Internasional
ZTE Minta Maaf Setelah Bayar Denda Rp 19,4 T ke AS
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
08 June 2018 19:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Chairman ZTE Corp meminta maaf kepada staf dan pelanggannya pada hari Jumat (8/6/2018) setelah perusahaan teknologi China itu setuju untuk membayar denda US$1,4 miliar (sekitar Rp 19,4 triliun) kepada Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri sanksi yang telah melumpuhkan bisnis utamanya, termasuk ponsel cerdas (smartphone).
Larangan itu, yang dijatuhkan akibat pelanggaran embargo AS terhadap perdagangan dengan Iran, telah mencegah perusahaan pembuat peralatan telekomunikasi terbesar kedua di China itu untuk membeli komponen AS yang digunakan perusahaan untuk membuat ponsel dan perangkat lain.
Selain denda itu, ZTE setuju untuk merombak kepemimpinannya sebagai ganti pencabutan larangan itu. Dalam memo kepada staf, chairman Yin Yimin mengatakan ZTE akan berupaya kembali ke bisnis secepat mungkin, dan menghukum pihak-pihak yang bersalah atas pelanggaran yang terjadi, kata seorang sumber perusahaan.
"Masalah ini mencerminkan isu yang ada dengan budaya kepatuhan perusahaan kami dan di tingkat manajemen," tulis Yin, menurut sumber itu, menambahkan insiden itu disebabkan oleh kesalahan beberapa pemimpin dan karyawan ZTE, tulis Reuters.
Dia menambahkan bahwa larangan AS telah menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan yang telah dipaksa untuk membayar 'sesuatu yang berbahaya' sebagai gantinya.
ZTE tidak menanggapi permintaan berulang untuk komentar.
ZTE mengaku bersalah tahun lalu karena bersekongkol untuk menghindari embargo AS dengan membeli komponen AS, memasukkannya ke dalam peralatan ZTE, dan secara ilegal mengirimnya ke Iran, dan membayar denda hampir US$900 juta.
Sanksi terbaru yang diberikan pada bulan April adalah karena ZTE berbohong tentang mendisiplinkan beberapa eksekutif yang bertanggung jawab atas pelanggaran pertama.
Larangan terhadap ZTE menjadi fokus utama dalam pembicaraan perdagangan krisis antara Washington dan Beijing. Kesepakatan pencabutan sanksi itu terancam ketika Presiden AS Donald Trump mengancam tetap mengenakan tarif terhadap China meskipun negosiasi kemudian dilanjutkan untuk menghindari perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia.
Dilansir dari Reuters, kesepakatan itu mengharuskan ZTE mengubah susunan manajemennya dalam 30 hari, membayar denda US$1 miliar, dan memberikan tambahan US$400 juta ke dalam akun escrow. Kesepakatan itu juga termasuk larangan 10 tahun baru yang ditangguhkan kecuali ada pelanggaran di masa depan.
(prm) Next Article ZTE Dikabarkan Teken Kesepakatan Pendahuluan dengan AS
Larangan itu, yang dijatuhkan akibat pelanggaran embargo AS terhadap perdagangan dengan Iran, telah mencegah perusahaan pembuat peralatan telekomunikasi terbesar kedua di China itu untuk membeli komponen AS yang digunakan perusahaan untuk membuat ponsel dan perangkat lain.
Selain denda itu, ZTE setuju untuk merombak kepemimpinannya sebagai ganti pencabutan larangan itu. Dalam memo kepada staf, chairman Yin Yimin mengatakan ZTE akan berupaya kembali ke bisnis secepat mungkin, dan menghukum pihak-pihak yang bersalah atas pelanggaran yang terjadi, kata seorang sumber perusahaan.
Dia menambahkan bahwa larangan AS telah menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan yang telah dipaksa untuk membayar 'sesuatu yang berbahaya' sebagai gantinya.
ZTE tidak menanggapi permintaan berulang untuk komentar.
ZTE mengaku bersalah tahun lalu karena bersekongkol untuk menghindari embargo AS dengan membeli komponen AS, memasukkannya ke dalam peralatan ZTE, dan secara ilegal mengirimnya ke Iran, dan membayar denda hampir US$900 juta.
Sanksi terbaru yang diberikan pada bulan April adalah karena ZTE berbohong tentang mendisiplinkan beberapa eksekutif yang bertanggung jawab atas pelanggaran pertama.
Larangan terhadap ZTE menjadi fokus utama dalam pembicaraan perdagangan krisis antara Washington dan Beijing. Kesepakatan pencabutan sanksi itu terancam ketika Presiden AS Donald Trump mengancam tetap mengenakan tarif terhadap China meskipun negosiasi kemudian dilanjutkan untuk menghindari perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia.
Dilansir dari Reuters, kesepakatan itu mengharuskan ZTE mengubah susunan manajemennya dalam 30 hari, membayar denda US$1 miliar, dan memberikan tambahan US$400 juta ke dalam akun escrow. Kesepakatan itu juga termasuk larangan 10 tahun baru yang ditangguhkan kecuali ada pelanggaran di masa depan.
(prm) Next Article ZTE Dikabarkan Teken Kesepakatan Pendahuluan dengan AS
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular