
India Pertimbangkan Penurunan Bea Masuk CPO dari RI
Arys Aditya & Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
30 May 2018 13:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah India disebut akan mempertimbangkan untuk menurunkan bea masuk minyak kelapa sawit ke negara itu.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita usai mendampingi Presiden Joko Widodo menerima Perdana Menteri India Narendra Modi di Istana Merdeka, Rabu (30/5/2018).
"Disampaikan mengenai kenaikan bea sawit itu. Yang tiga kali dan yang akan di-consider-lah oleh India," kata Enggartiasto.
Pada awal tahun ini, India menaikkan bea masuk minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan minyak sawit olahan (refined palm oil) mulai 1 Maret 2018.
Dilansir dari Reuters, Bea masuk CPO naik dari 30% menjadi 44% dan minyak sawit olahan dari 40% menjadi 54%.
Presiden Jokowi sempat menyinggung soal kenaikan bea masuk tersebut ketika bertemu dengan PM Modi di KTT ASEAN-India, akhir Januari 2018.
Presiden membahas kenaikan tarif bea masuk yang cukup tinggi terhadap vegetables oil ke India dengan PM Modi. Kenaikan tarif kelapa sawit itu, tuturnya, akan berdampak terhadap ekspor minyak sawit mentah (CPO) Indonesia.
Untuk itu, Presiden Jokowi sangat mengharapkan pemerintah India dapat mempertimbangkan kembali kebijakan tarif terhadap vegetables oil.
"Jika ekspor sawit Indonesia berkurang, saya yakin akan berpengaruh juga pada pemenuhan kebutuhan pasar India yang semakin meningkat," kata Presiden.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan banyak kerja sama yang akan dilakukan antara Indonesia dengan India, yakni mulai dari bidang pertahanan, politik, ekonomi, sosial dan budaya.
"Pertemuan dengan Perdana Menteri India (Narendra Modi) ini artinya kan kerja sama, sekarang baru disusun dulu rinciannya seperti apa, bentuk kerja samanya bagaimana. Ini kerja sama yang luas sekali di semua aspek," tutur Darmin.
(ray/ray) Next Article Jokowi Bertemu dengan PM India Modi, Ini yang Dibahas
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita usai mendampingi Presiden Joko Widodo menerima Perdana Menteri India Narendra Modi di Istana Merdeka, Rabu (30/5/2018).
"Disampaikan mengenai kenaikan bea sawit itu. Yang tiga kali dan yang akan di-consider-lah oleh India," kata Enggartiasto.
Dilansir dari Reuters, Bea masuk CPO naik dari 30% menjadi 44% dan minyak sawit olahan dari 40% menjadi 54%.
Presiden Jokowi sempat menyinggung soal kenaikan bea masuk tersebut ketika bertemu dengan PM Modi di KTT ASEAN-India, akhir Januari 2018.
Presiden membahas kenaikan tarif bea masuk yang cukup tinggi terhadap vegetables oil ke India dengan PM Modi. Kenaikan tarif kelapa sawit itu, tuturnya, akan berdampak terhadap ekspor minyak sawit mentah (CPO) Indonesia.
Untuk itu, Presiden Jokowi sangat mengharapkan pemerintah India dapat mempertimbangkan kembali kebijakan tarif terhadap vegetables oil.
"Jika ekspor sawit Indonesia berkurang, saya yakin akan berpengaruh juga pada pemenuhan kebutuhan pasar India yang semakin meningkat," kata Presiden.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan banyak kerja sama yang akan dilakukan antara Indonesia dengan India, yakni mulai dari bidang pertahanan, politik, ekonomi, sosial dan budaya.
"Pertemuan dengan Perdana Menteri India (Narendra Modi) ini artinya kan kerja sama, sekarang baru disusun dulu rinciannya seperti apa, bentuk kerja samanya bagaimana. Ini kerja sama yang luas sekali di semua aspek," tutur Darmin.
(ray/ray) Next Article Jokowi Bertemu dengan PM India Modi, Ini yang Dibahas
Most Popular