Internasional
Urus Pertemuan Trump-Kim Jong Un, Pejabat AS Kunjungi Korut
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
28 May 2018 07:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Para pejabat Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara bertemu di daerah perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan hari Minggu (27/5/2018) untuk mempersiapkan pertemuan tingkat tinggi antara Washington dan Pyongyang yang sempat dibatalkan oleh Presiden AS Donald Trump.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, juga telah menyatakan komitmennya untuk bertemu dengan Trump, CNBC International melaporkan dan dikutip Senin (28/5/2018).
Kedua negara melanjutkan pembahasan rencana pertemuan bersejarah tersebut setelah Trump membatalkannya hari Kamis hanya untuk kemudian mempertimbangkannya kembali hari Jumat. Pertemuan membahas denuklirisasi Korea Utara yang awalnya akan diadakan di Singapura tanggal 12 Juni itu akan menjadi yang pertama bagi kedua pemimpin tersebut.
"Tim Amerika Serikat kami telah tiba di Korea Utara untuk mengatur Pertemuan antara Kim Jong Un dan saya sendiri. Saya benar-benar yakin Korea Utara memiliki potensi yang besar dan akan menjadi perekonomian dan negara keuangan besar suatu hari nanti. Kim Jong Un sepakat dengan saya soal ini. Ini akan terjadi!" cuit Trump di akun media sosial Twitter.
"Delegasi AS sedang melakukan pembicaraan dengan pejabat-pejabat Korea Utara di Panmunjom," kata juru bicara pemerintah AS Heather Nauert. Panmunjom adalah sebuah desa zona demiliterisasi yang berada di perbatasan Korea Utara dan Selatan.
"Kami terus mempersiapkan pertemuan antara Presiden dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un," tambahnya dalam sebuah pernyataan.
Sebagai tambahan, juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan sebuah tim telah berangkat ke Singapura hari Minggu pagi untuk mempersiapkan logistik pertemuan yang direncanakan itu.
Hari Minggu, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan ia dan Kim telah sepakat bahwa pertemuan Korea Utara dan AS harus dilakukan. Kesepakatan itu dicapai dalam pertemuan dadakan antara Kim dan Moon hari Sabtu.
Kim juga menegaskan kembali komitmennya untuk melakukan denuklirisasi penuh di Semenanjung Korea dan berkomitmen bertemu dengan Trump, kata Moon.
"Pemimpin Kim dan saya telah sepakat pertemuan tanggal 12 Juni harus berjalan sukses dan bahwa tujuan kami agar Semenanjung Korea didenuklirisasi dan perdamaian tanpa jangka waktu tidak ditunda-tunda lagi," ujar Moon.
Pertemuan akhir pekan lalu itu menjadi salah satu perubahan dramatis yang terjadi setelah seminggu penuh gejolak diplomatik yang terjadi terkait rencana pertemuan kedua negara itu.
(prm) Next Article Korea Utara Masih Kooperatif Meski Trump Batalkan Pertemuan
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, juga telah menyatakan komitmennya untuk bertemu dengan Trump, CNBC International melaporkan dan dikutip Senin (28/5/2018).
Kedua negara melanjutkan pembahasan rencana pertemuan bersejarah tersebut setelah Trump membatalkannya hari Kamis hanya untuk kemudian mempertimbangkannya kembali hari Jumat. Pertemuan membahas denuklirisasi Korea Utara yang awalnya akan diadakan di Singapura tanggal 12 Juni itu akan menjadi yang pertama bagi kedua pemimpin tersebut.
![]() |
"Kami terus mempersiapkan pertemuan antara Presiden dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un," tambahnya dalam sebuah pernyataan.
Sebagai tambahan, juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan sebuah tim telah berangkat ke Singapura hari Minggu pagi untuk mempersiapkan logistik pertemuan yang direncanakan itu.
Hari Minggu, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan ia dan Kim telah sepakat bahwa pertemuan Korea Utara dan AS harus dilakukan. Kesepakatan itu dicapai dalam pertemuan dadakan antara Kim dan Moon hari Sabtu.
Kim juga menegaskan kembali komitmennya untuk melakukan denuklirisasi penuh di Semenanjung Korea dan berkomitmen bertemu dengan Trump, kata Moon.
"Pemimpin Kim dan saya telah sepakat pertemuan tanggal 12 Juni harus berjalan sukses dan bahwa tujuan kami agar Semenanjung Korea didenuklirisasi dan perdamaian tanpa jangka waktu tidak ditunda-tunda lagi," ujar Moon.
Pertemuan akhir pekan lalu itu menjadi salah satu perubahan dramatis yang terjadi setelah seminggu penuh gejolak diplomatik yang terjadi terkait rencana pertemuan kedua negara itu.
(prm) Next Article Korea Utara Masih Kooperatif Meski Trump Batalkan Pertemuan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular