Terjun Bebas, Harga CPO Sentuh Titik Terendah Dalam 2 Tahun

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
12 June 2018 18:28
Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak pengiriman Agustus 2018 di bursa derivatif Malaysia ditutup melemah 1,44% di level MYR2.326/ton.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak pengiriman Agustus 2018 di bursa derivatif Malaysia ditutup melemah 1,44% di level MYR2.326/ton pada perdagangan hari ini. Dengan capaian tersebut, harga CPO menyentuh titik terendahnya sejak Juli 2016.

Harga komoditas agrikultur unggulan Indonesia dan Malaysia ini sudah terkoreksi selama 7 hari berturut-turut, dan pelemahan hari ini adalah yang terdalam pada rentang waktu tersebut. Permintaan minyak kelapa sawit yang lesu masih memberikan tekanan hebat bagi harga CPO.
Terjun Bebas, Harga CPO Sentuh Titik Terendah Dalam 2 TahunFoto: CNBC Indonesia/Raditya Hanung

Dalam sepekan terakhir, pelaku pasar memang cenderung berekspektasi bahwa permintaan komoditas minyak kelapa sawit akan menurun pesat pada bulan Juni 2018 mendatang. Pasalnya, ekspor minyak sawit yang seharusnya mendapat momentum penguatan menjelang Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, malah cenderung loyo.

Sebagai informasi, ekspor minyak kelapa sawit Malaysia tercatat turun 15,69% secara month-to-month (MtM) ke 1,29 juta ton pada bulan Mei 2018, mengutip data dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB), jauh lebih dalam dari penurunan bulan April sebesar 2,55%.

Di sisi lain, produksi minyak kelapa sawit justru diekspektasikan membaik pada beberapa bulan ke depan, sehingga cadangan pun diestimasikan akan meningkat.

Kekhawatiran pelaku pasar pun akan jatuhnya ekspor Negeri Jiran pada bulan ini lantas mulai menjadi kenyataan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Amspec Agri Malaysia, ekspor minyak kelapa sawit selama 1-10 Juni tercatat anjlok 20,1% MtM. Sementara, menurut SGS, pengiriman minyak kelapa sawit juga menurun 18,2% MtM.

Perkembangan inilah yang kemudian memaksa harga CPO terkoreksi cukup signifikan pada perdagangan hari ini. Adapun loyonya ekspor nampaknya masih terkait dengan kenaikan tarif impor CPO di India menjadi sebesar 44%. Sementara, untuk komoditas minyak sawit olahan malah dikenakan tarif yang lebih besar lagi, yakni 54%.

Pemerintah Negeri Bollywood memang dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan tarif impor untuk rival CPO di komoditas minyak sayuran, yakni kedelai, bunga matahari, dan minyak mustard.

Alasannya, untuk menjaga keseimbangan tarif impor ketiga komoditas tersebut dengan CPO. Namun, dampak sentimen ini nampaknya sangat minim seiring masih belum jelasnya kelanjutan dari rencana ini.



(hps) Next Article Ekspor Minyak Sawit RI ke China Digoyang Corona

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular