Bos MRT: Tarif Untuk Penumpang Disarankan Rp 8.500

Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
06 June 2018 13:24
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan tarif MRT yang disarankan itu berdasarkan kajian konsultan.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia- Tarif kereta mass rapid transit (MRT) di Jakarta disarankan dijual Rp 8.500 untuk 10 kilometer pertama.

Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan nilai itu berdasarkan kajian yang sudah dilakukan oleh konsultan.

"Ini tarif yang dianjurkan oleh konsultan internasional, berdasar survei ke 10 ribu responden didapatkan angka willingness to pay (wtp) para penumpang di sekitar Rp 8.500," ujar Willy, sapaan akrab William, saat berkunjung ke Transmedia, Rabu (6/6/2018).



Willy memaparkan hitungan tersebut berlaku untuk jarak 10 kilometer pertama, selanjutnya tarif dikenakan berdasar progres perjalanan penumpang. Angka itu juga didapat berdasar hitungan jumlah penumpang yang bisa diangkut dengan MRT per hari, yakni sebanyak 130 ribu penumpang. "Tapi angka ini masih dalam tahap kajian di internal MRT, sebelum kami ajukan berikutnya ke pemerintah."

Dari hasil kajian, juga didapati bahwa tarif bukan satu-satunya faktor yang menentukan apakah orang mau naik MRT atau tidak. Calon penumpang, kata Willy, bersedia bayar dan naik MRT juga dengan syarat disertai dengan konektivitas transportasi yang memadai.

"Jadi bukan sekedar bayar, mereka mau naik juga kalau ada konektivitasnya. Di sini kami bicara sistem TOD yang bagus," jelasnya.

Hasil dari konsultan ini diakui belum final, karena kajian ini perlu dibahas bersama-sama dengan para pemangku kepentingan termasuk pemerintah. Selain itu masih terdapat hitungan lain yang belum selesai, yakni soal tarif komersial secara riil yang akan ditanggung oleh MRT.

Untuk menghitung tarif komersial ini, setidaknya ada 3 komponen yang harus diperhatikan. Yakni jumlah penumpang yang diangkut, aset yang dimiliki di mana semakin banyak yang diberikan maka semakin bengkak biaya komponennya, dan setelah itu biaya operasional seperti pemeliharaan dan lainnya. "Harapannya hitungan untuk tarif komersial ini Agustus bisa selesai," kata Willy.

Diperkirakan tarif komersial akan jauh lebih besar dibanding tarif yang disarankan untuk penumpang. Bisa jadi, sebut Willy, tarif mencapai Rp 20 ribu - Rp 25 ribu per penumpang. Jika begitu, maka sisanya akan disubsidi oleh pemerintah melalui APBD DKI Jakarta. "Tapi ini kan belum tahu, masih harus didiskusikan terlebih dulu."

Saat ini progres pembangunan MRT secara rata-rata sudah mencapai 94,19 persen. MRT ditargetkan mulai bisa beroperasi Maret mendatang.
(gus) Next Article MRT Jakarta Digratiskan, Pengusaha Sebut Kurang Mendidik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular