Selama Trump Jabat Presiden, Pasar Keuangan Terus Bergejolak
Houtmand P Saragih & Monica Wareza, CNBC Indonesia
27 May 2018 12:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Gejolak di bursa saham domestik berpotensi terus terjadi selama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjabat. Sikap Trump yang sering membuat kebijakan dan pernyataan yang kontroversial akan menjadi pemicu utama volatilitas pasar saham, valuta asing dan obligasi di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir mengatakan, Trump untuk saat ini merupakan sumber utama volatilitas di pasar keuangan global saat ini. Untuk itu, pelaku pasar disarankan tidak terlalu berlebihan menyikapi secara negatif penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), nilai tukar rupiah dan kenaikan yield obligasi pemerintah.
"Volatilitas akan tetap ada, itu bukan sesuatu yang negatif, tetapi itulah realitas yang harus kita terima sekarang. Pelaku pasar sudah harus bisa menyesuaikan diri dengan volatilitas pasar yang akan terus berlanjut." kata Silvano Jumat.
Dia menyebutkan bahwa volatilitas akibabt Trump ini masih akan terus berlajut sehingga pelaku pasar diharapkan sudah bisa menyesuaikan kondisi tersebut. "Jadi selama Trump jadi presiden, volatility is here to stay," kata dia.
Semester II
Selanjutnya, Silvano memprediksi volatilitas yang kemungkinan masih akan terjadi di paruh kedua tahun ini akan lebih mereda. Karena faktor lainnya yang menyebabkan volatilitas, yakni pilkada serentak pada Juni sudah berlalu.
Faktor lainnya yakni kenaikan suku bunga The Fed yang kemungkinan terjadi pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan depan sudah diekspektasi oleh pasar sehingga tak akan berdampak negatif pada pasar.
"Lalu pada Juli-Agustus untuk corporate action untuk penerbitan global bond agak sedikit quite, jadi untuk global bonds atau IPO yang besar-besar, mungkin agak sedikit quite di bulan Juli-Agustus," kata dia.
Dia mengharapkan dengan adanya faktor-faktor ini maka pasar akan lebih baik jika dibanding dengan periode enam bulan sebelumnya.
(hps) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir mengatakan, Trump untuk saat ini merupakan sumber utama volatilitas di pasar keuangan global saat ini. Untuk itu, pelaku pasar disarankan tidak terlalu berlebihan menyikapi secara negatif penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), nilai tukar rupiah dan kenaikan yield obligasi pemerintah.
"Volatilitas akan tetap ada, itu bukan sesuatu yang negatif, tetapi itulah realitas yang harus kita terima sekarang. Pelaku pasar sudah harus bisa menyesuaikan diri dengan volatilitas pasar yang akan terus berlanjut." kata Silvano Jumat.
Dia menyebutkan bahwa volatilitas akibabt Trump ini masih akan terus berlajut sehingga pelaku pasar diharapkan sudah bisa menyesuaikan kondisi tersebut. "Jadi selama Trump jadi presiden, volatility is here to stay," kata dia.
Semester II
Selanjutnya, Silvano memprediksi volatilitas yang kemungkinan masih akan terjadi di paruh kedua tahun ini akan lebih mereda. Karena faktor lainnya yang menyebabkan volatilitas, yakni pilkada serentak pada Juni sudah berlalu.
Faktor lainnya yakni kenaikan suku bunga The Fed yang kemungkinan terjadi pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan depan sudah diekspektasi oleh pasar sehingga tak akan berdampak negatif pada pasar.
"Lalu pada Juli-Agustus untuk corporate action untuk penerbitan global bond agak sedikit quite, jadi untuk global bonds atau IPO yang besar-besar, mungkin agak sedikit quite di bulan Juli-Agustus," kata dia.
Dia mengharapkan dengan adanya faktor-faktor ini maka pasar akan lebih baik jika dibanding dengan periode enam bulan sebelumnya.
(hps) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular