokus ke sepakbola. Seberapa siap AS-Kanada-Meksiko untuk menggelar Piala Dunia?
Sepertinya tidak akan ada masalah. AS dan Meksiko sudah berpengalaman menjadi tuan rumah ajang empat tahunan ini. AS pada 1994 dan Meksiko pada 1970 dan 1986.
Kanada memang belum pernah menjadi tuan rumah, tetapi tentunya mereka punya modal besar. Soal infrastruktur, Kanada adalah salah satu yang terbaik di dunia. Dalam Global Competitiveness Index 2017-2018, infrastruktur Kanada menempati peringkat 16 dari 137 negara.
Negeri Daun Maple juga berpengalaman menggelar hajatan olahraga kelas dunia. Kanada pernah menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 1976, Olimpiade Musim Dingin 1988, dan Olimpiade Musim Dingin 2010.
Lagipula, nantinya sebagian besar pertandingan aka dimainkan di AS. Dari 80 pertandingan, 60 laga atau 75% digelar di Negeri Adidaya. Termasuk partai final yang rencananya dihelat di MetLife Stadium, New York.
Hasil kajian Boston Consulting Group (BCG) menyebutkan dampak ekonomi dari Piala Dunia 2026 akan lebih dari US$5 miliar (Rp 69,39 triliun). Masing-masing kota penyelenggara juga akan mendapat untung.
AS-Kanada-Meksiko mengajukan nama 16 kota yang akan menjadi tuan rumah. Sepuluh di antaranya ada di AS, tiga di Kanada, dan tiga di Meksiko.
Namun, bagaimana antusiasme masyarakat di sana terhadap sepakbola? Untuk meksiko mungkin tidak perlu dipertanyakan, tetapi bagaimana dengan AS dan Kanada?
Mengutip riset Nielsen, saat ini hanya ada 32% dari warga AS yang tertarik atau sangat tertarik sepakbola. Kebanyakan penggemar sepakbola adalah laki-laki (38% dari populasi).
Sementara dari sisi sebaran usia, terbanyak berasal dari generasi muda yaitu 16-24 tahun. Dari segi pendapatan, penyuka sepakbola di AS berasal dari golongan ekonomi mampu yaitu 40%.
Di Kanada, sepakbola pun berkembang meski popularitasnya masih di bawah hoki es. Laporan Canadian Soccer Association, pada akhir 2017 total ada 834.363 orang yang terlibat dalam sepakbola. Baik itu sebagai pemain, pelatih, sampai wasit. Naik 1,88% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun dibandingkan populasi Kanada yang 35,15 juta, angka tersebut hanya sekitar 2%.
Situasi yang kontras terjadi di Meksiko. Riset Nielsen mencatat, 73% dari populasi Meksiko adalah penggemar sepakbola. Sebanyak 81% populasi laki-laki menyukai sepakbola, sementara untuk perempuan adalah 66%.
Berdasarkan usia, mayoritas penggemar sepakbola di Negeri Sombrero adalah dewasa muda yaitu 25-34 tahun. Menurut kelompok penghasilan, mereka yang berpendapatan tinggi menjadi mayoritas yakni 84%.
AS dan Kanada masih punya waktu untuk terus mempopulerkan sepakbola. Jika sosialisasi dan promosi terus digenjot, maka jumlah penggemar the beautiful game bisa meningkat.
Greget Piala Dunia tentu lebih terasa ketika penggemar sepakbola di negara tuan rumah lebih banyak. The more is the merrier...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Punya Tim Seharga Anggaran Kementan, Mampukah Prancis Juara?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular