Sepekan Cerah IHSG, Semoga Cuan!

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
26 May 2018 15:32
Pergerakan Indeks Saham Harga Gabungan (IHSG) selama sepekan ini cukup menggembirakan.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan Indeks Saham Harga Gabungan (IHSG) selama sepekan ini cukup menggembirakan dengan mencatat kenaikan hingga 3,3%. Kenaikan tersebut didorong oleh kehadiran sentimen positif yang hadir baik dari global maupun domestik.

Di saat IHSG sedang menanjak, justru indeks saham di kawasan Asia lain berguguran. Bahkan Indeks Nikkei 225 di Jepang turun hingga 2,09%. Kinerja positif yang ditunjukkan IHSG menjadi sinyal positif bahwa pasar keuangan Indonesia mampu kembali menarik investor untuk berinvestasi sehingga mendorong adanya kenaikan dan kembali mendekati level 6.000.

Dari sisi global, faktor yang mendukung kenaikan IHSG diantaranya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang mulai menurun serta kemungkinan The Federal Reserve/The Fed tidak agresif dalam menaikkan suku bunga acuannya pada tahun ini.

Sepekan Cerah IHSG, Semoga Cuan!Foto: Riset CNBC Indonesia


Menurunnya tensi perang dagang antara AS dan China tercermin dari hasil negosiasi yang disepakati. Dalam pernyataan bersama, China menyatakan bahwa mereka akan secara signifikan meningkatkan pembelian barang dan jasa dari AS. Hal ini dipercayai akan mendorong laju perekonomian dan penciptaan lapangan kerja di Negeri Paman Sam.

Terlebih, Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin menyebut bahwa perang dagang dengan China kini sedang ditangguhkan. Kedua negara disebutnya telah setuju untuk tidak menerapkan ancaman pengenaan bea masuk sementara keduanya membicarakan kesepakatan perdagangan yang lebih luas.

Ketenangan yang sempat tercipta sedikit terganggu dengan komentar Presiden AS, Donald Trump terkait responnya terhadap negosiasi perdagangan tersebut. Trump yang menyatakan kurang puas dengan perkembangan negosiasi tersebut. "Tidak, tidak terlalu," ujar Trump menjawab pertanyaan wartawan mengenai apakah dirinya puas terhadap perkembangan negosiasi perdagangan dengan Beijing.

Namun eks pembawa acara reality show The Apprentice itu menambahkan bahwa pembicaraan dengan China baru tahap awal sehingga masih ada peluang perbaikan ke depan. Seketika ketegangan tersebut kembali mereda sehingga investor dapat kembali tenang.

Di sisi lain, laju penguatan IHSG juga didorong oleh rilis meeting The Fed pada kamis lalu. Hasil meeting memperlihatkan para pejabat bank sentral AS menilai belum ada potensi overheating dalam perekonomian. Masih belum ada cukup bukti bahwa pasar tenaga kerja sudah pulih sepenuhnya sehingga bisa menimbulkan tekanan inflasi.

Kondisi ini membuat pasar memperkirakan The Fed tidak akan agresif dalam menaikkan suku bunga acuannya di tahun 2018. Belum adanya kejelasan, membuat investor tidak terlalu memburu dolar AS dan kembali beralih ke instrument investasi seperti saham sehingga IHSG pun menerima berkah.

Faktor Domestik Ikut Mendorong IHSG

Dari domestik, euforia dilantiknya Gubernur Bank Indonesia yang baru rupanya membawa dampak baik bagi pasar keuangan termasuk IHSG. Respon positif ditunjukkan oleh investor asing dengan melakukan aksi beli sehingga mampu menutupi aksi jual yang dilakukan pada awal pekan. Secara akumulasi, aksi beli investor asing dalam sepekan mencapai Rp 865,99 miliar.

Derasnya aliran modal asing yang masuk ke pasar saham semakin mendorong laju IHSG yang sempat menembus angka 6.000 pada Jum'at lalu. Kondisi ini tidak lepas dari optimisme pasar terhadap Gubernur BI yang baru seiring dengan program-program yang akan dilakukannya. Jargon pro growth dan pro stability seakan menjadi rayuan yang mampu menarik investor asing untuk kembali memberi aset-aset beresiko berbasis rupiah.

Di sisi lain, pasca IHSG sempat turun mendekati level 5.700, harga saham seketika pun menjadi murah. Penurunan harga ini juga disinyalir menjadi daya tarik lain bagi investor karena menjadi peluang mereka untuk mendapatkan gain yang lebih besar ketika harga saham sedang turun. Ketika turun, besar kemungkinan permintaan akan naik sehingga mendorong harganya kembali naik dan seketika memberikan profit yang menggiurkan.

Saham-saham bank serta industri masih menjadi daya tarik yang cukup tinggi bagi investor. Tercatat, saham-saham perusahaan seperti Astra, Indah kiat, BRI, BNI hingga PGN mencatat kenaikan harga hingga melebihi 5%. Tingginya permintaan membuat harga saham-saham tersebut bergerak naik sehingga mendorong investor bisa membeli lebih banyak dengan ekspetasi harga akan terus naik terutama didorong oleh kondisi sentimen negatif dari global yang masih minim.

Dengan kombinasi faktor global dan domestik membuat IHSG menjadi indeks saham terbaik di Asia selama sepekan ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(dru) Next Article Begini Pola IHSG Jelang Hari Raya Lebaran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular