
Warga Vietnam Demo Besar-besaran Tolak Investor China
Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
14 June 2018 08:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Demonstrasi besar-besaran terjadi di Vietnam menentang kehadiran investor asal China di negeri itu.
Pada Minggu, 10 Juni 2018, para demonstran turun ke jalan-jalan di Ibu Kota Hanoi, lalu Ho Chi Minh City dan kota-kota di Vietnam lainnya. Sejumlah demonstran membawa spanduk anti-China dan menyanyikan slogan seperti "Tolak China" atau "China keluar".
Dikutip dari The Financial Times hari ini, Kamis (14/6/2018), pemerintah Vietnam berencana membuka tiga kawasan ekonomi khusus di bagian utara, tengah dan selatan dari Phu Quoc Island. Di kawasan itu, investor asing diberi insentif dan diperbolehkan menyewa lahan hingga jangka waktu 99 tahun.
Meskipun kebijakan tersebut tidak menyatakan untuk investor asal China, namun warga Vietnam yang menolak kebijakan itu mengklaim bahwa pemerintah akan memberikan perlakuan istimewa bagi investor China.
Sentiman anti-China memang terus meningkat di Vietnam, di antaranya juga karena adanya sengketa terkait Laut China Selatan.
"Sewa tanah hingga 99 tahun akan berdampak pada kedaulatan kita dan membuat kita jatuh ke China," kata Duong Dai Trieu Lam, seorang demonstran di Ho Chi Minh City kepada Financial Times.
"Orang kita bisa kehilangan sejarah 4.000 tahun dan kita [Vietnam] bisa menghilang dari peta," tambah dia.
Lam mengatakan demonstrasi diikuti oleh ribuan orang, di District One dan Distrik Tan District, di mana terletak bandara internasional.
Demonstran lainnya, Nguyen Manh Hien, mengatakan demonstrasi di District One diikuti oleh sekitar 2.000 orang.
"Ketika pemerintah Vietnam gagal bereaksi demi kepentingan negara dan warganya, maka orang Vietnam sendiri yang akan berdiri untuk mempertahankan negara," kata Nguyen.
Di samping protes anti-China, demonstrasi itu juga menyuarakan penolakan terhadap undang-undang keamanan cyber.
Undang-undang itu sendiri telah mendapat protes dari aktivis dan perusahaan teknologi asing.
(ray/ray) Next Article Didemo Warga, Vietnam Tunda Aturan yang Dinilai Pro China
Pada Minggu, 10 Juni 2018, para demonstran turun ke jalan-jalan di Ibu Kota Hanoi, lalu Ho Chi Minh City dan kota-kota di Vietnam lainnya. Sejumlah demonstran membawa spanduk anti-China dan menyanyikan slogan seperti "Tolak China" atau "China keluar".
Dikutip dari The Financial Times hari ini, Kamis (14/6/2018), pemerintah Vietnam berencana membuka tiga kawasan ekonomi khusus di bagian utara, tengah dan selatan dari Phu Quoc Island. Di kawasan itu, investor asing diberi insentif dan diperbolehkan menyewa lahan hingga jangka waktu 99 tahun.
Sentiman anti-China memang terus meningkat di Vietnam, di antaranya juga karena adanya sengketa terkait Laut China Selatan.
"Sewa tanah hingga 99 tahun akan berdampak pada kedaulatan kita dan membuat kita jatuh ke China," kata Duong Dai Trieu Lam, seorang demonstran di Ho Chi Minh City kepada Financial Times.
"Orang kita bisa kehilangan sejarah 4.000 tahun dan kita [Vietnam] bisa menghilang dari peta," tambah dia.
Lam mengatakan demonstrasi diikuti oleh ribuan orang, di District One dan Distrik Tan District, di mana terletak bandara internasional.
Demonstran lainnya, Nguyen Manh Hien, mengatakan demonstrasi di District One diikuti oleh sekitar 2.000 orang.
"Ketika pemerintah Vietnam gagal bereaksi demi kepentingan negara dan warganya, maka orang Vietnam sendiri yang akan berdiri untuk mempertahankan negara," kata Nguyen.
Di samping protes anti-China, demonstrasi itu juga menyuarakan penolakan terhadap undang-undang keamanan cyber.
Undang-undang itu sendiri telah mendapat protes dari aktivis dan perusahaan teknologi asing.
(ray/ray) Next Article Didemo Warga, Vietnam Tunda Aturan yang Dinilai Pro China
Most Popular