Internasional

Pejabat Starbucks Mundur, Digosipkan Akan Jadi Calon Presiden

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
05 June 2018 11:14
Executive Chairman Starbucks Howard Schultz akan efektif mundur dari jabatan manajemen Starbucks pada tanggal 26 Juni.
Foto: REUTERS/David Ryder/File photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Executive Chairman Starbucks Howard Schultz akan efektif mundur dari jabatan manajemen rantai kedai kopi global itu pada tanggal 26 Juni. Hal ini pun memicu berbagai spekulasi bahwa pejabat yang blak-blakan dan liberal itu akan mencalonkan diri sebagai presiden Amerika Serikat (AS).

Schultz, 64 tahun, selama sekitar empat dekade telah membangun Starbucks menjadi salah satu merek terkuat di dunia. Di bawah kepemimpinannya, rantai kedai kopi yang berbasis di Seattle, AS, itu berkembang dari 11 kedai menjadi 28.000 kedai di 77 negara.

Dia menjabat sebagai executive chairman Starbucks tahun lalu dan menyerahkan tugas sebagai chief executive kepada Kevin Johnson ketika pertumbuhan di AS yang merupakan pasar dominan Starbucks mendingin, tulis Reuters.

Tren mendingin itu belum mereda. Beberapa analis dan investor pun mulai menekan perusahaan untuk membuka gerai baru di AS. Padahal, Starbucks sudah membuka gerainya di lebih dari 14.000 lokasi di negara itu.

Beberapa investor mengartikan kabar yang muncul di hari Senin (4/6/2018) ini sebagai sebuah pertanda bahwa Schultz akhirnya masuk ke politik.

"Selama dua tahun, saya sudah menawarkan Schultz untuk mengincar nominasi kepresidenan [dari Partai] Demokrat tahun 2020 [...] Saya masih meyakini itu," kata Douglas Kass, pendiri hedge fund Seabreeze Partners Management Inc.

Selama beberapa tahun belakangan, Schultz berulang kali menampik memiliki ambisi politik. Namun, dia nampak lebih terbuka terhadap gagasan itu dalam sebuah wawancara dengan CNN pekan lalu.

Ketika ditanya secara spesifik tentang maju di kompetisi kepresidenan AS, Schultz mengatakan dalam artikel New York Times hari Senin yang dikutip Reuters, "Saya berniat memikirkan sejumlah pilihan, dan bisa termasuk pelayanan masyarakat. Namun, masih sangat jauh untuk membuat segala keputusan tentang masa depan."

Schultz menambahkan untuk beberapa waktu dia "merasa sangat prihatin terjadap negara kita, perpecahan yang semakin berkembang di dalam negeri dan posisi kita di dunia. Salah satu hal yang ingin saya lakukan selanjutnya adalah mencari tahu jika ada peran yang bisa saya mainkan. Saya masih belum yakin apa itu."


Starbucks menolak untuk memberi komentar dari Schultz ataupun eksekutif dan dewan direksi lainnya.

Sebagai executive chairman, Schultz mengawasi pembukaan gera-gerai kelas atas Reserve dan showroom Roastery yang besar sebagai bagian dari inisiatif Siren Retail yang baru.

"Dia mundur ketika [usahanya] baru lahir," kata Sara Senatore, analis di Bernstein.

"[Mundurnya Schultz] menyingkirkan kepemimpinan yang dianggap sebagai 'jaring pengaman' dan menciptakan ketidakpastian ketika Starbucks menghadapi sejumlah tantangan," kata Andrew Strelzik, analis di BMO Capital Markets.

Schultz, yang dikenal vokal mengenai isu-isu sosial, seperti pernikahan sesama jenis, sangat terlibat dalam mengarahkan perusahaan melalui program pelatihan anti-rasisme bulan lalu.

Upaya tersebut dilakukan setelah seorang manajer kafe Starbucks di Philadelphia menelepon polisi dan menyebabkan dua pria berkulit hitam yang sedang menunggu temannya ditahan. Kejadian itu pun memicu protes dan tuduhan rasisme di gerai itu.

Schultz sendiri akan mundur dari anggota dewan Starbucks dan akan disebut sebagai direktur emeritus, kata perusahaan.

Harga saham Starbucks ditutup naik 0,28% di posisi US$57,07 (Rp. 792.188) dalam perdagangan reguler di Nasdaq hari Senin, tetapi kemudian turun 1% menjadi $56,50.
(prm) Next Article Kinerja Memburuk, Starbucks Akan Tutup 150 Gerai

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular