Pengusaha Minta India Turunkan Bea Masuk CPO dari 44% ke 34%

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
30 May 2018 19:33
Ekspor CPO RI ke India turun karena naiknya bea masuk.
Foto: REUTERS/Samsul Said
Jakarta, CNBC Indonesia - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyambut baik pertemuan Presiden Jokowi dengan Perdana Menteri India Narendra Modi siang tadi.

Wakil Ketua Umum III Gapki bidang Perdagangan dan Keberlanjutan Togar Sitanggang berharap pemerintah India dapat mengkaji ulang kenaikan bea masuk terhadap komoditas sawit yang diberlakukan awal Maret lalu.

Togar berujar, kenaikan bea masuk minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dari 30% menjadi 44% dan minyak sawit olahan (refined palm oil) dari 40% menjadi 54% tidak diberlakukan pada impor minyak nabati lain seperti soybean dan sunflower oil.


"Ini kan kenaikan yang ketiga kali. Dalam kenaikan ini, hanya CPO dan turunannya yang naik, soybean dan sunflower tidak. Kenaikan yang pertama dan kedua dulu semuanya sama-sama naik, tapi yang ketiga kali ini hanya dikenakan pada CPO," ujar Togar di sela Buka Puasa Bersama Gapki di Hotel Shangri-La, Rabu (30/5/2018).

Menurutnya, kenaikan bea masuk yang terbaru telah mengakibatkan penurunan ekspor ke India dalam dua bulan terakhir.

"Karena tarif impor, mulai Maret ke April sudah terlihat. April terasa sekali, hampir 10% penurunannya. Kita prediksi Mei juga turun lagi," ungkapnya.

Togar mengharapkan ada besaran bea masuk yang sama antara CPO dengan produk minyak nabati lainnya.

"Kita ingin levelnya sama dengan soybean, kalau bisa sekitar 34% untuk crude [palm oil]," tambahnya.

Siang tadi, Perdana Menteri Modi mengatakan pemerintah India akan mengkaji ulang besaran tarif bea masuk CPO serta refined palm oil yang dinaikkan pada awal Maret lalu.
(ray/ray) Next Article India Pertimbangkan Penurunan Bea Masuk CPO dari RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular